Jakarta -
Biasanya, anak minta disunat saat usia SD kelas 1 bahkan lebih. Tapi tidak dengan anakku. Setelah usianya genap 5 tahun tiba-tiba dia minta sunat.
Waduh! Pikirku dan suami. Masa' anak cilik begini minta sunat. Enggak takut sakit apa? Memang sih, dua kakaknya sunat di usia 6 tahun. Tapi, jujur aju masih ragu apa benar anakku mau sunat.
Akhirnya aku yakinkan diriku dan suami dengan mengajak si kecil ke klinik sunat. Kebetulan, saat itu sedang musim liburan. Jadi, klinik sunat agak ramai, meski enggak terlalu padat. Aku cukup kaget dengan reaksi anak bungsuku.
Saat menunggu konsul ke dokter, ada seorang anak yang habis dikhitan dan nangis. Melihat anak itu, apa reaksi si bungsu?
"Ah, anaknya payah. Cemen," ujar si kecil. Ku tanya padanya, memang dia enggak takut? Dengan mantap anakku bilang enggak. Baiklah. Kita buktikan aja ya, Nak.
Di hari H, pakai baju kebanggaan ya bergambar Iron Man anakku bersama aku, suami, kedua kakak, dan kakek juga neneknya ke klinik sunat. Dengan santai dia main robot-robotan saat menunggu giliran.
Tiba namanya dipanggil, dia masih santai kemudian tiduran di meja sunat. Aku enggak tega akhirnya keluar ruang sunat. Aku pikir akan ada suara jeritan dari dalam ternyata enggak. Agak takjub aku. Kata suamiku rupanya anakku enggak nangis bahkan saat bius disuntikkan.
 Ilustrasi anak kecil/ Foto: iStock |
Kutanya sakit atau enggak, dia bilang enggak. Paling karena efek bius belum habis, pikirku. Benar saja, enggak alam dia teriak-teriak memanggilku dan mengaku area kemaluannya mulai panas. Jadilah ayahnya beli kipas elektrik kecil untuk membantu mengipasi area vital si kecil.
Enggak lama sih, sekitar 1 jam tangisnya berhenti karena kualihkan dengan main lego. Setelah beberapa hari, klamp dibuka dan benar saja, dia sempat nangis setengah jam. Minta digendong ayahnya, tangisnya pun berhenti. Usai sudah drama sunat. Rupanya anakku memang mau sunat.
"Soalnya kata bu guru umur 5 tahun itu harus sudah disunat, Bunda," demikian kata anakku saat ku tanya kenapa sih mau disunat, padahal masih kecil.
Buar begitu, Bunda bangga denganmu, Nak. Ternyata kamu benar-benar berani sunat meski beberapa hari usai lepas klamp kamu sempat bingung mengapa bentuk 'burung'mu jadi kayak gitu.
(Kisah Bunda Yeni di Jakarta) Bunda yang ingin berbagi kisah seputar rumah tangga dan parenting di Cerita Bunda, bisa kirimkan langsung ke email redaksi kami di [email protected] Cerita paling menarik akan mendapat voucher belanja dari kami. dengan subjek Cerita Bunda. Ssst, Bunda yang tidak mau nama aslinya ditampilkan, sampaikan juga di email ya. Cerita yang sudah dikirim menjadi milik redaksi kami sepenuhnya.
(rdn/rdn)