Jakarta -
Ketika anak sakit keras, sebagai orang tua sudah pasti kitalah sumber semangat anak. Namun tetap saja, Bunda dan Ayah adalah manusia yang punya batas kesabaran. Sehingga rasa sedih bahkan ingin menangis ketika anak sakit serius bisa muncul. Dalam kondisi begitu dan ingin
menangis, menangislah, Bun.
Menanggapi hal ini, psikolog anak dari Tiga Generasi Marcelina Melisa yang akrab disapa Lina bilang sah-sah aja jika bunda ingin menangis ketika anak kena sakit seriut. Karena, pada dasarnya anak juga harus tahu berbagai emosi dalam keadaan semua normal-normal saja. Tapi, ketika anak kena sakit serius atau dalam kondisi krisis dari sisi ibu kadang ingin menunjukkan dia kuat supaya bisa hibur anak.
"Sebenarnya nggak salah juga bagi ibu tampil kuat di depan anak tapi butuh saluran untuk mengeluarkan emosinya karena dia manusia yang sedang terpukul. Kalau ibu tampak kuat di depan anak, cari juga penyalurannya karena takut meledak di saat yang kurang tepat," kata Lina waktu ngobrol dengan HaiBunda.
Jadi, Lina berpesan perhatikan waktu atau timing kapan ibu bisa nangis atau marah dan dengan siapa meluapkan emosinya. Misalnya, pilih orang yang punya pengalaman serupa atau bisa dipercaya. Karena, bagaimanapun psikis ibu perlu dijaga. Tapi misalnya di suatu momen Bunda nggak kuat menahan tangis dan akhirnya
menangis di depan anak, nggak perlu disesali, Bun.
"Itu sesuatu yang natural bahwa anak belajar untuk tahu memang momen ini momen emosional. Saat udah gede anak paham dulu ibunya juga melakukan itu. It's okay to be sad, nangis tapi setelah itu apa yang dilakukan supaya bisa buat pembelajaran," kata Lina.
Nah, untuk anak umur 2-3 tahun umumnya dia tahu bundanya menangis tapi belum ngeh apa alasan sang bunda menangis. Beda dengan anak usia 5 tahunan, dia bisa mengerti alasan bundanya menangis apalagi dia sendiri merasakan perbedaan dalam kesehariannya. Lina berpesan kalau bunda nggak mau nangis nggak apa-apa, itu keputusan si bunda.
"Yang penting kita manusia di satu titik bisa kelepasan. Kalau anak respons kaget melihat kita
menangis, kita bilang ke mereka iya kita lagi menjalani saat susah tapi kita akan menjalani ini bersama. Yang penting penutupnya bahwa anak merasa oke bundanya sedih tapi kita tetap bisa menjalani ini bersama," pungkas Lina.
(rdn)