Natasha Ardiah | HaiBunda
Selasa, 30 Dec 2025 16:40 WIBIndonesia memiliki sejumlah konglomerat yang kekayaannya diwariskan dan dikelola lintas generasi. Deretan keluarga terkaya di Tanah Air tak hanya dikenal karena jumlah asetnya, tetapi juga pengaruh besar dalam bisnis nasional.
Pada tahun 2025, peta kekayaan para konglomerat di Indonesia kembali mengalami perubahan seiring dinamika ekonomi dan ekspansi usaha. Menariknya, keluarga terkaya ini memperoleh harta dari berbagai sektor industri, mulai dari perbankan hingga sumber daya alam.
Kekuasaan para konglomerat tersebut tidak lepas dari kemampuan membaca peluang dan menjaga kesinambungan bisnis keluarga. Oleh karena itu, kisah di balik perjalanan keluarga terkaya di Indonesia selalu menjadi sorotan publik.
Melalui artikel ini, Bunda akan diajak mengintip daftar 10 keluarga dengan kekayaan terbesar di Indonesia terbaru tahun 2025 yang dilansir dari laman resmi Forbes. Simak pula sumber harta dan lini bisnis yang menjadikan keluarga terkaya ini terus bertahan di puncak posisi.
Pertama ada Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono yang dikenal sebagai kakak beradik dengan kekayaan terbesar di Indonesia. Sebagian besar harta mereka berasal dari investasi strategis di salah satu bank swasta terbesar di Tanah Air, yaitu BCA.
Kepemilikan saham di bank tersebut dimulai ketika keluarga Hartono membeli saham bank tersebut setelah keluarga Salim kehilangan kendali akibat krisis ekonomi Asia 1997-1998. Langkah ini menjadi titik balik yang memperkuat posisi mereka sebagai keluarga dengan aset finansial yang sangat besar.
Akar kekayaan dari keluarga ini berasal dari industri rokok kretek yang didirikan oleh ayah mereka. Saat ini, bisnis rokok tersebut dijalankan oleh Victor Hartono, putra Budi Hartono, sekaligus menjadi fondasi penting ekspansi usaha keluarga.
Selain perbankan dan rokok, aset keluarga Hartono mencakup properti utama di Jakarta serta merek elektronik yang merambah bisnis kendaraan listrik pada Mei 2025 dengan meluncurkan dua model mobil listrik. Mereka juga sukses dengan total kekayaan keluarga diperkirakan mencapai Rp734 triliun.
Prajogo Pangestu menempati posisi kedua dalam daftar keluarga terkaya di Indonesia berkat perjalanan bisnisnya yang panjang dan konsisten. Ia memulai karier dari bisnis kayu pada akhir 1970-an sebelum mendirikan perusahaan di sektor energi, petrokimia, dan properti yang bertengger di bursa pada 1993.
Langkah strategis besar dilakukan pada 2007 ketika perusahaan petrokimia tersebut mengakuisisi saham perusahaan petrokimia lainnya di Indonesia pada 2011, menjadikannya salah satu produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Tanah Air, sekaligus memperkokoh posisi keluarga terkaya ini di sektor industri berat.
Tak hanya di petrokimia, Prajogo juga melebarkan bisnis ke pertambangan dan energi terbarukan melalui yang melantai di bursa. Dengan kekayaan bersih sekitar Rp667 triliun, Prajogo Pangestu dan keluarganya kini dikenal sebagai salah satu keluarga terkaya di Indonesia yang dikenal sebagai pemilik Grup Barito Pacific.
Keluarga Widjaja menempati posisi ketiga dalam daftar keluarga terkaya di Indonesia berkat warisan kerajaan bisnis yang dibangun oleh mendiang Eka Tjipta Widjaja. Sosok pengusaha legendaris tersebut meninggal dunia pada 2019 di usia 98 tahun, meninggalkan jejak kuat dalam dunia usaha nasional.
Eka Tjipta Widjaja merupakan imigran asal Tiongkok yang memulai perjalanan bisnisnya dari nol dengan berjualan biskuit saat remaja. Ketekunan dan kerja kerasnya menjadi fondasi utama yang mengantarkan keluarganya masuk jajaran keluarga terkaya Tanah Air dengan bendera Sinar Mas Group.
Saat ini, gurita bisnis keluarga Widjaja mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari industri kertas, properti, jasa keuangan, layanan kesehatan, agribisnis, hingga telekomunikasi. Empat putra tertua Eka Tjipta Widjaja mengawasi langsung kerajaan bisnis tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, keluarga ini semakin memperkuat kendalinya melalui berbagai aksi korporasi, Bunda. Termasuk menarik sejumlah perusahaan dari bursa internasional. Total kekayaan bersihnya pun diperkirakan mencapai Rp473 triliun.
Low Tuck Kwong dikenal sebagai sosok pengusaha yang lama berkiprah di sektor batu bara dan sumber daya alam, sehingga kerap dijuluki sebagai "raja batu bara". Berkat kesuksesannya membangun bisnis energi berskala besar, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), menjadikan namanya rutin masuk dalam jajaran keluarga terkaya di Indonesia.
Selain usaha di bidang batu bara, ia juga mengembangkan usahanya pada sektor energi terbarukan, properti, serta jasa penunjang industri. Keterlibatannya dalam proyek infrastruktur konektivitas lintas negara turut memperluas cakupan bisnis dan memperkokoh posisi keluarga terkaya ini di tingkat regional.
Perjalanan kariernya dimulai sejak usia muda dengan membantu usaha keluarga di Singapura, sebelum kemudian hijrah ke Indonesia pada awal 1970-an untuk mencari peluang yang lebih besar. Dengan kekayaan bersih yang diperkirakan mencapai sekitar Rp417 triliun serta langkah strategis mengalihkan kepemilikan saham pada generasi penerusnya pada 2024, posisi keluarga terkaya ini kian menguat lintas generasi.
Anthoni Salim bersama keluarganya menempati posisi kelima daftar keluarga terkaya di Indonesia dengan total pendapatan bersih yang diperkirakan senilai Rp227 triliun. Kiprah panjang kerajaan bisnis yang bergerak di berbagai sektor strategis seperti industri pangan, ritel, perbankan, telekomunikasi, hingga energi, membuatnya masuk ke dalam posisi tersebut.
Sebagai tokoh utama dalam kelompok usaha keluarga, Anthoni Salim berperan besar dalam mengelola dan mengembangkan lini bisnis pangan berskala global. Pemilik Indofood ini mampu memperkuat dominasinya di pasar domestik sekaligus memperluas jangkauan ke tingkat internasional.
Selain itu, keluarga Salim juga memiliki kepentingan pada perusahaan investasi yang terdaftar di bursa luar negeri. Melalui hal tersebut, jaringan bisnis keluarga terkaya ini merambah sektor pangan dan telekomunikasi di berbagai negara Asia.
Anthoni Salim merupakan putra bungsu dari seorang pengusaha kaya raya legendaris yang memiliki pengaruh besar dalam dunia usaha Indonesia pada masa lalu. Dalam beberapa tahun terakhir, keluarga terkaya ini turut memperdalam investasi di sektor pertambangan dan energi melalui aksi korporasi berskala besar.
Otto Toto Sugiri menempati posisi keenam dalam daftar keluarga terkaya di Indonesia berkat kiprahnya di industri teknologi digital dan pengelolaan pusat data. Ia dikenal sebagai salah satu pelopor yang membangun infrastruktur digital berskala besar sejak awal perkembangan internet di Tanah Air.
PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang didirikan di tahun 2011, turut mendongkrak nilai bisnis serta kekayaan pribadinya. Sebelum itu, tokoh keluarga terkaya ini telah lebih dulu membangun perusahaan layanan teknologi informasi pada akhir 1980-an yang kemudian diambil alih oleh perusahaan telekomunikasi milik negara.
Tak hanya berfokus pada pusat data, Otto Toto Sugiri juga terlibat dalam pendirian penyedia layanan internet komersial pertama di Indonesia pada pertengahan 1990-an. Setelah perusahaan tersebut mencatatkan sahamnya di bursa dan melepas kepemilikan kepada investor asing pada 2023, kekayaan bersih keluarga terkaya ini diperkirakan mencapai sekitar 189,5 triliun Rupiah.
Tahir dan keluarga berada di urutan ketujuh dalam daftar keluarga terkaya di Indonesia berkat konsistensi dan skala bisnis yang besar. Pendiri Mayapada Group ini dikenal sebagai pendiri sebuah grup usaha konglomerasi dengan aktivitas di berbagai sektor penting.
Bisnis yang dijalankan keluarga ini mencakup bidang perbankan, layanan kesehatan, media, hingga properti. Selain itu, keluarga Tahir juga memiliki kepemilikan saham di sejumlah perusahaan terbuka di sektor keuangan dan properti.
Ekspansi usaha tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga merambah ke luar Indonesia. Tahir tercatat memiliki aset properti di Singapura melalui kepemilikan pada perusahaan properti yang terdaftar.
Dari sisi keluarga, Tahir menikah dengan Rosy yang merupakan putri dari salah satu tokoh besar dunia usaha Indonesia. Didukung jejaring bisnis yang kuat dan portofolio usaha yang terdiversifikasi, kekayaan bersih Tahir & Family diperkirakan mencapai sekitar Rp164 triliun, sehingga masuk jajaran keluarga terkaya di Indonesia.
Posisi ke-8 dalam daftar keluarga terkaya di Indonesia ditempati oleh Marina Budiman, salah satu tokoh penting di industri teknologi dan pusat data nasional. Ia dikenal sebagai pendiri sekaligus komisaris utama perusahaan pusat data yang berkembang pesat seiring meningkatnya kebutuhan infrastruktur digital di Tanah Air.
Marina Budiman mendirikan perusahaan tersebut pada 2011 bersama dua mitra bisnisnya, berbekal pengalaman panjang di dunia perbankan dan teknologi informasi. Karier profesionalnya dimulai sejak pertengahan 1980-an, sebelum kemudian terlibat dalam pengembangan perusahaan layanan teknologi informasi pada akhir dekade tersebut.
Selain berkiprah di sektor pusat data, Marina Budiman juga menjadi pelopor pendirian penyedia layanan internet komersial pertama di Indonesia pada pertengahan 1990-an. Marina tercatat sebagai salah satu pendiri PT DCI Indonesia Tbk. Setelah melepas kepemilikan sahamnya beberapa tahun lalu, kekayaan bersihnya kini diperkirakan mencapai sekitar 137 triliun Rupiah, mengukuhkannya sebagai bagian dari jajaran keluarga terkaya di Indonesia.
Wijono dan Hermanto Tanoko bersama keluarga menempati posisi ke-9 dalam daftar keluarga terkaya di Indonesia. Saudara kandung ini mengendalikan perusahaan cat dekoratif terbesar di Tanah Air, PT Avia Avian Tbk (AVIA) dengan pangsa pasar yang signifikan di industri tersebut.
Bisnis keluarga ini dirintis sejak akhir 1970-an oleh sang ayah dan terus berkembang lintas generasi. Di bawah kepemimpinan generasi penerus, usaha keluarga Tanoko melakukan ekspansi ke berbagai sektor seperti barang konsumsi, properti, hingga ritel, yang memperkuat posisi mereka sebagai keluarga terkaya yang adaptif terhadap perubahan pasar.
Pada 2021, perusahaan utama keluarga ini resmi mencatatkan sahamnya di bursa sebagai bagian dari langkah strategis di pasar modal. Selain itu, salah satu lini usaha air mineral yang dikelola keluarga Tanoko juga mendapat pengakuan internasional pada 2024, dengan total kekayaan keluarga diperkirakan mencapai sekitar Rp135,8 triliun.
Sri Prakash Lohia menempati posisi kesepuluh dalam daftar keluarga terkaya di Indonesia berkat kesuksesannya di industri pupuk dan material polimer, PT Indorama Synthetics Tbk. Sebagian besar kekayaannya berasal dari bisnis manufaktur bahan industri yang telah berkembang dan menjangkau pasar global.
Pada era 1970-an, ia bersama sang ayah pindah dari India ke Indonesia dan merintis usaha manufaktur dari sektor tekstil. Seiring berjalannya waktu, bisnis tersebut bertransformasi menjadi kelompok industri besar yang memproduksi berbagai material strategis, mulai dari pupuk, bahan kimia, hingga perlengkapan medis.
Saat ini, Sri Prakash Lohia masih memimpin kelompok usaha keluarga dengan didampingi oleh generasi penerus. Dengan kekayaan bersih yang diperkirakan mencapai sekitar Rp134,1 triliun, keluarga terkaya ini juga memiliki jaringan bisnis internasional yang kuat dan berkelanjutan.
Daftar keluarga terkaya di Indonesia tahun 2025 menunjukkan bahwa kekayaan tidak hanya berasal dari satu sektor, melainkan hasil dari strategi bisnis yang konsisten, inovasi, dan kemampuan membaca peluang jangka panjang. Melalui beragam sumber harta seperti industri, perbankan, hingga teknologi, keluarga-keluarga ini terus memperkuat pengaruhnya dalam perekonomian nasional.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)