Jakarta -
Cinta Laura Kiehl memiliki arti spesial di mata kedua orang tuanya, Michael Kiehl dan Herdiana Kiehl. Terlebih, dara kelahiran Jerman, 17 Agustus 1993, ini merupakan anak semata wayang.
Karier Cinta Laura di dunia
entertainment sudah dimulai sejak usia remaja. Meski sibuk syuting, bintang film
Oh Baby ini tak melupakan kewajibannya sebagai pelajar. Terbukti, dia lulus dengan predikat cumlaude dari Columbia University, Amerika Serikat (AS).
Wajar ya Bunda, beberapa hari ini tak sedikit warganet yang meminta
Cinta Laura mewakili Indonesia di ajang Miss Universe tahun depan. Karena selain memiliki paras cantik, dara yang tengah meniti karier di Hollywood ini pun dianggap cerdas.
Serbuan permintaan netizen, akhirnya ibunda Cinta Laura, Herdiana Kiehl berbagi certita di Instagram. Herdiana sekaligus meminta maaf karena belum bisa mewujudkan keinginan para penggemar buah hatinya.
 Cinta Laura dan Ibunda tercinta, Herdiana Kiehl/ Foto: Instagram |
"Sangat bangga dan bersyukur karena masyarakat Indonesia mempercayakan @claurakiehl untuk mewakili Indonesia di Miss Universe. Tapi mohon maaf yang sebesar-besarnya Cinta tidak tertarik untuk mengikuti ajang Miss Universe. Semoga ada yang lebih baik dari Cinta untuk mewakili Indonesia di Miss Universe 2019", tulis Ibunda
Cinta Laura, yang berprofesi sebagai pengacara.
Beberapa netizen kemudian merespons dan mengaku sangat menyayangkan hal itu. Salah satunya pemilik akun @endaindra yang menuliskan, "Padahal Bunda kalo Cinta ikut Miss Universe bisa makin mendunia."
Dalam unggahan terbarunya, Herdiana kembali menegaskan bahwa Cinta belum bisa mengikuti ajang tersebut. "Biarlah Cinta menjadi Ratu di hati saya dan orang2 yang menyayanginya! Dan mengharumkan nama Indonesia dengan caranya sendiri!"
[Gambas:Instagram]
Bunda tentu bangga ya kalau memiliki
anak berprestasi. Hanya saja, sebagai orang tua, kita hendaknya tidak memaksakan anak untuk terus mengejar prestasi, terlebih yang bukan minatnya.
Psikolog Carl Pickhardt, PhD, mengatakan bahwa tidak ada pengasuhan yang sepenuhnya bebas dari rasa identifikasi terhadap anak. Menurut dia, orang tua juga harus menyiapkan diri kalau sang buah hati tidak meraih prestasi sesuai harapan.
"Misalkan, seorang anak atau remaja tidak dilahirkan untuk membuat orang tua bangga, tetapi lebih sebagai wujud hadiah yang harus disyukuri untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang kita percayakan pada mereka. Tetaplah berkata, 'Kami bangga kepadamu. Kamu sudah melakukannya dengan baik'" urai psikolog dari Texas, AS, dikutip dari
Psychology Today.
(muf/rdn)