Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Suamiku Berubah Setelah 2 Th Menikah, Ucapannya Menyakitkan Hati & Lebih Utamakan Keluarganya

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 04 Sep 2024 17:00 WIB

Husband and wife are arguing at home. Angry man is yelling at his wife.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Boris Jovanovic
Jakarta -

#HaiBunda, memutuskan untuk menikah dengan seseorang berarti kita harus menerima seluruh keluarganya. Itu pula yang aku tetapkan di dalam hatiku ketika menikah dengan suamiku.

Karena itu, aku pun bersedia pindah ke Kota Bogor bersama suami dan menetap di sana.

Pada mulanya, kehidupan rumah tanggaku di Kota Hujan terasa baik-baik saja. Setiap harinya berjalan lancar, apalagi memang aku tergolong pribadi yang santai dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Secara kepribadian, aku pun bukan tipe orang yang bawel atau mudah tersinggung.

Namun, lambat laun aku merasa suami mulai berubah. Perilaku dan ucapannya jadi sering menyakiti hati. Tak pelak, hal itu pun mengubahku menjadi pribadi yang tak sabar dan mudah marah.

Apalagi, lama-kelamaan suamiku lebih sering peduli pada keluarganya ketimbang padaku. Setelah dua tahun, aku pun mulai banyak tahu tentang watak asli suami dan keluarganya.


Khususnya iparku yang menurutku memiliki sifat yang dominan. Aku sampai tak habis pikir, aku melihat iparku seperti merasa dirinya paling bisa mengendalikan semua anggota keluarga.

Bahkan ia merasa takut tersaingi sampai bilang padaku bahwa 'dia sudah mendarah daging di keluarga.'

Dengan wataknya itu, aku merasa makin lama makin banyak konflik yang muncul di antara kami. Akhirnya aku pun mulai membatasi diri untuk berkomunikasi dengan keluarga suami karena karena tak ingin berada di lingkungan yang toxic.

Tak ingin bergelut dengan konflik keluarga suami, aku pun memutuskan untuk fokus menjalankan bisnis sendiri. Semua itu kulakukan demi masa depanku diri sendiri dan juga anak-anakku.

Pada akhirnya, aku pun memutuskan menjalani rumah tangga tanpa menghiraukan sifat-sifat orang di sekelilingku termasuk suamiku.

Sebenarnya, aku sungguh kecewa, sosok suami yang seharusnya menjadi sandaran bagi istri dan anaknya ini malah lebih mengutamakan keluarganya..

- Bunda A, Jakarta -

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda