Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Mengajarkan Anak Sesuai Usia soal Bahaya Penculikan Menurut Psikolog

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Rabu, 19 Nov 2025 16:10 WIB

Cara Mengajarkan Anak Sesuai Usia soal Bahaya Penculikan Menurut Psikolog
Ilustrasi Cara Mengajarkan Anak Sesuai Usia soal Bahaya Penculikan Menurut Psikolog/Foto: Getty Images/szefei
Daftar Isi
Jakarta -

Di tengah maraknya kasus penculikan, wajar saja bila orang tua merasa khawatir terhadap keselamatan anaknya. Melihat permasalahan ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengajarkan anak soal bahaya penculikan sesuai usianya.

Psikolog Pendidikan dari St. Ursula Jakarta, Madeline Jessica, M.Psi., Psikolog, membagikan tips untuk orang tua terkait bagaimana menyampaikan informasi tentang bahaya penculikan pada anak.

Pendekatan ini pastinya disesuaikan dengan tahap perkembangan mereka supaya lebih mudah untuk dipahami. Menurut Madeline, setiap tahap usia memiliki kapasitas kognitif dan emosional yang berbeda, Bunda.

"Setiap tahap usia punya kapasitas kognitif dan emosional berbeda, jadi pendekatannya perlu disesuaikan," katanya.

Lantas, bagaimana cara mengajarkan anak terkait bahaya penculikan sesuai dengan usianya?

Cara mengajarkan anak sesuai usia soal bahaya penculikan menurut psikolog

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan anak tentang bahaya penculikan. Simak penjelasan selengkapnya menurut psikolog Madeline:

1. Usia 3-5 tahun (Pra-sekolah)

Pada usia 3-5 tahun, anak mulai memahami konsep "aman" dan "tidak aman". Di tahap ini, Bunda bisa mengajarkan konsep sederhana supaya mereka mulai mengenal batasan keselamatan diri.

"Anak mulai memahami konsep "aman" versus "tidak aman, sehingga Bunda dan Ayah bisa mengajarkan konsep sederhana," katanya.

Lalu, bagaimana kalimat yang bisa diucapkan? Nah, Bunda bisa mulai dengan kalimat sederhana seperti, "tubuhmu milikmu". Misalnya saja, anak hanya boleh mengikuti orang yang Ayah atau Bunda sebutkan dan kalau takut, mereka boleh teriak atau mencari orang dewasa yang bisa dipercaya.

Lebih lanjut, psikolog Madeline menyarankan agar Bunda mengajarkan anak lewat cerita, boneka, atau buku bergambar supaya pesannya lebih mudah dipahami oleh Si Kecil.

"Gunakan cerita, boneka, atau buku bergambar agar pesan lebih mudah dipahami tanpa menakuti," ujarnya.

Pendekatan seperti inilah yang nantinya bisa membuat anak lebih mudah mengerti tanpa merasa takut berlebihan, Bunda.

2. Usia 6-9 tahun (Awal SD)

Di usia 6-9 tahun, anak mulai mengerti hubungan sebab-akibat dan bisa memahami konsekuensi, Bunda. Pada tahap ini, Bunda bisa memanfaatkan momen ini untuk mengajarkan strategi keselamatan yang lebih nyata.

"Anak sudah bisa memahami sebab-akibat dan konsekuensi sederhana. Ayah dan bunda bisa mengajarkan strategi lebih konkret," ucap psikolog Madeline.

Lebih dari itu, Bunda bisa mengingatkan anak supaya tidak pergi sendirian ke tempat yang sepi. Kalau ada orang yang meminta tolong, mereka bisa mengatakan, "saya panggilkan orang dewasa ya".

Tak hanya itu saja, Bunda sudah mulai bisa mengajarkan anak tentang bela diri dasar, lho. Sebagai orang tua, Bunda juga dapat melatih mereka untuk berani bersikap tegas saat menghadapi situasi yang mencurigakan.

"Mulai bisa diajarkan bela diri dasar dan latihan asertif," kata Madeline.

3. Usia 10 tahun ke atas

Anak usia 10 tahun ke atas sudah mulai mampu menilai risikonya dengan lebih baik. Dalam tahap ini, orang tua bisa berdiskusi secara terbuka mengenai topik penculikan, termasuk soal manipulasi dan grooming (perilaku orang dewasa yang berpotensi membahayakan anak).

"Sudah bisa berpikir abstrak dan menilai risiko. Sehingga Ayah dan Bunda bisa mendiskusikan topik penculikan seperti manipulasi, dan grooming secara lebih terbuka," tutur psikolog Madeline.

Bunda bisa mengajukan pertanyaan yang sederhana supaya anak bisa mulai berpikir kritis. Contohnya saja tentang mengapa mereka harus perlu berhati-hati.

"Misalnya dengan pertanyaan mengapa mereka harus berhati-hati," ujarnya.

Melalui cara ini, nantinya anak akan belajar mengenali situasi yang berisiko dan mampu mengambil keputusannya secara mandiri.

Itulah cara mengajarkan anak sesuai usia tentang bahaya penculikan menurut penjelasan psikolog.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda