Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Tentang Tidur Seranjang dengan Bayi, Pro atau Kontra, Bun?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 29 Jan 2018 19:05 WIB

Bunda termasuk yang tidur seranjang sama si bayi atau yang tidak nih?
Ilustrasi bayi tidur/ Foto: thinkstock
Jakarta - Soal tidur satu ranjang dengan bayi, memang masih ada pro dan kontranya. Kourtney Kardashian, adalah salah satu selebriti yang pro pada pendapat 'nggak apa-apa tidur seranjang dengan bayi'.

Ya, Kourtney selalu tidur bareng di satu ranjang bareng anak-anaknya saat masih bayi. Alasannya agar dirinya bisa dekat dengan anak-anaknya secara fisik setiap saat. Itu artinya, ia akan menyusui sesuai keinginan anak dan tidur dengan bayinya di malam hari. Saya termasuk yang seperti Kourtney, he-he...

Meski jadi kritikan, banyak juga yang percaya berbagi tempat tidur bermanfaat untuk bayi. Begitu juga Dr Nils Bergman dari University of Cape Town di Afrika Selatan.

Penelitiannya mengklaim bayi yang berbagi tempat tidur dengan ibunya lebih nyenyak saat tidur. Selain itu juga bisa membangun ikatan emosional yang lebih kuat dengan orang tuanya. Bergman percaya otak bayi yang tidur seranjang dengan orang tuanya akan berkembang lebih optimal, sehingga mengurangi masalah perilaku di kemudian hari.

Bergman menambahkan bayi memang seharusnya tidur di dada ibunya selama beberapa minggu pertama kehidupannya. Selain itu, sambungya, baik bagi anak jika berbagi tempat tidur dengan orang tuanya sampai usia tiga tahun.

Nah, saran ini tentu membuat bingung orang tua ya, Bun. Karena saran sebelumnya menyebut tidur seranjang dengan bayi bisa meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome), Bun.



Orang tua disarankan untuk tidak berbagi tempat tidur jjika usia bayi masih kurang dari tiga bulan, lahir prematur, atau lahir dengan berat kurang dari 2,5 kg. Selain itu, orang tua juga diberitahu untuk tidak berbagi tempat tidur jika merokok. Semua ini untuk meminimalkan risiko anak yang tertimpa tubuh orang tuanya di tempat tidur.

Seorang ibu bercerita bahwa ia awalnya termasuk yang tak ingin tidur berbagi dengan putranya, Milo, yang berusia 13 bulan. Sampai-sampai perawat kesehatan masyarakat yang berkunjung ke rumahnya mewanti-wanti agar dirinya tidur dengan si bayi di kasur yang sama.

"Pasangan saya bahkan lebih bersikeras. Seorang pria besar yang sering berguling-guling dalam tidurnya, sehingga dia takut mungkin menimpa bayi kecilnya," tulis Sharon Ni Chonchuir yang dilansir Irishexaminer.

Memang, di Irlandia itu sekitar 30 bayi meninggal karena SIDS setiap tahunnya, Bun. Dan itulah yang membuatnya ingin menghindari tragedi tersebut.

Namun penelitian Bergman membuatnya berpikir ulang. "Bayi menyukai kedekatan fisik. Saya melihat Milo mengernyit saat saya menyingkirkannya dari kehangatan lenganku untuk meletakkannya ke tempat tidurnya. Apakah lebih baik dia tinggal bersamaku?" tuturnya.

Ilustrasi bayi tidur/Ilustrasi bayi tidur/ Foto: thinkstock


Sebuah studi dari Journal of Developmental and Behavioral Paediatrics tampaknya berpikir begitu. Dikatakan bahwa anak-anak yang berbagi tempat tidur dengan orang tua mereka menerima evaluasi yang lebih tinggi atas perilaku mereka dari gurunya.

Sementara para periset dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine pada tahun 2013 menganalisis data dari penelitian yang melibatkan 1.472 kasus SIDS, dan menemukan 81 persen kematian SIDS pada bayi di bawah tiga bulan dapat dicegah dengan tidak berbagi tempat tidur dengan orang tua mereka.

Dengan nasihat yang bertentangan itu, orang tua harus memilih yang mana?
Konsultan tidur Lucy Wolfe mengatakan itu keputusan orang tua. "Anda harus membuat keputusan tentang apa yang terasa cocok untuk keluarga Anda," sarannya.

"Kontak kulit-ke-kulit itu penting. Jadi berada di sisi bayi dan responsif terhadap bayi itu penting, tapi orang tua seharusnya tidak mendapat tekanan satu arah mengenai bagaimana mereka memilih untuk tidur bareng bayinya," kata Wolfe.

Wolfe mengatakan 80 persen kliennya berbagi tempat tidur dengan bayi mereka. "Bagi banyak orang, itu satu-satunya cara mereka bisa tidur," imbuhnya.



Wolfe juga berbagi tempat tidurnya dengan keempat anaknya. Sekarang anaknya sudah berusia 15, 13, 10, dan tujuh tahun. "Itu adalah lingkungan yang bagus bagi kita dan itu membuat ASI menjadi jauh lebih mudah diberikan," tambahnya.

Apabila orang tua berbagi tempat tidur, Wolf mengimbau orang tua berhati-hati. "Berbagi tempat tidur meningkatkan risiko SIDS, oleh karena itu saya mengatakan orang tua perlu membuat keputusan yang tepat," pesannya.

Tempat tidur kita tidak didesain khusus untuk digunakan orang tua dan bayinya. Karena itu kita harus membuat si bayi aman dan nyaman jika memang harus berbagi tempat tidur dengan mereka.

"Pikirkan soal celah antara tempat tidur dan dinding. Hati-hati dengan selimut yang tebal dan selalu pastikan bayi itu berbaring di permukaan yang rata, tidak di atas bantal," lanjut Wolfe.

"Apapun yang Anda lakukan, tetap sadar dan prioritaskan keamanan," timpal Eugene Dempsey, seorang profesor pediatri di UCC dan konsultan neonatologi di CUMH.

Ilustrasi bayi tidur/Ilustrasi bayi tidur/ Foto: dok.HaiBunda


Pedoman Tidur yang Aman

SIDS (cot death) adalah kematian bayi yang tak terduga dalam tidurnya. Nah, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko SIDS.

1. Selalu posisikan bayi untuk tidur telentang.

2. Buat zona bebas asap rokok. Jangan biarkan orang merokok di rumah, mobil atau di sekitar bayi.

3. Berbagi tempat tidur bisa berbahaya, terutama jika orang tua adalah perokok, jika bayi lahir prematur, atau berusia kurang dari tiga bulan.

4. Bayi tidur dalam ranjang bayi di kamar yang sama dengan orang tuanya selama enam bulan pertama.

5. Kaki bayi harus sampai di kaki dipan sehingga mereka tidak bisa menggeliat turun di bawah selimut.

6. Pastikan kepala dan wajah bayi terlihat saat mereka tidur.

7. Jauhkan ranjang bayi dari benda lunak seperti bantal, selimut, bumper, mainan atau barang lainnya yang bisa mencekik atau membekap bayi.

8. Pastikan tempat tidur bayi dalam keadaan baik dan dirakit dengan benar. Kasur harus bersih, kokoh, dan rata, tanpa robek. Sementara alas ranjangnya harus dipasang sesuai dan benar, sehingga tidak ada celah.

9. Jangan biarkan bayi terlalu panas, tidak perlu banyak selimut atau pakaian berat.

10. Jika tangan dan kaki bayi terasa dingin sebenarnya normal. Berikan pakaian hangat atau kaus kaki saja ya, Bun, tidak perlu diberi selimut tebal karena nantinya justru bisa membahayakan mereka. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda