Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Ingat Ya, Sulit Punya Anak Bukan Cuma 'Urusan' Istri Lho

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Sabtu, 10 Mar 2018 17:11 WIB

Kalau sulit punya anak, please jangan langsung menyebut yang 'bermasalah' hanya istri ya.
Ingat Ya, Sulit Punya Anak Bukan Cuma 'Urusan' Istri Lho/ Foto: thinkstock
Jakarta - Setelah menikah umumnya pasangan mendambakan seorang anak. Walaupun kedatangan si 'malaikat' kecil bisa berbeda-beda waktunya untuk tiap pasangan. Ada yang beberapa bulan setelah menikah istrinya langsung hamil, ada juga yang sulit mendapat momongan.

Mandul atau infertilitas menurut psikolog klinis dewasa Pustika Rucita adalah ketidakmampuan pasangan suami dan istri untuk mencapai kehamilan selama satu atau lebih baik dari cara alami, tanpa penggunaan alat kontrasepsi, inseminasi dan lainnya.

Jangan salah, istri bisa hamil atau tidak itu kontribusinya bukan hanya dari pihak wanita aja lho, tapi juga ada dari pihak prianya. Kurang lebih rasio kontribusi pada kehamilan yakni istri 60 persen dan suami 40 persen. Infertilitas pada istri menurut psikolog yang akrab disapa Cita ini antara lain karena pengaruh gangguan hormonal, kondisi fisik dan psikis.

"Gambaran emosi pada wanita yang infertilitas pastinya merasa sedih, takut, kecewa, cemas dan rapuh. Karena stigmanya biasanya gini ketika kita belum hamil yang disalahkan pasti perempuannya belum lagi tekanan-tekanan dari keluarga," papar Cita dalam Pregnity Smart Sharing 'Getting Ready for Pregnancy', Prepare Your Body, Boost Your Fertility di Green House Co Work, Multivision Tower Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Namun menurut Cita bagusnya adalah wanita lebih emosional sehingga lebih bisa menunjukkan berbagai emosinya dan itu sehat. Meski ada baiknya dalam mengekspresikan emosi kita nggak berlebihan ya, Bun.



Suami juga sedih lho kalau dianggap infertil. Kata Cita, biasanya gambaran emosinya adalah kecewa, takut dan marah. Infertilitas pada suami umumnya dilihat dari kualitas sperma kemudian apakah ada gangguan fungsi organ tubuh, kondisi fisik menurun dan psikis yang nggak oke sehingga lebih mudah stres.

"Biasanya sebagai laki-laki ada pride atau gengsinya dan beberapa kasus yang saya tangani kadang hal itu jadi omongan tapi sifatnya emang lebih ke jokes sih. Misal ada beberapa pasangan yang menikah di kantor nanti para laki-lakinya mulai deh tuh akan bercanda jantanan siap kalau yang istrinya hamil duluan. Nah, yang kayak gini bisa memengaruhi mental laki-laki," papar psikolog dari Tiga Generasi ini.

Kata Cita, isu yang dihadapi oleh para pria pada masa ini adalah penyaluran emosi mereka kurang luwes atau masih suka memendam emosinya. Akibatnya, para suami bisa tidak konsentrasi, mood naik turun, suka marah-marah dan semua perilaku itu merupakan keluaran emosi secara nggak langsung.

Pada kesempatan yang sama dr Arie A Polim D Mas, SpOG(K) mengatakan dalam dunia medis nggak ada tuh yang namanya mandul tapi adanya ketidaksuburan. Apabila suami istri sudah berhubungan intens dan selama 12 bulan belum dapat keturunan itu baru disebut mengalami infertilitas.

"Tapi kalau suami punya pekerjaan jauh misal berlayar, pulang juga cuma 3 bulan sekali jadi jarang berhubungan seksual yang kayak gitu belum bisa dikatakan infertilitas," kata dokter yang juga merupakan direktur IRSI (Indonesian Reproductive Science Instititute) ini.




Menurut dr Arie tiap pasangan yang hendak ke dokter dan berkonsultasi soal masalah kesuburan lebih baik datang berdua pasangan biar sama-sama tahu kekurangan atau masing-masing informasi yang dibutuhkan.

"Kalau zaman now untuk pria bisa 40 persen menyumbang infertilitas. Biasanya karena gaya hidup seperti merokok, lalu polusi dan sebagainya dan itulah yang bisa menyebabkan infertilitas," tutur dr Arie.

Sedangkan kalau perempuan memang harus melakukan lebih banyak pengecekan seperti pengecekan saluran telur, ovulasi dan sebagainya. Selain itu, kata dr Arie faktor nutrisi, pola hidup yang tidak sehat dan menyebabkan kekurusan atau kegemukan bisa juga memengaruhi kesuburan seseorang. (aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda