ZAHARA ARRAHMA | HaiBunda
Kamis, 10 Jul 2025 15:10 WIBBulan purnama merupakan salah satu fenomena langit yang paling dinantikan setiap bulannya. Saat terjadi, seluruh permukaan bulan yang menghadap ke Bumi tampak bulat sempurna dan bersinar terang di langit malam.
Menariknya, setiap purnama punya nama khas yang berbeda, tergantung pada bulan terjadinya. Nah, di Juli 2025 ini, bulan purnama dikenal dengan sebutan Buck Moon. Nama unik ini sudah digunakan sejak lama dan dipercaya berasal dari tradisi kuno masyarakat adat asli Amerika, lho, Bunda.
Penasaran dengan asal-usul nama Buck MoonBuck Moon dan makna yang tersembunyi di baliknya? Yuk, simak fakta-fakta menariknya dari berbagai sumber berikut ini!
Dilansir oleh Vox Media, Buck Moon adalah julukan untuk bulan purnama yang terjadi setiap bulan Juli. Nama ini digunakan untuk membedakan purnama di bulan tersebut dari bulan purnama lainnya sepanjang tahun
Banyak astrolog meyakini bahwa bulan purnama di bulan Juli membawa lonjakan energi emosional, memperkuat intuisi, dan membuka ruang untuk refleksi spiritual yang lebih dalam. Oleh karena itu, momen ini kerap dikaitkan dengan perubahan besar, penyelesaian suatu fase kehidupan, serta pencapaian tujuan, Bunda.
Buck Moon 2025 memiliki arti yang cukup penting secara astrologi, Bunda. Melansir laman Today, Fase bulan purnama secara umum dipandang sebagai waktu yang tepat untuk melepaskan hal-hal yang tak lagi sejalan dengan pertumbuhan diri, baik secara emosional maupun spiritual. Ini menjadi kesempatan untuk menutup siklus lama dan memberi ruang bagi awal yang baru.
Khusus tahun ini, Buck Moon berada di bawah pengaruh posisi Mars dan nodes of destiny atau titik takdir yang membentuk aspek penting di langit. Kombinasi ini dipercaya membawa energi besar yang mendorong terjadinya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan personal, tujuan jangka panjang, hingga cara Bunda memandang diri sendiri.
Dorongan untuk bergerak maju pun akan terasa lebih kuat. Ini bisa menjadi momentum bagi Bunda untuk memulai langkah baru yang lebih sesuai dengan nilai-nilai dan keinginan hati. Astrologi juga melihat fase ini sebagai waktu yang tepat untuk mempercayai intuisi, mengambil keputusan berani, dan menyelaraskan kembali arah hidup sesuai potensi diri yang sesungguhnya.
Dalam sejumlah kepercayaan dan praktik spiritual, Buck Moon dipandang sebagai simbol pertumbuhan, pembaruan, dan pemulihan diri. Julukan ini bukan sekadar nama, melainkan mengandung makna yang dalam terkait proses perubahan dalam hidup.
Dikutip dari laman ABC News, makna ini terinspirasi dari siklus alami rusa jantan di Amerika Utara yang setiap tahun menanggalkan tanduk lama dan menumbuhkan tanduk baru. Proses ini menjadi metafora transformasi pribadi, di mana Bunda pun perlu melepaskan pola pikir atau kebiasaan lama agar bisa tumbuh dan berkembang menjadi versi diri yang lebih baik.
Buck Moon juga diyakini sebagai periode penting untuk menggali kembali kekuatan batin dan kebijaksanaan intuisi. Energi bulan purnama kali ini dianggap dapat membantu menghadapi tantangan dengan lebih tenang, penuh empati, dan kedewasaan emosional.
Selain itu, karena terjadi saat musim zodiak Cancer, purnama ini dianggap sebagai momen yang tepat untuk menata ulang rutinitas harian dan mempererat hubungan yang memberi rasa nyaman. Ini juga bisa menjadi waktu istirahat dan pemulihan sebelum energi aktif khas musim Leo mulai dimulai.
Menurut The Old Farmer's Almanac, yang mulai memperkenalkan nama-nama bulan purnama sejak 1930-an, beberapa suku asli Amerika menyebut bulan purnama di bulan Juli sebagai Buck Moon. Julukan ini muncul karena pada awal musim panas, rusa jantan mulai menumbuhkan tanduk baru yang diselimuti lapisan lembut seperti beludru.
Selain Buck Moon, masyarakat adat lainnya juga memiliki nama-nama alternatif untuk purnama ini. Misalnya, feather moulting moon yang merujuk pada musim burung berganti bulu, serta salmon moon yang menandai kembalinya ikan salmon ke sungai untuk bertelur. Nama-nama ini menunjukkan kedekatan mereka dengan ritme alam dan perubahan musim.
Julukan Buck Moon digunakan sebagai penanda waktu penting dalam kalender tradisional mereka, terutama untuk kegiatan seperti berburu dan bertani. Purnama ini menandai masa persiapan menghadapi musim berburu yang akan datang.
Di beberapa budaya lain, bulan purnama Juli juga dikenal dengan sebutan Thunder Moon karena seringnya terjadi badai petir, atau Hay Moon yang merujuk pada masa panen jerami menjelang musim dingin.
Dilansir detikcom, bulan purnama Juli diperkirakan akan muncul tak lama setelah pukul 21.00 UTC pada 10 Juli, atau sekitar pukul 04.00 WIB (05.00 WITA/06.00 WIT) pada 11 Juli 2025. Jika cuaca cerah dan langit tidak tertutup awan, Bunda dapat menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ketika Bulan muncul di cakrawala dengan cahaya keemasan yang mencolok. Fenomena ini dikenal sebagai Ilusi Bulan.
Ilusi ini terjadi karena Bulan terlihat lebih besar ketika berada dekat cakrawala, meskipun ukuran aslinya tidak berubah. Untuk menikmati tampilan terbaik, Bunda sebaiknya memilih lokasi yang jauh dari lampu kota dan minim polusi cahaya. Jangan lupa untuk memantau prakiraan cuaca agar bisa mendapatkan langit yang paling jernih.
Mengutip detikcom, berikut jadwal kemunculan bulan purnama di setiap bulan pada tahun 2025 ini. Pastikan tanggal dan waktunya, Bunda, agar tidak kelewatan penampakan fenomena benda langit satu ini.
Purnama pertama di tahun 2025 dikenal sebagai Wolf Moon. Nama ini berasal dari tradisi lama masyarakat Eropa dan penduduk asli Amerika, yang mengaitkan suara lolongan serigala dengan musim dingin yang keras pada bulan Januari.
Fenomena ini menandai awal siklus bulan tahunan, dan sering dikaitkan dengan refleksi diri serta niat baru. Wolf Moon tahun ini muncul pada malam tanggal 13 dan 14 Januari.
Purnama di Februari dikenal dengan sebutan Snow Moon karena biasanya merupakan waktu puncak musim salju di belahan bumi utara. Bulan purnama ini menggambarkan ketenangan, ketekunan, dan kekuatan dalam menghadapi masa-masa sulit. Di langit Indonesia, Snow Moon terlihat pada 12 Februari 2025, sekitar pukul 20.53 WIB.
Nama Worm Moon merujuk pada waktu ketika tanah mulai mencair dan cacing-cacing tanah kembali muncul, menandai awal musim semi. Fenomena ini mengisyaratkan pertumbuhan dan kelahiran kembali. Worm Moon terjadi pada 14 Maret 2025 dan tampak di langit Indonesia sekitar pukul 13.54 WIB.
Meski dinamakan Pink Moon, bulan ini tidak akan tampak berwarna merah muda. Nama ini berasal dari bunga phlox berwarna merah muda yang biasanya mulai bermekaran pada awal musim semi.
Pink Moon merupakan simbol keindahan awal yang baru dan harapan akan masa depan. Kemunculan bulan purnama ini terjadi pada 13 April 2025 pukul 07.22 WIB di Indonesia.
Pada bulan Mei, Bunda menyaksikan Flower Moon, yang mencerminkan melimpahnya bunga yang bermekaran selama musim ini. Bulan ini dianggap membawa energi kesuburan, pertumbuhan, dan kemakmuran. Fenomena ini terjadi pada 12 Mei 2025 sekitar pukul 23.55 WIB.
Nama Strawberry Moon diambil dari waktu panen stroberi yang terjadi pada akhir musim semi di Amerika Utara. Bulan ini melambangkan hasil dari kerja keras dan ketekunan. Tahun ini, Strawberry Moon terjadi pada 11 Juni 2025 dan dapat diamati di Indonesia pada pukul 14.43 WIB.
Nama Sturgeon Moon berasal dari musim di mana ikan sturgeon besar lebih mudah ditangkap di danau dan sungai besar di Amerika Utara. Bulan ini identik dengan kelimpahan dan ketahanan. Purnama ini diprediksi terjadi pada 9 Agustus 2025 pukul 14.55 WIB.
Bulan purnama di bulan September dikenal sebagai Corn Moon atau Harvest Moon karena bertepatan dengan masa panen jagung dan hasil bumi lainnya. Ini adalah simbol kelimpahan dan rasa syukur. Di tahun 2025, puncaknya terjadi antara 7–8 September, dengan waktu terbaik pengamatan di Indonesia pada 8 September pukul 01.08 WIB.
Hunter’s Moon muncul setelah Harvest Moon dan menandakan waktu bagi pemburu untuk mengisi kembali persediaan menjelang musim dingin. Purnama ini melambangkan kesiapan, ketangguhan, dan perencanaan ke depan. Diperkirakan terjadi pada 7 Oktober 2025 pukul 10.47 WIB di Indonesia.
Nama Beaver Moon berasal dari waktu ketika suku-suku asli Amerika memasang perangkap beaver sebelum sungai membeku. Purnama ini dikaitkan dengan perlindungan, persiapan, dan ketekunan. Beaver Moon dapat diamati pada 5 November 2025 sekitar pukul 20.19 WIB.
Cold Moon adalah purnama terakhir dalam setahun, dinamakan demikian karena menandai datangnya suhu dingin di musim dingin. Ini adalah simbol penutupan, refleksi, dan penyusunan kembali rencana untuk tahun berikutnya. Diperkirakan terjadi antara 4 dan 5 Desember 2025, dan akan terlihat di Indonesia mulai pukul 06.14 WIB.
Itulah fakta menarik seputar asal-usul nama bulan purnama Buck Moon yang akan muncul pada 11 Juli 2025. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat, ya, Bunda!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!