Jakarta -
Tirta Mandira Hudhi yang dikenal sebagai dr. Tirta ramai diperbincangkan. Sosoknya viral, setelah dikenal sebagai relawan yang mati-matian membantu penanggulangan wabah corona.
dr. Tirta adalah dokter sekaligus pengusaha dan pengamat sneakers yang lahir di
Surakarta, 30 Juli 1991 silam. Sejak corona merebak, pria yang seringkali disapa Cipeng ini aktif mengkampanyekan pencegahan virus.
Dia bahkan menjadi relawan yang terjun langsung ke lapangan belasan jam per hari. Dia maju ke garis depan berkeliling rumah sakit di Jakarta, demi memastikan ketersediaan APD untuk rekan-rekannya sesama tenaga medis.
Masih banyak fakta menarik tentang dr. Tirta yang inspiratif ini. Dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (29/3/2020), berikut ini deretan fakta dr. Tirta:
1. Kuliah kedokteran di UGM
Tirta Mandira Hudhi tumbuh besar di Surakarta, Jawa Tengah. Dia kemudian menempuh pendidikan tinggi di bidang kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 2009. Pria ini berhasil lulus di tahun 2013 dengan predikat cumlaude.
2. Pernah dinas jadi dokter IGD
Dalam karirnya di bidang kedokteran, dr. Tirta sempat menjadi dokter IGD di RS UGM Yogyakarta. Selain itu, ia juga pernah bekerja di Puskesmas Turi.
 Foto: Instagram dr.tirta |
3. Bisnis cuci sepatu yang pekerjakan anak jalanan
Sembari menjalani profesi di bidang kedokteran, dr. Tirta juga membuka bisnis Shoes and Care, jasa perawatan dan cuci sepatu premium.
Bisnis Shoes and Care semakin ia tekuni setelah tak lagi bekerja sebagai dokter di rumah sakit. Kala itu, tahun 2018, ia divonis menderita bronkitis akut.
Dalam mengembangkan usahanya di bidang cuci sepatu, dr. Tirta turut mempekerjakan anak-anak yang kurang mampu. Hal ini disampaikan olehnya di akun Twitter @tirta_hudhi.
"Gue memutuskan memilih rehat menjadi dokter IGD, dan berjuang demi @shoesandcare untuk anak buah gue yg separuhnya anak jalanan," cuit dr. Tirta.
4. Pengamat sneakers
Sebelum namanya mencuat di tengah pandemi corona, dr. Tirta lebih dulu dikenal karena kecintaannya terhadap sepatu sneakers. Ia pun begitu populer di media sosial sebagai pengamat sneakers.
5. Mati-matian jadi relawan covid-19
Dr Tirta bercerita bahwa keinginannya begitu kuat menjadi relawan covid-19 karena sosok Prof Iwan, yang begitu dekat dengan dirinya, menderita corona.
Sejumlah aktivitas ia lakukan mulai dari mengkoordinasi sumbangan influencer, membagikan APD untuk tenaga medis, memberi edukasi ke masyarakat dan masih banyak lagi.
Dalam sehari, pria yang senang mewarnai rambutnya ini bekerja belasan jam di lapangan. Hal itu dilakukannya demi memastikan tenaga medis rumah sakit mendapat APD yang cukup.
"Gue bergerak, 14-15 jam sehari. Kadang 20 jam. Capek. Tapi gue semangat. Ini sumpah gue," tegas dr. Tirta dikutip dari media sosialnya.
6. Amuk Jokowi karena banyak tenaga medis wafat tangani coronaPara dokter dan tenaga medis lainnya banyak yang gugur dalam perjuangan melawan pandemi corona. Mengetahui hal ini, dr. Tirta turut angkat bicara.
Melalui sebuah video yang beredar di media sosial, pria ini bahkan tampak ngamuk ketika menyampaikan pesan untuk Jokowi.
"Asal Bapak Jokowi tahu, dan teman-teman pemerintahan yang duduk di istana dan teman-teman DPR yang duduk di kursi paripurna, asal kalian tahu, ketika kalian duduk di singgasana kalian sendiri, satu dokter setiap hari meninggal! Dan satu tenaga medis tiap hari meninggal," ujar dr.Tirta dengan sangat tegas, seperti dikutip dari Facebook.
Menurutnya, kondisi Indonesia sudah darurat karena virus corona menyebar ke berbagai provinsi. Ia menyarankan harus ada tindakan tegas mencegah penyebaran corona, seperti melakukan karantina wilayah.
7. Alami gejala corona dan dirawat di rumah sakitDilihat dari unggahan di Instagram @dr.tirta pada Sabtu (28/3), dirinya memutuskan istirahat total karena mengalami gejala corona. Kemudian dr. Tirta dirawat di RS Kartika Pulomas.
Aktivitasnya turun ke jalan pun sementara dibatalkan. Walau begitu, dia tetap membantu petugas medis dengan mengirim APD ke luar Jakarta dibantu timnya.
Ia harap tindakannya sebagai relawan bisa menggerakkan hati banyak orang untuk bersama melawan covid-19. Pria kelahiran Surakarta ini bahkan menyebut siap mati dalam menumpas virus corona.
"Saya harap apa yang saya lakukan menggerakkan hati kalian di mana pun kalian berada. Kami siap mati demi negara ini. Saya enggak butuh dikenang. Saya cuma melakukan tugas saya," ujarnya.
(kuy/rap)