Jakarta -
Selama ini kita selalu menanamkan disiplin dan kebiasaan yang baik pada anak. Misalnya nih, anak nggak bebas main gadget dan nggak sembarangan makan makanan kemasan. Tapi di
libur seperti sekarang ini, anak berkumpul dengan sepupu-sepupunya dan 'lupa' kebiasaan yang ditanamkan.
"Ketika bertemu dengan saudara-saudaranya dengan perbedaan pola asuh, perlu dijelaskan kepada anak, memang ada perbedaan. Tapi ada hal-hal yang dapat ditoleransi selama liburan, untuk meningkatkan kebersamaan," ujar psikolog Aurora Lumban Toruan saat ngobrol dengan HaiBunda.
Tapi kita sebagai orang tua perlu mengupayakan agar tidak terlalu banyak perubahan. Jadi misalnya yang terkait hal-hal utama, seperti kegiatan rutin makan dan tidur dalam liburan mungkin ada perubahan-perubahan, namun sedapat mungkin tidak terlalu melenceng.
Sementara untuk hal-hal berbeda yang dimiliki atau diperbolehkan oleh orang tua masing-masing, dijelaskan dengan singkat bahwa orang tua memang mau membentuk kebiasaan baik dan sehat pada anak. Saat anak mengakses gadget lebih banyak dari biasanya, tentu kita perlu tetap memberikan batas-batas waktunya.
"Untuk itu orang tua perlu membuat perencanaan akan alternatif atau hal-hal yang mau dilakukan selama
liburan, membawa mainan, perlengkapan olahraga (renang, bola, bulu tangkis) yang bisa digunakan bersama dengan saudara-saudaranya, termasuk film-film keluarga atau anak yang bisa ditonton bersama," papar Aurora.
Orang tua juga bisa memberikan penjelasan-penjelasan secara personal pada waktu sebelum tidur atau ketika sedang makan bersama tentang alasan kita menerapkan aturan dan kebiasaan baik pada anak. Bila terpaksa memberi penegasan, tahan diri untuk nggak memarahi saudara atau keponakan yang mempengaruhi anak.
Nah, sebaliknya kita bisa memberikan alternatif dan menegaskan kepada anak bila waktunya sudah habis untuk bermain atau mengakses gadget.
(Nurvita Indarini)