Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bukan Gentle Parenting, Ini Pola Asuh Terbaik untuk Prestasi Anak Menurut Studi

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Jumat, 15 Aug 2025 14:37 WIB

Bukan ‘Gentle Parenting’, Ini Pola Asuh Terbaik untuk Prestasi Anak Menurut Studi
Ilustrasi/Foto: Getty Images/ Edwin Tan
Jakarta -

Banyak orang tua yang ingin tahu, pola asuh seperti apa yang bisa membuat anak tumbuh menjadi pribadi berprestasi. Ternyata, jawabannya tidak selalu sesederhana memberikan jadwal belajar yang padat ya, Bunda.

Faktanya, pola asuh memiliki pengaruh besar pada pembentukan karakter dan prestasi akademis Si Kecil. Namun, sering kali orang tua terjebak pada tren pengasuhan populer tanpa mempertimbangkan dampaknya dalam jangka panjang.

Dilansir dari New York Post, penelitian asal Inggris menemukan, kesuksesan anak turut dipengaruhi oleh cara orang tua membangun hubungan emosional dengannya. Studi ini melibatkan ribuan anak sejak usia dini untuk menilai dampak pola asuh pada perkembangan mereka.

Menariknya, para peneliti menemukan satu pola asuh yang secara konsisten mampu meningkatkan prestasi anak di sekolah. Gaya pengasuhan ini terbukti secara ilmiah mampu membentuk anak yang cerdas, percaya diri, dan mandiri.

Keseimbangan pola asuh lembut dan tegas untuk Si Kecil

Pengasuhan otoritatif muncul sebagai gabungan ideal antara kelembutan dan ketegasan, Bunda. Pola asuh ini menekankan aturan yang jelas, tetapi tetap memberi ruang untuk kehangatan emosional anak.

Bunda mungkin familiar dengan gentle parenting yang fokus pada regulasi emosi dan batas sehat. Namun, Study of Early Education and Development (SEED) mengungkap bahwa terkadang kata "tidak" dan aturan sederhana justru menjadi kunci keberhasilan Si Kecil.

Metode ini menuntut orang tua untuk tegas sekaligus responsif terhadap kebutuhan anak. Hal ini menciptakan lingkungan yang aman sekaligus mendorong kemandirian.

Keberhasilan pengasuhan otoritatif juga sangat bergantung pada kemampuan orang tua mengatur emosinya. Ketika Bunda mampu tenang, Si Kecil pun lebih mudah belajar mengelola emosinya sendiri.

Dikutip dari New York Post, penelitian menemukan, anak yang menghabiskan setidaknya 10 jam per minggu di pusat penitipan anak formal memiliki peluang lebih besar unggul di akademik. Hal ini berlaku pada kemampuan membaca, menulis, dan matematika.

Lingkungan kelompok membantu Si Kecil belajar bersosialisasi sejak dini. Selain itu, interaksi dengan teman sebaya memberi stimulasi kognitif yang bermanfaat.

Pola asuh otoritatif yang diterapkan di rumah akan semakin optimal bila didukung stimulasi pendidikan di luar. Kombinasi keduanya menciptakan perkembangan yang seimbang antara kecerdasan akademik dan sosialnya.

Bunda sebaiknya hindari jebakan ego parenting, ini menurut studi

Dikutip dari SEED di Inggris dalam laman New York Post, hasil penelitian ini juga menyoroti bahaya ego parenting. Istilah ini merupakan pola perilaku orang tua yang terlalu mengaitkan prestasi anak dengan kebanggaan pribadinya.

Mengaitkan nilai diri Si Kecil hanya pada prestasi akademik atau keterampilan tertentu dapat merusak kepercayaan dirinya, Bunda. Para ahli pun menilai, hal ini bisa menciptakan tekanan berlebih pada anak.

Selain itu, dalam laman New York Post, penelitian mencatat faktor risiko seperti tekanan psikologis orang tua dan rumah yang tidak teratur. Hasilnya, hubungan yang terlalu mengikat dengan anak justru menghambat keberhasilan sosial dan emosionalnya.

Nah, Bunda, jadi bisa disimpulkan, bahwa kesuksesan anak tidak hanya bergantung pada prestasi akademiknya, tetapi juga hubungan emosional yang sehat dengan orang tua. Orang tua pun juga perlu menghindari ego parenting agar perkembangan anak lebih optimal.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda