Drama Korea It's Okay to Not Be Okay tamat pada Minggu (9/8/2020), Bunda. Drama romantis yang dibintangi Kim Soo Hyun dan Seo Ye Ji ini pun berhasil meraih peringkat tinggi.

Melansir Soompi, menurut Nielsen Korea episode terakhir It's Okay to Not Be Okay mencetak peringkat nasional rata-rata 7,3 persen dan puncak 7,6 persen. Ini menandai pencapaian tertinggi sepanjang masa selama penayangan drama tersebut.

Sementara itu, berakhirnya drama Korea yang memberikan kesan mendalam di hati penonton ini bahkan sempat menjadi trending di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Lebih dari 182ribu tweet di Twitter membicarakan soal berakhirnya drama ini.

Banyak netizen yang mengucapkan terima kasih atas penayangan It's Okay to Not Be Okay yang sudah menemani hari-hari mereka. Di samping kisahnya yang sangat menghibur, drama Korea ini pun penuh pesan moral yang menyentuh.

"Terimakasih sudah mengisi malam mingguku. Yang terakhir bener2 bikin mewek gak berhenti, hmmm love u all," tulis akun @khila***, dilansir Twitter, Senin (10/8/2020).

"SENENG BANGET SAMA ENDING NYA DRAMA INI!!! Sama-sama punya luka masa lalu, sama-sama berusaha buat bersama, sama-sama ingin sembuh bersama. Jadi pengen beli mobil camping, lalu keliling mana aja tanpa tujuan." kata akun @nurula*** memberi pujian.

"Drama terbaik tahun 2020. Ribuan terima kasih untuk pihak yang sudah memproduksi karya seni ini, yang memberi tahu kita it's okay to not be okay," tulis akun @14se***.

Drama Korea It's Okay to Not Be Okay sendiri bercerita tentang Moon Gang Tae (Kim Soo-hyun), seorang pria yang bekerja sebagai perawat. Ia tinggal berdua dengan kakaknya yang mengidap autis, Moon Sang tae (Oh Jung-se).

Hidup mereka selalu berpindah-pindah, lantaran Sang tae mengalami trauma akibat pembunuhan ibu mereka di masa lalu. Suatu hari, keduanya bertemu dengan wanita bernama Ko Moon Young (Seo Ye Ji), seorang penulis dongeng anak-anak yang memiliki temperamen buruk. Moon Young sendiri punya kisah sedih di masa lalu yang berkaitan dengan orang tuanya.

Berada pada kondisi yang sama yakni luka masa lalu, trauma, serta beban psikologis membuat ketiganya akhirnya berusaha untuk saling menyembuhkan.

Simak juga intimate interview dengan Yannie Kim dalam video ini: