Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Kesal Banyak Tak Hadir ke Pernikahannya, Pengantin Tagih Uang ke Tamu Undangan

ANNISA ZAHRA AULIANY   |   HaiBunda

Jumat, 01 Nov 2024 19:35 WIB

Ilustrasi pesta pernikahan
Ilustrasi pernikahan/ Foto: Getty Images/hsyncoban

Setiap pernikahan pasti memiliki kisahnya masing-masing, mulai dari perjalanan cinta kedua pengantin maupun lika-liku mempersiapkan acara pernikahan. Seperti kisah pengantin di Australia yang pernah viral di media sosial pada tahun 2023 lalu.

Pernikahan seharusnya memiliki kisah yang indah seperti di kebanyakan dongeng. Sayangnya, kisah yang dialami pengantin perempuan asal Australia ini sedikit miris karena harus menanggung kerugian akibat banyak tamu undangan yang tidak datang ke acara pernikahannya yang diadakan di luar kota.

Mungkin sedikit berbeda dengan acara pernikahan atau kondangan yang biasa diadakan di Indonesia, 10 tamu tak hadir sepertinya tak akan berpengaruh besar. Namun, pengantin Australia tersebut akhirnya hanya buang-buang uang karena 10 tamu undangannya batal hadir, sehingga 10 bangku yang telah dipesan menjadi sia-sia.

Merasa dirugikan, pengantin tersebut akhirnya mempertimbangkan untuk mengenakan ‘biaya ketidakhadiran’ kepada para tamu undangan yang tidak datang. Kisah pengantin tersebut diungkapkan sendiri olehnya lewat sebuah podcast berjudul She’s on the Money.  

Kisah pengantin tagih uang ke tamu undangan karena batal datang di menit terakhir

Kisah pengantin Australia ini dibagikan lewat sebuah podcast berjudul She’s on the Money pada bulan Desember 2023 dan sempat ramai dibicarakan online. Dilansir New York Post, sang pengantin yang tidak disebutkan namanya itu menceritakan kekesalannya selama hadir di podcast tersebut.

“Sudah tinggal seminggu lagi menuju hari pernikahan, aku sudah mengonfirmasi jumlah tamu ke penyedia tempat dan membayar uang yang harus dibayarkan sebesar US$12.426 (sekitar Rp195 juta),” ujar sang pengantin.

Ia melanjutkan, “Seminggu sebelum acara, sepuluh tamu yang telah mengonfirmasi akan hadir tiba-tiba mengatakan bahwa mereka tidak akan datang, dengan alasan terlalu mahal bagi mereka untuk bepergian ke luar kota.”

Pengantin tersebut kemudian menjelaskan bahwa ia berusaha keras mengganti biaya tempat duduk mereka karena jika tidak, ia akan kehilangan US$1.336 (sekitar Rp20,9 juta) dengan sia-sia.

Ia pun menambahkan, “Apakah masuk akal untuk meminta mereka menanggung sendiri biaya tersebut?”

Pengantin perempuan itu juga mengatakan bahwa para tamu undangan telah diberikan ‘Save the Date’ atau pengingat tanggal satu setengah tahun yang lalu dan mendapat undangan resmi pada bulan Januari 2023. Sebagian besar tamu pun mengonfirmasikan kehadiran mereka pada bulan Juli.

Sang pengantin juga membagikan isi pesan dari seorang tamu undangan yang berbunyi, “Maaf sekali, kami memang sudah mengonfirmasi kehadiran dan pernikahannya minggu depan. Tapi kami tidak mampu untuk bepergian keluar kota saat ini.”

Pesan dari tamu lainnya mengatakan, “Semoga kamu mengerti, aku juga ingin sekali hadir di sana.”

Siapa yang salah, pengantin atau tamu undangan?

Setelah podcast kisah pengantin itu disiarkan, pendapat publik pun terpecah menjadi dua. Sebanyak 51 persen pendengar berpendapat bahwa para tamu harus membayar pembatalan tersebut. Sementara 49 persen lainnya mengatakan bahwa calon pengantin harus menanggung biayanya.

“Tidak ada yang pesan tiket pesawat seminggu sebelum acara pernikahan. Tamu itu 100 persen bersalah dan mereka bukan teman yang baik karena melakukan hal tersebut,” ujar seorang pendengar.

Pendengar lain yang sependapat berkomentar, “Dalam situasi seperti ini, para tamu harusnya sadar bahwa mereka harus ganti rugi kepada pasangan pengantin.”

“Mengingat mereka mengatakan akan datang pada bulan Juli, seharusnya mereka menabung dalam waktu enam bulan tersebut. Sangat mengecewakan mendengar mereka ingin datang, tetapi tidak merencanakan biaya perjalanannya,” ujar penyimak lainnya.

Pendengar lainnya mengatakan, “Investasi apa pun selain hubungan memiliki kebijakan pembatalan, lol. Jadi, menurutku masuk akal jika mereka berutang uang kepada pasangan tersebut, setidaknya itu hal yang benar untuk dilakukan... jika mereka membatalkannya terlambat.”

Di sisi lain, beberapa orang melihat kisah pengantin ini seperti transaksi yang dilakukan dengan mengundang tamu pernikahan. Para pendengar berpendapat bahwa tidaklah pantas untuk pengantin perempuan meminta uang kepada para tamu undangannya.

“Kalau tidak sanggup membayar biayanya, adakan pesta pernikahan yang lebih murah saja,” ujar seorang penyimak.

Seorang mantan pengantin berkomentar, “Tamu tidak hadir itu hal yang biasa. Masukkan dalam anggaran pernikahanmu.”

“Ini adalah acara pasangan pengantin, jadi merekalah yang menanggung biayanya, bukan orang-orang yang mereka undang,” sahut yang lain.

Seseorang mengatakan, “Rasanya aneh untuk meminta seseorang mengganti biaya kursi. Bahkan mengundang mereka terlihat seperti transaksi. Itu bukan acara berbayar, tapi acara yang diselenggarakan.”

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda