Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Beri Tahu Anak Saat Orang Tuanya Kena Penyakit Serius

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Jumat, 02 Feb 2018 19:00 WIB

Saat didiagnosis penyakit serius seperti kanker, kadang orang tua bingung gimana cara menyampaikan kondisinya ke anak.
Cara Beri Tahu Anak Saat Orang Tuanya Kena Penyakit Serius/ Foto: thinkstock
Jakarta - Didiagnosis kanker terlebih ketika sudah punya anak bukanlah hal yang mudah. Apalagi untuk menjelaskan ke anak perihal kondisi yang dialami ya, Bun. Anak memang perlu tahu kondisi ayah atau bundanya yang lagi sakit, tapi bingung juga gimana ya menyampaikan ke mereka. Hmm...

Jangan khawatir, Bun. Kita bisa tetap ngasih tahu ke anak soal sakit yang dialami kok. Kata psikolog anak dari Tiga Generasi Melissa Marcelina, pertama kita perlu perhatikan kondisi anak dan karakternya. Lalu, perhatikan kontennya. Wanita yang akrab disapa Lina ini mengingatkan baiknya konten disampaikan singkat dan nggak bertele-tele juga sesuai pemahaman anak. Atau dengan kata lain, konten yang disampaikan singkat dan mudah dipahami. Kita juga perlu lihat anak ini pahamnya cepat nggak sih.

Lalu, ada komponen lain yang bisa kita sampaikan.

1. Prolog
Ini berupa cerita singkat diagnosisnya kayak apa. Misal salah satu orang tua atau anggota keluarga lain kena kanker, kita bisa kasih tahu ke anak bagian tubuh yang kena kanker yang mana dan dampaknya untuk bagian tubuh ini apa.

"Contohnya kanker payudara. Jelasin aja di dada bunda lagi sakit, efeknya mungkin bagian itu akan diangkat tapi ada tujuannya supaya mama sembuh bagian bagian itu udah kayak kayu yang keropos. Kalau kayunya nggak dipotong rayapnya akan ke mana-mana," kata Lina waktu ngobrol sama HaiBunda.

Dengan begitu, anak tahu efeknya apa terutama efek yang terlihat terutama fisik. Kita juga bisa cerita kalau menjalani kemoterapi mungkin bunda akan kurusan, rambut rontok dan kelihatan lebih capek. Lina bilang pakai bahasa yang gampang dipahami anak supaya dia nggak kaget pas ada perubahan fisik orang tuanya.



2. Tanya Apa yang Anak Tahu

Setelah prolog, kemudian tanya apa sih yang anak ketahui soal kanker. Bukan nggak mungkin isu soal kanker ini anak sudah tahu apalagi saat anak sudah masuk masa praremaja. Pendapat anak bisa kita jadikan bahan pertimbangan untuk menjelaskan ke anak inti ceritanya.

3. Sampaikan Inti Cerita

"Ini adalah hal yang ingin disampaikan, terkait perubahan yang terjadi dan gimana penanganan selanjutnya. Apa aja yang akan terjadi supaya anak bisa beradaptasi. Nggak mudah tapi nanti kalau dia tahu minimal anak punya knowledge ini memang susah tapi dia akan mencobanya," kata Lina.

4. Konklusi dan Bersikap Optimistis

Kita bilang memang keadaannya kayak gini ke anak, Bun. Tapi, ayah dan bundanya tetap mengusahakan yang terbaik kok, tetap berdoa dan berharap ini akan sembuh walaupun bisa aja ada kemungkinan lainnya. Tekankan ke anak kalau dukungannya penting banget nih sehingga anak juga merasa punya andil.

Cara Beri Tahu Anak Saat Orang Tuanya Kena Penyakit Serius/ Foto: thinkstock


Yang Perlu Diperhatikan Saat Ajak Anak Bicara Soal Penyakit Serius Orang Tuanya

Lina mengatakan cara memberi tahu disesuaikan dengan usia anak. Kalau masih balita atau awal-awal sekolah bisa pakai beberapa cara kayak story telling dan mendongeng. Jadi ada tokoh tertentu yang memerankan orang yang sakit. Pakai mainan juga boleh kok. Selain story telling, bisa juga dengan role play atau nonton film yang udah dibolehkan buat usia anak.

"Pilih film yang akhirnya happy ending. Kan kita nggak tahu apa yang terjadi tapi kita berusaha tetap optimstis. At least supaya anak bisa support orang tuanya," kata Lina.

Waktu ngobrol sama anak pilih waktu dan tempat yang privat. Waktunya juga yang nyaman buat anak ya, Bun. Pastikan juga mood anak lagi bagus nih. Terus, siapa yang baiknya ngomong ke anak?

Lina bilang, bisa orang tua yang didiagnosis penyakit tersebut dan didampingi pasangan atau keluarga atau teman baik yang akan bisa anak andalkan saat orang tua akan menghadapi treatment. Dengan kata lain, orang itu sosok tersebut bisa dipercaya oleh anak.

"Usia ditekankan karena beda usia beda cara penyampaian kita. Misal anak banyak nanya, cenderung spontan, kita harus tahu kalau di- bakal membombardir kita. Ada juga anak yang butuh waktu untuk mencerna. Jangan kaget kalau habis dikasih tahu dia diam aja. Kalau dia mau ekspresikan emosinya nggak apa-apa karena itu memang sesuatu yang mengagetkan kan," papar Lina.

Kalau setelah dikasih tahu anak diam aja selama beberapa hari nggak apa-apa, Bun. Mungkin itu waktunya dia mencerna. Cuma kalau sampai sepuluh hari gitu, kata Lina kita siapkan diri aja untuk mengulangi info itu. Kalau udah dijelasin anak masih nanya-nanya lagi, baiknya hindari mengucap tadi kan kita udah jelasin ke mereka.

Jadi, kasih info aja ke anak. Soalnya, kalau kita lagi denial kita memang bukan bertanya ulang untuk bisa dapat jawaban tapi memastikan apa yang kita dapatkan beneran terjadi. "Sebenernya itu mekanisme kita untuk bisa melewati proses denial, yang penting cek info penting yang kita sampaikan bisa dipahami anak ," tutur Lina.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda