Jakarta -
Artis
Rianti Cartwright berencana melakukan program bayi tabung. Setelah menikah pada 2010 silam, Rianti dan suaminya, Cassanova Alfonson belum dikarunia momongan, Bun.
Dikutip dari
detikcom, hal itu diketahui dari Instagram Stories Rianti. Rianti banyak bertanya pada Tya Ariestya mengenai persoalan bayi tabung. Tya sendiri sudah dua kali sukses menjalankan program bayi tabung, yakni tahun 2016 dan 2018.
"Tya Ariestya,
she is an #ivfsurvivor and was so generous with information from the very beginning. Aku bisa tanya-tanya sama Tya kapan aja," ungkapnya.
Selain itu, wanita 35 tahun ini juga bercerita bahwa sewaktu dia shooting sinetron Cinya Yang Hilang, dipertemukan dengan rekan-rekan yang memberikan banyak informasi mengenai bayi tabung. Bahkan informasi dokter yang ahli di bidang
in vitro fertilisation (IVF). "Kayak udah diatur aja semuanya dan akhirnya aku dan Cas memutuskan untuk menjalani program IVF," tutur wanita kelahiran Bandung ini.
Melakukan program bayi tabung memang tidak mudah. Namun Rianti akan coba menikmati segala prosesnya.
"
To be honest this process is not easy. Tapi menurut aku tetap bisa dinikmati selama kita optimis, positif, dan berserah," tutupnya.
Bayi tabung menjadi harapan bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah, namun belum dikaruniai momongan. Hanya saja, keberhasilannya rupanya tak bisa dipastikan 100 persen, Bun. Banyak risiko yang bisa menggagalkan prosesnya.
Dikatakan CEO Klinik Bayi Tabung Morula Indonesia, dr.Ivan Rizal Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, Sp.OG, In Vitro Fertilization (IVF) atau dikenal
bayi tabung adalah proses pembuahan dibantu dengan teknik rekayasa oleh manusia, dengan cara menggabungkan sel telur dan sel sperma dalam suatu kultur yang dilakukan dalam laboratorium embryologi.
Ivan menjelaskan, pada prinsipnya keberhasilan program bayi tabung sekitar 40-50 persen. Namun, kemungkinan keberhasilannya akan menurun seiring bertambahnya usia. Wanita di bawah 30 tahun peluangnya mencapai 50 persen, sedangkan usia 30-35 tahun peluangnya 35 persen, dan untuk usia 40 tahun keberhasilannya menjadi 10-15 persen, sementara di atas 40 tahun, peluangnya hanya 8 persen.
"Salah satu faktor yang paling dominan adalah usia wanita, usia wanita itu sangat penting," jelas Ivan dikutip dari
detikcom.Tak hanya usia, kualitas embrio, kondisi hormon, kemampuan rahim menerima embrio juga berpengaruh terhadap keberhasilan
bayi tabung. "Kalau sekali belum berhasil jangan putus asa dulu, datang lagi sehingga dokter bisa memevaluasi apa penyebab kegagalannya," tambah Ivan.
[Gambas:Video 20detik]
(yun)