Jakarta -
Khairul Azwan Razali tidak pernah melupakan istrinya, Nur Syamimi Alia Mazlan yang meninggal pada Agustus lalu. Setiap hari, pria asal Malaysia ini tidak pernah lupa berziarah ke makam sang istri.
Pria yang disapa Azwan ini pertama kali bertemu dengan istrinya pada 2011 di Makkah. Keduanya resmi menikah pada 18 Juni 2018.
Nur sudah mengidap kanker sejak tahun 2016. Meski begitu, Azwan tetap memutuskan untuk menikahi wanita pujaannya itu, Bun.
"Tahun 2016, dia mengadu sakit. Setiap kali ke dokter, dibilang sakit lambung. Setelah bertemu dengan ahlinya, baru tahu ada kanker," kata Azwan, dikutip dari MStar.
"Kami tetap menikah di tahun 2018 tapi dia meninggal pada 13 Agustus lalu," sambungnya.
Azwan mengaku sedih ditinggal sang istri, namun dia harus menerima takdir. Dia berpikir positif saja dan selalu mengirim doa untuk istri tercintanya.
Sedikit flashback, tahun 2011, menjadi awal perkenalan Azwan dengan Nur. Saat itu, keduanya dalam satu grup untuk menunaikan umrah. Mereka semakin dekat saat Azwan magang di Kuala Lumpur dan Nur membantunya menunjukan tentang ibu kota Malaysia itu.
Di bulan Maret pasangan ini kembali ke Makkah. Kali ini pergi bersama keluarga Azwan.
"Kami sebenarnya mau pergi ke Makkah pada tahun 2020 dengan keluarga dia, tapi tidak kesampaian," ujar Azwan.
 Azwan dan Nur/ Foto: Twitter |
Sepeninggalan sang istri, Azwan masih rutin mengunjungi makamnya. Terkadang sehabis pulang kerja larut malam.
"Memang setiap hari saya berziarah ke kuburannya, kadang dua kali sehari. Kalau habis kerja malam, saya juga pergi. Pernah saya ke sana jam 2 pagi," tuturnya.
Biasanya Azwan pergi ke makam istri setelah solat Subuh dan sehabis kerja. Paling lama tidak berziarah dua hari.
"Pulang ke rumah terbayang-bayang wajah dan suara dia. Karena itu keluarga kadang tidak mengizinkan saya pulang ke rumah," tutur Azwan.
Butuh waktu untuk bisa menerima kepergian pasangan untuk selamanya. Psikolog dari York University Romeo Vitelli PhD mengatakan, proses berduka tiap orang berbeda-beda. Ada yang cepat, ada yang juga lama.
"Ada yang butuh waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk meredam dukanya. Namun, ada pula orang yang butuh waktu lama untuk menerima kenyataan bahwa pasangannya pergi untuk selama-lamanya," kata Vitelli, dilansir
Psychology Today.Bagi yang kehilangan pasangan, mengatasiÂ
kesepian merupakan tantangan terbesar dalam melanjutkan hidup. Bisa atau tidaknya tergantung pada diri sendiri serta dukungan teman dan keluarga.
Simak juga cara Ade Jigo bagi waktu jadi ayah sekaligus ibu bagi dua anaknya di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)