HaiBunda

TRENDING

Kisah Pilu Ortu Kuliahkan Anak hingga Jadi Dokter, Balasannya Bikin Nyesek

Siti Hafadzoh   |   HaiBunda

Sabtu, 30 May 2020 09:09 WIB
Kisah Pilu Ortu Kuliahkan Anak hingga Jadi Dokter, Balasannya Bikin Nyesek/ Foto: iStock
Jakarta -

Kasih orang tua tak pernah putus, apa pun yang dilakukan anaknya. Seseorang dokter berinisial A malah memutus hubungan dengan orang tuanya setelah dibesarkan dan dibiayai.

Ia dibiayai kuliah oleh orang tuanya hingga meraih gelar dokter. Bahkan, kedua orang tua A ikut menyumbang pernikahannya yang hampir Rp1 miliar di sebuah hotel bintang 5 di Senayan, Jakarta.

Namun, bukannya berbakti kepada orang tua, A mengumumkan di koran bahwa ia bukan lagi anak orang tuanya.


Memang kasih orang tua tak ada habisnya. Kedua orang tua A tidak ingin anaknya masuk penjara. Mereka hanya ingin A dinyatakan bersalah.

"Mereka hanya ingin anaknya dinyatakan bersalah dan menyadari bahwa tindakan yang dia lakukan kepada kedua orang tua kandungnya tidak bisa dibenarkan dari sisi etika maupun dari kacamata hukum," kata kuasa hukum orang tua A, Albert Kuhon dikutip dari detik pada Sabtu (30/5/2020).

Akibat perbuatan A, kedua orang tuanya mengalami trauma mendalam. Mereka sampai depresi, mengalami penderitaan psikis karena berseteru dengan anaknya.

Menurut Albert Kuhon, kasus penganiayaan secara psikis ini sangat jarang dilaporkan. Kalau pun ada, penanganan dan pembuktiannya rumit, Bunda.

"Pihak orang tua baru menempuh jalur hukum setelah dinyatakan putus hubungan melalui iklan akhir Mei 2017. Itu pun tidak langsung diproses, melainkan melalui upaya mediasi beberapa peluang yang tersedia," ujarnya.

Sebelum dituntut, sudah beberapa kali dilakukan upaya perdamaian. Tapi, A tidak mau meminta maaf kepada orang tuanya.

Kuasa hukum orang tua A sebenarnya berkali-kali menolak mendampingi mereka untuk melaporkan anaknya ke polisi. Ia menolak karena ada ikatan antara orang tua dan anak.

"Saya baru bersedia mendampingi mereka setelah munculnya iklan putus hubungan yang dipasang dokter tersebut," kata Albert Kuhon.

Pada 20 Mei 2020, dokter A divonis Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta melakukan kekerasan psikis rumah tangga. Atas perbuatannya itu, A dipidana percobaan selama 6 bulan.

Jangankan anak yang sudah dewasa, ketika masih kecil pun mereka bisa saja emosi kepada orang tua. Menurut Sarah Ockwell-Smith, pendiri situs Gentleparenting, orang tua perlu menerima emosi anak tapi harus bersikap tegas.

Kemudian, ajak anak berdiskusi untuk mencapai kesepakatan, serta minta bantuan pihak lain. Terutama jika anak masih sekolah.

"Orang tua perlu juga mencari tahu apa yang menjadi pemicu perilaku, bisa saja dari sekolahnya anak," ujarnya.

Lihat juga cerita dr Sumy Hastry yang awalnya ingin jadi pramugari malah sekarang bekerja sebagai dokter forensik berikut ini.

(sih/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK