Jakarta -
Aku kena diabetes sejak 1990-an. Pada 2000 lalu, aku lihat terapi minum urine oleh salah satu praktisi kesehatan di siaran TV. Kala itu, kadar gula darah selalu sekitar 400mg/dl.
Awalnya agak geli minum urine sendiri, apalagi urine yang dikeluarkan pertama kali saat habis bangun tidur. Rasanya pesing banget, Bunda! Tapi demi sembuh, aku jalani aja semuanya. Setiap hari aku minum urine tiga kali sehari setiap kali minum 240ml.
Walau enggak enak, aku telateni aja demi kesembuhan. Beberapa bulan menjalani terapi ini, kadar gula darah turun dari 400-an jadi 300, kemudian sekarang mulai stabil. Tahu aku menerapkan terapi ini, keluarga mendukung dan enggak protes.
Ya, soalnya mereka tahu ada kemajuan dari apa yang aku lakukan. Aku pernah sih menyarankan teman atau beberapa orang aku sarankan mempraktikkannya, ada yang mau ada yang enggak.
Enggak masalah sih buat aku. Sekarang, aku cuma minum 1 jenis obat satu kali sehari demi menjadi stabilnya gula darah dan enggak lupa juga menjaga pola makan. Kontrol ke dokter pun rutin. Tapi, aku memang enggak bilang ke dokter yang merawatku kalau aku menerapkan praktik minum urine.
Sampai sekarang, aku masih menerapkan terapi minum urine sebagai ikhtiar menjaga kesehatan. Ditambah kelola stres dan mengatur pola hidup. Semoga apa yang ku lakukan bermanfaat juga buat Bunda sekalian.
(Kisah Bunda Yasya di Jakarta)Bunda yang ingin berbagi kisah seputar rumah tangga dan parenting di Cerita Bunda, bisa kirimkan langsung ke email redaksi kami di redaksi@haibunda.com Cerita paling menarik akan mendapat voucher belanja dari kami. dengan subjek Cerita Bunda. Ssst, Bunda yang tidak mau nama aslinya ditampilkan, sampaikan juga di email ya. Cerita yang sudah dikirim menjadi milik redaksi kami sepenuhnya.Simak es krim buah naga yang menyehatkan di video ini.
(rdn/rdn)