Los Angeles -
Bepergian naik pesawat dalam keadaan hamil dan cuma berdua si kecil yang berusia batita (di bawah tiga tahun) bisa merepotkan ya, Bun. Ditambah lagi anak mengalami sensory
meltdown. Duh, bisa kebayang gimana stres-nya kita ya.
Tapi, ketika para ibu lain yang nggak dikenal mengulurkan bantuan, semuanya bisa teratasi. Baru-baru ini, seorang wanita bernama Beth Bornstain Dunnington membagikan pengalamannya ketika dia berada di ruang tunggu pesawat di salah satu bandara di Los Angeles. Beth bilang, dia melihat seorang ibu dan anaknya yang berumur kira-kira 18 bulan atau lebih. Jelas banget si ibu lagi hamil.
Tapi, situasi berubah ketika si anak laki-laki itu mengalami sensory
meltdown. Dia berlarian di antara kursi tunggu, menendang-nendang, menjerit dan berguling-guling di lantai karena menolak naik ke pesawat. Si ibu, kata Beth, yang usianya masih muda kelihatan nggak sanggup mengejar-ngejar putranya dan tampak kewalahan.
"Ibu itu hanya bisa terduduk di lantai, menaruh tangannya di wajah kemudian menangis. Lalu, hal indah ini terjadi. Kami, enam atau tujuh wanita yang nggak saling kenal menghampiri ibu dan anak itu kemudian kami membentuk lingkaran mengelilingi si anak," kata Beth di halaman Facebook-nya.
Setelah itu, Beth menyanyikan lagu 'The Itsy Bitsy Spider' dan satu wanita lain memberi si anak jeruk yang sudah dikupasnya. Seorang wanita lain mengambil mainan kecil di tasnya dan ia berkan ke bocah itu. Sementara itu, wanita lainnya memberi ibu muda itu sebotol air kemudian satu wanita lagi memberi air minum ke si bocah. Situasi perlahan membaik sampai akhirnya si anak tenang dan dia beserta ibunya bisa naik ke pesawat.
"Ini sangat indah. Kami nggak saling kenal tapi kami bisa menenangkan mereka berdua. Setelah si wanita dan anaknya itu naik ke pesawat, kami duduk lagi di kursi kami dan nggak bicara. Kami adalah orang asing tapi sebagai wanita, kami bersatu untuk menyelesaikan sesuatu. Ya, inilah a circle of woman dengan sebuah misi yang bisa menyelamatkan dunia. Saya nggak akan pernah melupakan pengalaman ini," tutur Beth.
Kalau melihat anak yang sedang mengalami meltdown, sekilas memang kayak tantrum ya, Bun. Dikutip dari RaQQi Consultant, meltdown atau sensory meltdown adalah reaksi berlebih anak saat ia tidak sanggup menerima informasi sensori yang sangat banyak baginya. Hal ini biasanya terjadi ketika anak mengalami masalah sensori sehingga ia memiliki sensitivitas berlebih terhadap sesuatu seperti cahaya, suara, rasa dan tekstur makanan, sentuhan, atau keramaian.
Secara kasat mata, perilaku meltdown memang terlihat hampir sama dengan tantrum. Perilaku itu antara lain menangis dan marah tiada henti, melempar dan merusak barang di sekitarnya, memukul, dan menendang orang yang ada di sekitarnya. Nah, ketika anak mengalami meltdown, yang bisa dilakukan orang tua yaitu:
1. Memperhatikan tanda-tanda non-verbal seperti gestur tubuh anak untuk mengenali penyebab
meltdown. Apakah ada stimulus tertentu yang membuat anak gelisah seperti anak menutup telinga sambil menangis itu bisa jadi tanda dia nggak mampu menerima stimulus suara. Anak melepeh makanan dan marah bisa jadi tanda dia tidak suka dengan rasa tertentu.
2. Tenangkan diri sehingga nggak mudah terbawa mood anak.
3. Hindari bertanya 'kamu kenapa' dan meminta anak untuk diam. Soalnya, mencoba berkomunikasi secara verbal tidak membantu anak tenang. Sebaiknya, bertanyalah dengan baik saat anak sudah berhenti menangis.
4. Hilangkan stimulus sensoris seperti mematikan suara musik, mengganti jenis makanan, atau menjauh dari keramaian.
5. Jangan lupa buat daftar hal apa saja yang berpotensi menyebabkan meltdown pada anak.
 Tantrum Vs Sensory Meltdown Foto: Infografis |
(rdn)