HaiBunda

TRENDING

Unik, Cara Bos Mendidik Sang Anak untuk Kerja Keras Jadi OB

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Minggu, 05 May 2019 07:00 WIB
Unik, Cara Bos Mendidik Sang Anak untuk Kerja Keras Jadi OB/ Foto: Giedre Gomes
Jakarta - Belum lama ini, di jagat Twitter sedang ramai cerita soal seorang anak bos jadi office boy (OB) di kantor milik sang ayah. Kisah ini pun mendapat pujian dari netizen karena sangat menginspirasi.

Akun atas nama @chellendah membagikan video berdurasi 18 detik, yang kini telah dilihat lebih dari 518 ribu kali. Dalam video tersebut, dia mengatakan kalau anak bosnya sudah dua hari menjadi office boy.

"Udah 2 Hari ini anaknya Pak Boss ikut ngantor Dan disuruh beberes sampah sama Ayahnya. Kata Pak bos si anak lagi minta sesuatu jadi harus kerja dulu baru kemauannya di turuti," cuitnya.


Dikutip dari detikcom, rupanya sang ayah adalah Kepala Distribusi Alternatif di Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Taufiq Tyo Ramadhantyo. Dikatakan Taufiq, anaknya yang bernama Nino ingin membeli membership game online di PS4 seharga Rp300 ribuan. Anaknya kemudian meminta pekerjaan pada sang ayah agar bisa mengumpulkan uang tersebut.

"Ya, saya bilang padanya kalau mau ya bersih-bersih. Bersihin ruang meeting, ruang training, rapihin bangku-bangkunya. Nanti kalau anak-anak kantor istirahat makan, kamu bersihin meja kerja mereka, lap-lap bersihin abis mereka makan, pantrinya kotor tolong di sapu-sapu dan diberesin," cerita Taufiq.

"Anaknya langsung mau, jadi anaknya yang minta," lanjutnya.

Wah, apa yang dilakukan Taufiq ini memang sangat menginspirasi ya, Bun. Ia mengajari anaknya untuk mendapatkan sesuatu harus bekerja keras dulu.

Dikatakan para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT), saat anak menyaksikan perjuangan keras orang dewasa untuk mencapai tujuan, kelak dia akan lebih giat menyelesaikan tugas mereka sendiri. Dibandingkan anak yang melihat orang dewasa berhasil melakukan sesuatu dengan mudah.


Memang ini baru sebatas penelitian di laboratorium, Bun. Periset sendiri juga belum mempelajari berapa lama efeknya bertahan. Tapi, setidaknya temuan ini dapat menjadi panduan bagi orang tua untuk menanamkan nilai usaha pada anak sejak dini.

"Tidak ada yang bisa dipelajari dari sebuah studi laboratorium untuk secara langsung mengasuh anak. Tapi setidaknya, ini menunjukkan kepada anak bahwa Anda bekerja keras untuk mencapai tujuan," ungkap Laura Schulz, seorang profesor sains kognitif di MIT, dikutip dari Science Daily.


(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK