Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

5 Fakta Pasien COVID-19 yang Dikabarkan Meninggal di Taksi Usai Ditolak 10 RS

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Rabu, 20 Jan 2021 05:01 WIB

text covid19 written on wooden blocks concept stock photo
Ilustrasi COVID-19/ Foto: Getty Images/iStockphoto/FREDERICA ABAN

Nasib nahas menimpa seorang pasien COVID-19 di Depok, Jawa Barat. Ia dikabarkan meninggal dunia dalam taksi online usai ditolak 10 rumah sakit rujukan COVID-19.

Hal ini disampaikan oleh LaporCovid-19 dan Center for Indonesia's Strategi Development Initiatives (CISDI) melalui siaran pers. Dalam keterangannya, tim LaporCovid-19 dan CISDI menerima laporan tersebut pada 3 Januari lalu.

"Salah seorang keluarga pasien di Depok melaporkan, pada 3 Januari 2021, anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan COVID-19," tulis siaran pers tersebut.

Lebih jelasnya, berikut ini fakta-fakta terkait pasien COVID-19 yang meninggal di taksi online usai ditolak 10 rumah sakit rujukan.

1. Identitas korban dirahasiakan

Terkait korban COVID-19 yang meninggal tersebut, sampai saat ini identitasnya belum diketahui, Bunda. Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana menyebut bahwa pihak LaporCovid-19 yang menyampaikan kabar pasien COVID-19 meninggal dalam taksi itu belum bersedia memberikan data korban.

Sementara Dadang juga meminta agar LaporCovid-19 segera menyampaikan klarifikasi ke publik perihal kabar tersebut guna meluruskan informasi.

"Tidak bersedia menyampaikan data pasien, tapi kita mohon untuk LaporCovid-19 menyampaikan ke warga untuk segera klarifikasi. Kita harus melindungi juga disamping pasien, kita juga harus melindungi para nakes kita, semangat para nakes kita, Semangat rumah sakit juga harus dijaga juga. Jangan sampai dengan berita yang tidak diluruskan akan berdampak," tutur Dadang.

Klik halaman selanjutnya.

Simak juga alasan kenapa kasus Corona semakin meningkat, dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Pasangan Kritis Karena Ngeyel Covid-19Foto: Mia Kurnia Sari

Fakta Pasien COVID-19 yang Dikabarkan Meninggal di Taksi Usai Ditolak 10 RS

Hospital COVID
Healthcare workers during an intubation procedure to a COVID patient

Ilustrasi pasien COVID-19/ Foto: Getty Images/iStockphoto/FREDERICA ABAN

2. Kronologi belum diketahui secara jelas

Tak hanya identitas korban yang dirahasiakan, kronologi soal meninggalnya pasien COVID-19 dalam taksi online tersebut pun belum diketahui secara jelas, Bunda.

"Saya sudah coba komunikasi dengan pihak LaporCovid-19 terkait dengan informasi ini, karena informasi ini yang di media belum dijelaskan seperti apa kronologisnya dan kami sudah menyampaikan melalui contact person di LaporCovid-19 untuk menjelaskan kronologis kejadiannya, terjadinya di rumah sakit di mana saja dan pasiennya di mana," ungkap Dadang.

"Karena kan ini kami baru dapat informasi sementara dari pihak Lapor COVID-19 bahwa ada di antaranya rumah sakit di Depok dan juga di Jakarta," sambungnya.

3. Disebut jadi tanda robohnya layanan kesehatan

LaporCovid-19 dan CISDI juga menerima 23 laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit rujukan sejak akhir Desember 2020 sampai awal Januari 2021. Akibatnya, pasien COVID-19 ada yang meninggal dalam perjalanan atau di rumah.

Laporan tersebut berasal dari wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kondisi inilah yang disebut sebagai tanda-tanda robohnya layanan kesehatan.

Tak sampai di sana, LaporCovid-19 dan CISDI juga mengaku menemukan fakta lapangan mengenai sejumlah fasilitas kesehatan yang tidak berjalan baik. Misalnya, sistem informasi rumah sakit yang tidak diperbarui secara real-time, yang menyebabkan pasien tidak tahu harus bertindak seperti apa.

"Ketidakmampuan pembuat kebijakan dalam membangun strategi maupun melaksanakan praktik komunikasi yang transparan dan akuntabel menyebabkan gagalnya masyarakat sepenuhnya menyadari kegawatan situasi pandemi ini. Hal ini menyebabkan upaya pemerintah menambah kapasitas tempat tidur dan tenaga kesehatan tidak akan pernah mencukupi kebutuhan layanan kesehatan di tingkat rujukan, untuk menampung jumlah pasien dalam kondisi sedang hingga berat dan kritis," kata Direktur Kebijakan CISDI, Olivia Herlinda.

"Selain itu, perbaikan sistem informasi kesehatan sudah tidak mungkin ditunda lagi. Publik harus mendapatkan akses terhadap pendataan dan informasi dengan pembaruan real-time," imbuhnya.

Klik halaman selanjutnya.

Fakta Pasien COVID-19 yang Dikabarkan Meninggal di Taksi Usai Ditolak 10 RS

Ilustrasi pasien di rumah sakit

Ilustrasi pasien/ Foto: iStock

4. Kondisi RS Rujukan

Satgas COVID Kota Depok menjelaskan kondisi ketersediaan rumah sakit rujukan pasien COVID-19. Ternyata semua RS rujukan COVID-19 di Kota Depok hampir penuh, Bunda.

"Setiap hari berubah karena kadang dalam kondisi full, secara keseluruhan dari bed occupancy ratio sudah di atas 80 persen, ICU sudah di atas 90 persen. Untuk data per hari ini 92 BOR untuk ICU dan 84 untuk BOR untuk tempat isolasi," ujar Dadang Wihana.

"Misal dalam satu kamar di isi 2 orang, misal udah masuk perempuan, otomatis harus di isi perempuan, tapi kita memang dapat dikatakan hampir penuh," sambungnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Dadang pun telah meminta seluruh rumah sakit rujukan yang berjumlah 20 itu untuk menambah kapasitas tempat tidur.

"Untuk Kota Depok sejak bulan Desember sudah kumpulkan para direktur rumah sakit untuk menambah tepat tidur isolasi dan kita untuk RSUD kita akan tambah juga tempat tidur," ujarnya.

5. Anggota DPR minta kasus diusut

Kasus pasien COVID-19 yang meninggal di taksi online usai ditolak 10 RS rujukan ini membuat anggota DPR meminta agar kasus diusut tuntas.

"Mestinya ini tidak terjadi jika memang bisa dilakukan penanganan yang baik. Namun demikian, saya mendesak pada pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan di Kota Depok, untuk menelusuri terkait dengan kejadian ini secara baik. Karena ini saya lihat otoritasnya ini ada di bawah Satgas COVID-19 yang ada di Kota Depok. Oleh karena itu, kita berharap agar ini diusut," kata Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay, dilansir detikcom.

Saleh meminta kepada LaporCovid-19 sebagai pihak yang pertama kali mengabarkan berita untuk menyampaikan informasi dengan utuh agar dapat ditelusuri secara penuh. Saleh juga meminta nama 10 RS sujukan dibongkar.

"Nah ini perlu juga dibongkar ini satu-satu rumah sakit mana saja yang melakukan penolakan itu beserta bukti-buktinya," paparnya.

Saleh pun mendorong keluarga pasien COVID-19 untuk mau memberi keterangan. Agar bisa diperiksa sejauh mana permasalahannya kenapa pasien bisa sampai meninggal di taksi online.


(yun/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda