Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Tentang 'Kamu Harus Ikhlas' untuk Istri yang Kehilangan Suami

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Senin, 14 May 2018 13:48 WIB

Harus berpisah dengan suami selama-lamanya, tentu berat ya...
Tentang 'Kamu Harus Ikhlas' untuk Istri yang Kehilangan Suami/ Foto: thinkstock
Jakarta - Kehilangan suami dalam sebuah tragedi seperti ledakan bom pastinya nggak mudah buat seorang istri. Menyikapi ini, kadang kala orang di sekitar istri berniat memghibur dan menguatkan dengan mengucapkan kalimat 'sabar ya' atau 'kamu harus ikhlas'.

Hmm, tepatkah penggunaan dua kalimat itu untuk menghibur istri yang kehilangan suaminya dalam sebuah tragedi seperti ledakan bom? Kalau menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga dari Tiga Generasi Samanta Ananta, Bun, perkataan 'sabar ya' atau 'kamu harus ikhlas' perlu dipertimbangkan lagi dalam penyampaian kepada istri yang berduka.

"Sebaiknya kita diam dan tidak berkata apapun jika kita tidak tahu apa yang ingin kita katakan. Cukup mendengarkan curahan hatinya dengan ekspresi penuh empati aja itu bisa meringankan apa yang dirasakan si istri," kata Samanta waktu ngobrol dengan HaiBunda.

Sekalipun orang terdekat seperti orang tua atau sahabat yang mengatakan 'sabar ya' atau 'kamu harus ikhlas' pada istri yang kehilangan suami dalam tragedi seperti ledakan bom, itu justru bisa membuat istri merasa tidak dimengerti kondisi emosi yang dia rasakan. Terus, apa pernyataan lain yang bisa disampaikan?

Samanta bilang, pernyataan alternatif yang dapat disampaikan misalnya, 'Saya tahu ini kondisi terberat yang kamu alami', 'Saya dapat membayangkan kesedihan yang kamu rasakan', atau 'Saya paham ini situasi yang sulit bagi kamu dan anak-anak'.

Menurut Samanta, seorang ibu terutama yang sudah memiliki anak perlu distabilkan kondisi emosinya pasca suaminya meninggal apalagi meninggalnya dalam sebuah tragedi seperti ledakan bom, Bun. Kalau nggak, gimana si ibu bisa membesarkan anak-anaknya yang juga merasa berduka atas meninggalnya ayah mereka.



Seringkali, saat suami meninggal seolah dalam waktu sekejap seluruh tanggung jawab rumah tangga ada pada istri. Maka dari itu perlu ada pendampingan khusus dari ahli agar istri dapat berfungsi secara optimal bagi dirinya dan anak-anaknya.

"Keluarga terdekatnya pun perlu mendapatkan konseling agar dapat bersinergi memberikan dukungan-dukungan emosional yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh istri," kata Samanta yang juga praktik di Brawijaya Clinic Kemang ini.

Ketika istri melewati periode berduka pasca suaminya meninggal dama sebuah tragedi kayak ledakan bom, ada beberapa faktor yang dapat membantu agar dia bisa lebih cepat menerima kepergian suami, yaitu dukungan emosional penuh dari keluarga dekat, kerabat, sahabat dan lingkungan sekitar rumahnya. Dukungan emosional misalnya nggak membicarakan bagaimana proses meninggalnya suami, melainkan memberikan semangat agar ia bangkit dari rasa kesedihannya.

Nah, kalau istri menunjukkan emosi kesedihan atau amarah yang dirasakan akibat kehilangan suami secara mendadak, orang-orang terdekat bisa memberi waktu untuk dirinya menenangkan diri sambil memberikan perhatian penuh. Misalnya datang ke rumahnya dan menyiapkan makan atau mengajak bicara hal-hal ringan yang dapat membuatnya terhibur.

"Memastikan istri makan dengan teratur dan pastikan sirkulasi udara serta cahaya masih terjaga dengan baik di dalam rumah. Hal ini dapat meminimalisir kondisi depresi yang akan dihadapi pada tahapan berduka selanjutnya," kata Samanta.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda