Jakarta -
Supaya nggak mudah mengeluh dan menyerah, seseorang perlu semangat juang tinggi, termasuk anak-anak. Dalam keseharian, ada kok, Bun, yang bisa dilakukan orang tua agar semangat juang
anak tinggi.
Ina Liem selaku pakar edukasi dan pendidikan mengatakan kesalahan dasar bisa berujung dari finansial. Pada anak yang kondisi ekonominya cukup dan segalanya sudah serba ada, bukan nggak mungkin mereka merasa semuanya sudah terpenuhi.
"Kalau anak merasa 'Ah ada uang ortu gue ini'. Ya, jelas anak jadi nggak ada fighting spirit-nya dong. Anak merasa semua udah ada, semua udah terpenuhi jadi ya akhirnya jadi creative thingking-nya nggak keasah," papar Ina di tengah Konferensi Pers, 'Perencanaan Keuangan Keluarga Indonesia untuk Pendidikan Terbaik Bangsa', di JSCHive by Cocowork (Co-working space), Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa (25/9/2018).
Semangat juang ini bisa didapat salah satunya ketika anak menemui masalah atau kondisi yang nggak selalu mudah. Masalah lain yang memengaruhi semangat juang anak adalah teknologi. Kata Ina, anak-anak sekarang cenderung ingin segala sesuatunya didapat dengan cara instan tanpa tahu bagaimana proses yang sesungguhnya berjalan.
"Mau yang gampang aja, mau makan tinggal pesan online. Ada suatu cerita di mana orang tua asal Surabaya punya anak kuliahnya di Jakarta, lalu orang tua tersebut memesankan atau order dengan aplikasi online dari Surabaya untuk anaknya yang belum makan di Jakarta. Yang seperti ini salah," tutur CEO dari Jurusanku ini.
Ina menyarankan, biarkan anak menghadapi masalah. Apalagi di zaman sekarang, kemampuan memecahkan masalah atau problem solving penting banget karena untuk bisa bersaing
anak perlu punya semangat juang yang tinggi. Jadi, jangan khawatir bila anak menemui masalah ya, Bun. Tetap dampingi mereka dan beri masukan jika diperlukan. Namun, biarkan anak berusaha semampunya menghadapi masalah yang ada.
Ketika terbiasa menyelesaikan masalah, anak memang bisa jadi sosok uang lebih tangguh. Disampaikan anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi dari RaQQi Human Development and Learning Centre saat anak mengeluh tidak bisa menyelesaikan suatu hal, usahakan Ayah dan Bunda nggak menyelesaikannya. Lebih baik, kita beri petunjuk anak, Bun.
"Dengan begitu orang tua memberi kesempatan pada anak untuk menyelesaikan masalahnya. Meski lama menyelesaikannya, tidak perlu kita ngomel-ngomel karena nggak sabar. Mereka butuh kesempatan untuk belajar," kata Ratih dikutip dari
detikcom.
Jika anak sedikit-sedikit dibantu, mereka nggak akan kenal situasi yang menantang untuk diselesaikan dengan kemampuan sendiri. Alhasil, anak terbiasa mendapat bantuan orang lain dalam menyelesaikan masalahnya. Sehingga mereka menjadi sosok yang kurang tangguh. Sedikit-sedikit mengeluh ketika menghadapi situasi yang sulit atau tidak sesuai dengan keinginannya.
(aml/rdn)