Baru-baru ini, aktor senior Rano Karno dan Yenny Rachman berbincang-bincang soal masa lalu mereka saat masih aktif bermain film, Bunda. Keduanya mengenang saat-saat mereka masih jaya.

"Film gue itu Kabut Sutra Ungu yang ditangani sama Sjuman Djaya, dapat Best Actress di situ baru orang meliriklah, oh ternyata Yenny Rachman bisa main," kata Yenny Rachman, dilansir YouTube Si Rano.

Diakui Yenny awal mula berkarier, bakatnya sempat diremehkan. Namun usai berhasil menyabet penghargaan bergengsi, kemampuan akting Yenny baru diakui.

"Kabut Sutra Ungu, dapat Piala Citra sebagai Artis Terbaik Indonesia sekaligus dapat Artis Terbaik Asia di Bali, Festival Film Asia. Lumayan deh nambah bobot kita. Honor mulai dikit-dikit naik," ungkap Yenny.

Mendengar kata honor, Rano Karno tiba-tiba ingat soal The Big Five, yakni para bintang film di era-nya yang memiliki honor paling tinggi.

"Soal ngomong honor, nih eranya Yenny Rachman sama Roy Marten yang membuat honor pemain film Indonesia rusak," kata Rano Karno.

"Rusak pasaran," timpal Yenny sembari tertawa kecil.

Rano pun menjelaskan terkait the Big Five, bahwa Yenny Rachman masuk di antara salah satu the Big Five tersebut.

"Dulu ada nih namanya Big Five, maaf nih kita buka kartu nih. Dulu jaman dia honor Rp5 juta, enggak pernah ada bintang film honor Rp5 juta," ungkap Rano Karno.

"Gue udah terkenal paling honor Rp600 ribu, Rp750 ribu. Yenny Rachman, Roy Marten, Robby Sugara, Doris Callebaute, Yati Octavia, pokoknya Big Five deh ya," sambungnya.

Yenny kemudian mengatakan bahwa hasil tersebut ia dapat juga berkat kerja kerasnya. Karena dulu ia memulai karier benar-benar dari dasar.

"Tapi kan proses perjalanan gue di film dari enggak dibayar, figuran, gratis, terus dibayar 2.500, pernah gue," tuturnya.

Mendengar itu, Rano Karno jadi penasaran kenapa Yenny terus menggeluti dunia film walaupun mendapatkan penghasilan yang sangat kecil.

"Ya mungkin udah garis tangan juga kali ya," jawab Yenny.

Intip juga bioskop era new normal di Korsel dalam video ini: