Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Sakit Hati Bun, Anakku Dibilang Gagu karena Telat Bicara

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 31 May 2024 16:50 WIB

Mother carries the child in her arms. Little boy lies in his mother's shoulder. Sad son hugs mom.
Ilustrasi Cerita Bunda: Sakit Hati Bun, Anakku Dibilang Gagu karena Telat Bicara/ Foto: iStock/urzine
Jakarta -

#HaiBunda saat usia 25 bulan, anakku laki-laki baru bisa bilang 'no' dan 'tu'. Jauh banget kalau dibandingkan perkembangan anak-anak seusia dia.

Aku minder banget, bahkan sakit hati sampai menangis karena perkataan Ketua PKK di daerah rumahku. Dia bilang begini, 'Abil gagu kali ya, dipanggil nggak nyaut, telinganya tuli tuh'.

Spontan, aku langsung bawa anakku menjauh dari Ibu itu. Aku nangis karena takut campur bingung. Saat itu, yang ada di benakku 'Bagaimana kalau perkataan Ibu itu benar? Abil dengar nggak ya, tadi dibilang gagu dan tuli?'.

Aku curhat ke teman dan dia sarankan supaya cek kondisi anakku di klinik tumbuh kembang. Tanpa pikir panjang, aku langsung ke klinik dan anakku dicek, dites ini itu, aku juga diwawancarai tentang tumbuh kembang anak.

Alhamdulillah, aku dapat pencerahan. Ternyata, pola asuh aku selama ini salah. Anakku juga nggak melewati fase merangkak, tapi langsung merambat, berdiri, lalu jalan. Fase merangkak banyak manfaatnya untuk perkembangan otak dan stimulasi pertumbuhan anak. Mohon dikoreksi ya Bun, kalau aku salah.

Sedangkan soal makan, Anakku nggak tertata tekstur makanannya. Dia makan nggak mulai dari tekstur lembut, tapi langsung tekstur sedang sampai ke nasi. Sehingga, organ rahang dan mulut nggak terangsang bergerak untuk berbicara. Mohon dikoreksi lagi ya Bun, kalau aku salah.

Hal-hal sepele seperti ini yang ternyata penting dan aku melewatinya dengan santai. Ini malah jadi boomerang untuk tumbuh kembang anak. Padahal sebelumnya, anakku dibanggakan orang sekitar karena cepat jalan tanpa merangkak dan bisa makan nasi.

Akhirnya, anakku menjalani fisioterapi selama 3 bulan. Alhamdulillah, perkembangan berbicaranya sangat memuaskan. Setelah fisioterapi nggak dilanjutkan, aku memilih cara sendiri dengan mengajak anakku lebih sering main di lingkungan sekitar.

Bersyukur, anakku banyak perkembangan. Tapi sampai saat ini, aku masih merasa bersalah karena dia terlambat bicara.

-Bunda F, domisili dirahasiakan-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda