Jakarta -
Untuk mengajarkan nilai moral ke
anak, kita memang bisa memanfaatkan cerita, misalnya fabel atau dongeng. Tapi Bun, kita juga perlu memperhatikan lho tokoh apa yang ada di cerita itu. Soalnya, ini berkaitaan sama nilai moral yang bisa 'sampai' ke anak.
Untuk anak-anak, nilai moral dalam cerita yang kita bacakan bisa lebih mereka 'resapi' kalau si tokohnya benar-benar manusia, ketimbang tokoh hewan atau hewan yang karakternya mirip manusia. Setidaknya, itulah hasil studi yang dilakukan peneliti di University of Toronto baru-baru ini dan diterbitkan di jurnal Developmental Science.
Ketua peneliti, Dr Patricia Ganea bilang untuk anak umur 4-6 tahun, mereka lebih menyerap pelajaran moral dari cerita kalau tokohnya benar-benar manusia karena anak-anak merasa hewan karakteristiknya jauh beda sama manusia, termasuk si anak-anak ini. Patricia bilang makanya penting banget nih buat orang tua juga guru untuk lebih selektif dalam memilih cerita, terutama kalau tujuan utamanya untuk mengajarkan nilai moral ke anak.
"Walaupun, memang pelajaran moral bisa lebih sedikit terserap oleh anak saat tokohnya hewan dengan karakteristik manusia, dibanding karakternya benar-benar hewan," kata Patricia, dikutip dari Daily Mail.
Baca juga:
Anak-anak Boleh Kenal Doraemon, Tapi Jangan Lupa Malin KundangUntuk studi ini, ada 96
anak umur 4-6 tahun yang dibagi jadi tiga kelompok. Sebelum dibacakan cerita dengan tiga tokoh berbeda yaitu manusia, hewan, dan hewan dengan karakter manusia, anak-anak ini dikasih tahu kalau ada anak lain yang butuh pertolongan. Nah, pertolongan itu bisa mereka lakukan lewat membagi stiker yang bakal dimasukkan ke amplop.
Masing-masing anak diminta memilih 10 stiker favoritnya. Setelah itu, mereka dibacakan cerita terus diminta membagi stikernya. Nah, ternyata anak yang dibacakan cerita dengan karakter manusia berbagi lebih banyak stiker lho.
"Sah-sah saja kalau kita mau membacakan cerita dengan tokoh hewan. Tak masalah. Tapi, orang tua juga bisa meminta anak menceritakan kembali apa pelajaran yang bisa mereka dapat dari cerita yang dibacakan dan membantu anak melihat kesamaan cerita itu dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga, pelajaran dari cerita itu bisa lebih mudah 'diserap' anak," kata peneliti lainnya, Nicole Larsen.
Soal membacakan cerita untuk anak, memang ini bisa jadi quality time buat kita sama si kecil ya, Bun. Kalau kita mau melakukan ini, jangan lupa kita juga mesti eskpresif nih pas bercerita. Dengan begitu, anak juga lebih tertarik sama kegiatan mendengarkan cerita ini, demikian disampaikan psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani M.Psi., Psikolog atau Nina.
"Untuk melatih imajinasi anak, bisa juga anak diminta melanjutkan ceritanya. Biarkan sesuai imajinasi dia terus kita gali lagi ide dia itu. Kalau
anak udah lebih besar, bisa gantian dia yang kita minta bercerita," kata Nina seperti dikutip dari detikHealth.
Baca juga:
Mengenalkan Lagu Anak Lewat Dongeng? Bisa Banget! (rdn)