Jakarta -
Para pendidik dan peneliti sepakat bahwa pengalaman literasi awal penting untuk pengembangan kognitif dan bahasa anak. Tapi selain keterampilan membaca, kita juga perlu mengasah keterampilan
STEM (sains, teknologi, teknik dan matematika) sejak dini pada anak, Bun.
Proses pengenalan dan pembelajaran di usia dini bisa dibilang titik awal untuk pembelajaran STEM, karena anak-anak itu sifatnya penasaran dan ingin menjelajahi lingkungannya. Menurut Kym Simoncini, asisten profesor di Early Childhood and Primary Education, University of Canberra, Australia, anak-anak adalah pembelajar STEM yang sangat cakap, namun pengetahuan dan keterampilan mereka terkadang nggak diketahui oleh pendidik dan orang tua.
Buat Bunda dan Ayah, berikut ini lima hal yang bisa dilakukan sehari-hari untuk mengasah kemampuan STEM pada anak.
1. Dorong Anak untuk Memperhatikan SesuatuKita bisa mengajak anak untuk memperhatikan hal-hal di lingkungan sekitar seperti perubahan yang terjadi saat pergantian musim, tunas pada tanaman atau cara benda bergerak karena ada angin. Lakukan observasi dengan anak-anak dan gunakan bahasa yang terkait dengan pengamatan.
Pengamatan adalah proses ilmiah yang paling mendasar. Dengan latihan mengamati, anak-anak bisa melihat sesuatu lebih rinci atau ilmiah serta berpikir kritis.
2. Dorong Anak Menggambarkan Hal yang Mereka Lihat dan Lakukan
 Lakukan aktivitas bareng anak. Foto: Thinkstock |
Mintalah anak untuk menggambar atribut atau fitur dari hal-hal yang mereka lihat dan lakukan. Saat anak melihat kumbang atau kupu-kupu, mintalah mereka untuk menggambarkannya detail dengan warna, bentuk, dan ukurannya.
Demikian pula ketika anak sedang membuat sesuatu, Bun. Kita bisa minta mereka menjelaskan apa yang sedang dilakukan. Hal ini bisa meningkatkan kosa kata dan kepercayaan anak dalam menggunakan bahasa STEM, Bun. Menurut Kym, saat belajar
STEM, gunakan kata-kata seperti memprediksi, bereksperimen dan mengukur.
3. Ajukan Pertanyaan 'Apa' daripada 'Mengapa'Ajukan pertanyaan yang berfokus pada apa yang dapat dilihat atau dilakukan anak, bukan mengapa. Ini akan memungkinkan anak untuk percaya diri menjawab pertanyaan yang bisa mereka jawab. Misalnya anak lagi main gelembung sabun pertanyaan "Apa yang terjadi dengan gelembung?" lebih mudah ditanggapi anak ketimbang pertanyaan "Mengapa gelembung tetap bersatu?".
Menurut Kym, jika ingin memperluas percakapan dan pembelajaran, jangan menutupnya dengan pertanyaan yang anak-anak nggak bisa jawab dan jangan lupa untuk mendiskusikan jawaban anak lebih lanjut ya.
4. Menghitung dengan Cara One-to-one CorrespondenceAnak-anak baiknya bisa melakukan lebih dari sekadar menghitung. Anak-anak perlu mengetahui cara one-to-one correspondence, bahwa 'satu' sama dengan satu objek, 'dua' sama dengan dua benda, 'tiga' sama dengan tiga benda, dan seterusnya.
Orang tua dapat dengan mudah mengembangkan keterampilan ini dengan meminta anak-anak, misalnya mengumpulkan lima bawang putih untuk Bunda membuat bumbu atau dua butir telur untuk campuran kue. Atau dengan bertanya berapa banyak tas belanja yang ada atau berapa banyak huruf di amplop surat.
5. Ajak Anak Membayangkan Ruang di Sekitar
 Ajak anak mengenali ruang sekitarnya. Foto: thinkstock |
Ajak anak untuk membayangkan ruang di sekitar mereka, Bun. Jika mereka melihat peta kebun binatang, tanyakan kepada mereka di mana mereka. Saat berkendara ke tempat les misalnya, minta mereka memberi petunjuk bagaimana menuju ke sana.
Atau, minta anak mengingat jalan saat kita berpergian dengannya misalnya jalan ke rumah nenek. Mungkin anak akan mengenali rumah dari gambar yang sudah dipotret. Dari sini, ada hubungan jelas antara keterampilan spasial dan keterampilan STEM.
Kym bilang, sebenarnya anak-anak dapat mengembangkan pemahaman yang kompleks tentang dunia di sekitar mereka asal dengan panduan yang benar dari orang tua atau gurunya. Pengalaman STEM di usia dini dapat memudahkan anak-anak belajar STEM nantinya.
Orang tua nggak perlu membeli mainan mahal, alat sains atau buku kerja untuk diisi. Orang tua juga nggak perlu memiliki gelar di STEM untuk mengajari anak-anak mereka. Jadi, mengajari anak STEM bisa dilakukan sedini mungkin sehingga ita juga bisa membantu anak mampu dan percaya diri mempelajari
STEM.
(rdn)