Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

ADVERTISEMENT

trending

Kisah Joko Subandi, 'Mualaf Palsu' yang Tega Bongkar Masa Lalu Ibu Kandung

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Kamis, 09 Jul 2020 22:11 WIB

Close up hands of helping hands elderly home care. Mother and daughter. Mental health and elderly care concept
Kisah Joko Subandi, 'Mualaf Palsu' yang Tega Bongkar Masa Lalu Ibu Kandung/ Foto: iStock
Jakarta -

Baru-baru ini nama Joko Subandi atau Ignatius Yohanes viral di media sosial, Bunda. Pasalnya pria tersebut mengaku sebagai putra dari seorang Kardinal dan Evangelist (pengabar injil), dan kini ia menjadi Ustaz mualaf. Ternyata, semua kisahnya hanya bohong belaka.

Melalui ceramahnya yang kini beredar luas di media sosial, Joko Subandi mengaku mengganti namanya menjadi ustaz Fauzan Al Azmi setelah memeluk agama Islam. Ia bahkan mengatakan bahwa sebelum beragama islam ia adalah Ketua Misionaris yang tugas utamanya menghancurkan Islam.

"Saya berangkat dari ketua misionaris Kristen Indonesia tahun 2004 selepas dari pendidikan saya di IVS, Injil Vatican School Roma Italia, saya empat tahun di Roma, Italia, mempelajari tafsir Injil dan teologi ilmu perbandingan agama," kata Ignatius dalam video yang beredar di media sosial, dikutip dari Twitter @KatolikIG, Kamis (9/7/2020).

Hanya saja, kedoknya kini sudah terbongkar. Bahwa semua yang diceritakannya adalah palsu dan tidak benar. Tak sampai di sana, kini Joko juga mengungkap masa lalu ibu kandungnya. Saat tim Mualaf Center Indonesia datang untuk mencari kebenaran terhadap kisah Joko, ustaz palsu tersebut malah mengungkap kisah keluarganya.

"Ternyata orang tua yang mengasuh saya selama ini bukan ibu kandung saya, tapi yang bapak adalah bapak kandung, ibu bukan ibu kandung, dan saya tidak tahu, tahunya ketika saya beranjak besar menjelang masuk SMA pada waktu itu, tahun 1995," ujar Joko, dikutip dari YouTube Vertizone TV.

Joko mengaku kaget saat tahu ternyata ibunya diceraikan dan dicampakkan oleh sang ayah. Dan terjadi konflik besar di keluarga ibunya kala sang ibu memutuskan pindah agama.

"Ibu saya itu seorang yang murtad, dia dari Islam. Ibu kandung saya itu dari Islam, dia murtad, dia tujuh bersaudara, makanya saya lahir di Kudus, gara-gara murtad, dimusuhi keluarga, tidak diterima," bebernya.

Joko kemudian menanyakan pada ayahnya kenapa sang ayah mencampakkan ibunya. Merasa tak puas dengan jawaban ayahnya, ia pun mencari tahu keberadaan sang ibu secara diam-diam.

"Saya mencari tahu tentang keberadaan ibu saya karena dia tidak ada di Kudus. Begitu saya cari tahu, dia di Jakarta dan dia sudah menikah lagi, sudah punya anak dua, tapi saya bersembunyi dan enggak cerita sama ayah," ujarnya.

Saat ayahnya tahu tentang hal tersebut, ayahnya pun marah. Sementara itu, Joko sendiri memutuskan tinggal dan dibesarkan sang nenek. Dia merasa perlu ikut sang nenek dan berniat untuk membahagiakan ibunya yang telah dibuang dari keluarga.

"Ayah saya marah, karena pada saat itu saya sempat kabur ikut nenek di Kudus, ayah enggak terima, marah-marah ke keluarga nenek, karena (nenek) udah ajarin saya salat, aku dikasih tahu kamu tuh Islam ibumu Islam jangan ikut ayah," kata Joko.

Sebenarnya, kasus Joko Subandi si mualaf palsu ini merupakan kasus lama, Bunda. Hanya saja kasus ini kembali viral, lantaran dibicarakan publik karena publik berharap tak ada lagi kasus seperti ini di kemudian hari.

Simak juga the new normal di masa pandemi dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(yun/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda