Jakarta -
Ibu mana sih yang nggak sedih dan kesal pas tahu vaksin yang didapat si kecil ternyata palsu? Nah, ini dia yang sempat dialami istri Hanung Bramantyo,
Zaskia Adya Mecca. Ya, siapa sih yang nggak sedih, Bun. Niat hati ingin melindungi si kecil tapi ternyata malah dapat vaksin palsu.
Dalam Instagram Story-nya, Zaskia Mecca menceritakan pengalamannya ketika anak ketiganya dengan Hanung Bramantyo, Bhai Kaba Bramantyo yang berumur 2 tahun ternyata dapat vaksin palsu. Zaskia bilang setelah cek ke dokter, nggak tahunya si kecil Kaba mendapat vaksin palsu, Bun, sampai akhirnya dia harus vaksin ulang.
"Jahat kamu yang buat vaksin palsu. Target kamu anak-anak tau," tulis Zaskia Mecca dilengkapi dengan emoticon menangis tersedu-sedu. Bisa kebayang ya, Bun, gimana sedihnya Zaskia karena saat mendapat vaksin palsu si kecil perlu divaksin ulang. Duh, ngelihat anak nangis pas divaksin aja kita nggak tega ya. Hiks.
Di fotonya yang lain, Zaskia memposting buku catatan tumbuh kembang Kaba yang dilengkapi dengan label vaksin. Kata Zaskia, banyak nih yang bertanya dicurigai vaksin palsunya dari mana. "Warna label vaksin beda. Satu tua, satu muda. Yang asli yang lebih muda," tulis
Zaskia Mecca.
 Foto: instagram/ @zaskiadyamecca |
Berangkat dari pengalamannya, Zaskia mengimbau para bunda untuk mengecek lagi buku catatan tumbuh kembang anak guna mengecek persamaan label vaksin yang dipakai. Jangan lupa juga pastikan ke dokternya ya, Bun, demikian disampaikan Zaskia.
Terkait vaksin palsu, dalam situs resminya Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau agar masyarakat melakukan imunisasi di fasilitas kesehatan resmi. IDAI juga menekankan agar seluruh anggota IDAI melakukan pengadaan vaksin melalui distributor resmi atau Dinas Kesehatan setempat dan agar tidak tergiur dengan harga vaksin yang lebih murah dari harga yang dikeluarkan distributor resmi.
Nah, buat masyarakat maupun anggota IDAI yang menemukan atau mencurigai adanya peredaran vaksin palsu, diharap untuk segera melapor ke Dinas Kesehatan setempat atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sementara itu, Dr dr Toto Wisnu Hendrarto, SpA(K) mengatakan untuk memastikan keaslian vaksin yang digunakan di suatu RS atau Klinik, pimpinan RS atau klinik memiliki kewajiban memberikan deklarasi keaslian vaksin yang digunakan.
"Keaslian vaksin dijamin apabila pengadaannya bersumber dari distributor resmi yang terdaftar di BPOM. Untuk vaksin selanjutnya menjadi tidak bermasalah sepanjang prosedur pengadaannya menurut standar yang diberlakukan oleh BPOM," kata dr Toto.
 Foto: instagram/ @zaskiadyamecca |
Kalau anak mendapat vaksin palsu memang dianjurkan untuk vaksin ulang menggunakan vaksin yang sama. Nah, di bulan Juni 2016 lalu, Indonesia dihebohkan dengan peredaran vaksin palsu. Dalam akun Twitter-nya, Kementerian Kesehatan RI menyebutkan dikabarkan isi palsu itu campuran antara cairan infus dan gentacimin (obat antibiotik) dan setiap imunisasi dosisnya 0,5 cc. Dilihat dari isi dan jumlah dosisnya, vaksin palsu ini dampaknya relatif tidak membahayakan.
"Karena vaksin palsu dibuat dengan cara yang tidak baik, maka kemungkinan timbulkan infeksi. Gejala infeksi ini bisa dilihat tidak lama setelah diimunisasikan. Jadi kalau sudah sekian lama tidak mengalami gejala infeksi setelah imunisasi bisa dipastikan aman. Bisa jadi anak Anda bukan diimunisasi dengan vaksin palsu, tetapi memang dengan vaksin asli," tulis Kemenkes.
(rdn)