Jakarta -
Namanya tugas rumah atau mengerjakan
PR seringkali jadi masalah terbesar buat anak-anak sekolah. Apalagi kalau anaknya kebanyakan menghabiskan waktu di sekolah. Saat sampai rumah, kadang anak pun ogah-ogahan ngerjain PR.
Psikolog anak dan keluarga, Ajeng Raviando, bilang tentunya kita juga harus bisa mengerti posisi anak, Bun, serta tahu gimana cara komunikasi ke anak. "Banyak orang tua, yang begitu anak sampai rumah yang ditanya pertama kali, 'Ada PR nggak?', 'Ada ulangan nggak besok?', 'Kok santai banget sih kamu besok ulangan', dan sebagainya," ungkap Ajeng di sela-sela acara Kuasai 'Homework Resque' dengan Printer HP Deskjet Ink Advantage di Tanamera Coffee, Jakarta Selatan baru-baru ini.
Coba deh beri empati dulu ke anak, biarkan anak 'me time' sekejap, lalu kalau bisa temani anak kerjain PR-nya. Ada penelitian menyebutkan orang tua bisa mencontohkan banyak hal ketika membantu anak mengerjakan PR. Kemudian orang tua juga bisa membantu anak mengelola waktu dan stresnya.
Nah, ketika kita temani anak mengerjakan PRnya, coba yuk terapkan 5F, yaitu:
1. (F)ocusBiar anak fokus ngerjain PR dengan sebelumnya banyak kegiatan yang dia lakukan, coba kasih anak waktu 'bernapas' sejenak. Ajak anak ngobrol, tanya bagaimana harinya, tapi jangan tanya soal pelajaran dulu ya, Bun. Bisa lho kita ajak buat makan atau bersih-bersih dahulu baru sehabis itu baru deh mereka lanjutkan kewajiban mereka.
"Kalau udah kenyang, mood udah senang, pikiran juga jadi fokus kan," ungkap Ajeng.
2. (F)astOrang tua juga bisa tuh mengakomodir perangkat-perangkat yang bagus seperti print, komputer dan lainnya. Perangkat kayak begini bisa mempermudah anak mengerjakan PR.
3. (F)lexibleOrang tua sekarang kebanyakan multitasking, nggak cuma bekerja, ibu sekarang juga punya aktivitas lain yang luar biasa dan dengan sempitnya waktu terkadang sulit rasanya melakukan sesuatu terutama emotional bonding sama anak.
"Akhirnya gimana caranya kita punya waktu yang berkualitas sama anak dan pastinya kita harus cari cara tuh biar lebih fleksibel lagi," kata Ajeng.
Dengan begitu, kita jadi bisa buat diri kita lebih fleksibel deh karena tahu waktu nggak bisa terbuang sia-sia.
4. (F)riendlyCoba komunikasikan semua hal ke anak dengan baik. Komunikasi efektif dan pertukaran informasi yang baik bisa jadi menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin hubungan baik antara anak dan orang tua.
"Jangan apa-apa, 'Gimana sih jam segini belum selesai juga PR-nya,'" imbuh Ajeng.
5. (F)unCiptakan lingkungan yang menyenangkan ketika menemani anak mengerjakan
PR, biarkan anak mengerjakan dengan caranya karena tiap anak punya cara belajar yang berbeda dan kita coba ikuti cara mereka.
"Orang tua juga bisa sumbang saran misal, ada lho aplikasi tertentu atau mungkin kamu bisa manfaatkan benda ini biar kamu mengerjakannya lebih mudah," tutur wanita yang telah menjadi psikolog selama 15 tahun ini.
Bonusnya, guru juga senang karena ia tahu bahwa muridnya mengerjakan PR sepenuh hati.
Ingat ya, Bun, bantu kerjain PR anak nggak mesti kok tiap hari, yang penting saat menemani, coba buat waktu tersebut sangat berkualitas. Yang harus diingat bukan kita yang mengerjakan PR anak, tapi biarkan anak melakukannya, meskipun nantinya anak melakukan kesalahan.
(rdn)