Jakarta -
Berita bahagia datang dari artis senior,
Ria Irawan. Ia dikabarkan telah sembuh dari sakit kanker
kelenjar getah bening.
Dikutip dari
detikcom, belum lama ini, Ria Irawan menyempatkan diri berbagi semangat kepada para pejuang (
survivor) kanker. Padahal saat itu, dia masih menjalani kemoterapi dan radiasi.
"Jadi, kemarin sedang kemoterapi pun atau sedang radiasi pun kalau lagi ada acara di RSCM, dari kanker atau ada pasien yang perlu dukungan semangat, ya saya pergi ke sana," ujar pelantun lagu
Hatimu Hatiku ini.
Wanita 49 tahun ini juga menuturkan, walaupun kanker sempat menyerangnya, dia tetap berusaha untuk beraktivitas. Baginya, kanker bukan halangan untuk dia bergerak aktif.
"Jadi, gue membedakan mana memang mencari nafkah, mana beraktivitas karena pada tubuh yang sehat juga diperlukan pola gerak aktif. Jadi,
nggak ada, 'Oh
nggak boleh jalan dan lain-lain', kecuali kalau memang kena ke tulang. Tapi kan itu bisa dilatih, ada fisioterapi atau pengobatan dari sendiri," lanjutnya.
Meski sudah dinyatakan bersih dari kanker, Ria Irawan meyakini, penyakit itu bisa kembali menjangkit dirinya kapan saja. Istri Mayky Wongkar ini pun berjanji, kalau diberi kesempatan hidup lebih lama, dia ingin bermanfaat untuk banyak orang.
"Dari dulu, kegiatannya enggak pernah berubah, saya berjanji memohon kepada Allah jika diberikan kesempatan hidup lagi, saya ingin bermanfaat untuk banyak orang," kata wanita kelahiran Jakarta ini.
Sembuh dari sakit yang mematikan seperti dialami Ria Irawan ini seperti mukjizat ya, Bun. Menurut dr.Mukhtadi El Harry, MM, dari RSPAD Gatot Subroto, selain berpikir sehat, terus beraktivitas juga membuat seseorang mampu memiliki umur panjang.
"Kalau otak dipakai, penyakit juga hilang, jangan pernah berpikir penyakit itu suatu penyebab kematian," ujar Mukhtadi, dikutip dari
detikcom.
Selain itu, dokter yang juga ustaz ini juga menerangkan agar kita tidak perlu takut dengan
kematian. Ia menegaskan, kematian itu bukti kita sudah selesai menjalani sebuah tahap kehidupan.
Tetapi, Mukhtadi menambahkan, bukan berarti kita jadi pasrah, tanpa menemui dokter untuk menyembuhkan penyakit.
"Berobat itu penting, namun ingat, bukan berarti kita jadi bisa memaksakan kehendak Tuhan," jelas Mukhtadi.
[Gambas:Video 20detik]
(yun)