Jakarta -
Masker bedah menjadi buruan banyak orang setelah virus Corona atau Covid-19 mewabah di dunia. Di Indonesia, masyarakat ramai-ramai memborong masker sejak ketahuan ada dua warga negara Indonesia (WNI) positif terjangkit virus tersebut.
Masyarakat yang panik, banyak yang membelinya berdus-dus untuk stok pemakaian. Pasalnya dari sekian banyak tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari virus Corona, menggunakan
masker adalah salah satu yang paling mungkin. Namun menurut ahli medis, masker tidak banyak membantu menangkal virus Corona.
"Masker tidak sangat efektif mencegah (penularan virus Corona)," kata ilmuwan di Johns Hopkins Center for Health Security, dikutip dari
Business Insider.Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tindakan pencegahan terbaik untuk publik adalah tindakan standar sehari-hari untuk menghindari kuman, yakni mencuci tangan sesering mungkin, upayakan tidak menyentuh wajah, dan hindari kontak dekat dengan orang sakit.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa masker tidak diperlukan bagi orang sehat. Masker cuma diperlukan bagi mereka yang sedang sakit atau merawat orang yang diduga terinfeksi.
"Jika Anda sehat, Anda hanya perlu memakai masker kalau Anda merawat orang yang diduga terinfeksi. Kenakan masker jika Anda batuk dan bersih," saran WHO, dikutip dari laman resminya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa penggunaan masker cuma akan efektif jika disertai dengan kebiasaan mencuci tangan yang benar, baik menggunakan cairan pembersih tangan berbasis alkohol atau dengan sabun dan air.
'Masker kreatif'Tak cuma masker bedah yang digunakan untuk melindungi diri. Sebelumnya viral seorang sopir ojek online menggunakan
masker anti-radiasi atau penumpang KRL yang membungkus tangannya dengan plastik atau sarung tangan. Hal lainnya juga terjadi di beberapa negara dunia.
Dalam foto-foto yang beredar di jagat maya, beberapa orang tampak menggunakan cara-cara kreatif untuk melindungi dirinya dari virus Corona. Mereka menggunakan kotak penyimpanan, kantong plastik hingga popok bayi di atas kepalanya karena para ahli medis mengatakan bahwa masker bedah tidak efektif menangkal penularan virus yang juga disebut Covid-19 itu.
Dikutip dari
Daily Mail, penumpang kereta api di peron stasiun Milton Keynes, Inggris menggunakan masker gas di kepalanya. Selain itu, ada warga London yang terlihat mengenakan tabung plastik di ruang publik.
Masih di negeri Ratu Elizabeth, ada cara lain yang tidak kalah kreatif. Seorang pria di bus memakai tas belanja Tasco warna putih di kepalanya. Sementara satu foto yang dibagikan di Twitter menunjukkan seorang pekerja kantoran mengenakan sarung tangan dan masker gas di kereta bawah tanah Kota London.
Tak cuma di Inggris dan Indonesia, di negara tempat virus ini pertama kali ditemukan, yakni China, ketakutan akan virus itu menyebabkan orang memilih mengenakan bra, popok bayi, hingga buah melon yang didesain sedemikian rupa menjadi masker. Ada juga yang menggunakan galon air dilubangi, pembalut hingga tempat makan.
Seorang ahli medis mengatakan bahwa masker bedah tidak bisa melindungi diri dari virus Corona. Masker tidak akan melindungi dari virus karena ukuran virus sangat kecil.
"(Virus itu) Ribuan kali lebih kecil dibanding bakteri, dari partikel polusi udara yang kita khawatirkan," kata Profesor Brendan Wren dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine.
Dia menilai, masker justru bisa membuat penyebaran virus lebih mungkin terjadi karena pemakaiannya menyebabkan kondisi menjadi lembab. Bahkan karena lembab itu, menurutnya, masker bisa memperburuk masalah.
"Jika Anda menderita pilek atau batuk, batuk di dalam masker bisa memperburuk keadaan," ujarnya.
Menurutnya, tujuan menggunakan masker adalah pada masalah psikologis. Namun secara fisik, tidak bisa mencegah penularan.
(jue/jue)