HaiBunda

KEHAMILAN

Ingin Bayi Tabung? Begini Prosedurnya

Rahma Lillahi Sativa   |   HaiBunda

Kamis, 03 Aug 2017 08:08 WIB
Ilustrasi bayi tabung/ Foto: thinkstock
Surabaya - Bayi tabung adalah alternatif yang bisa dipilih pasangan suami istri yang sudah lama menunggu hadirnya momongan. Kalau mau ikut program ini, bagaimana sih caranya?

Jadi awalnya klinik bayi tabung akan melakukan assessment (penilaian) pada hal mendasar, yaitu mencari tahu penyebab pasangan tidak memiliki keturunan. Selanjutnya tim dokter juga akan menanyakan apakah persoalan ini sudah teratasi ataukah belum.

Nah, kalau kata Dr dr H Amang Surya P., SpOG, di Indonesia, indikasi yang mendorong pasangan untuk melakukan bayi tabung bisa berasal dari suami maupun istri. "Peluangnya sama, 50 persen dan 50 persen," ungkapnya dalam Grand Opening Klinik Bayi Tabung Morula IVF Surabaya di National Hospital Surabaya baru-baru ini.


Tahapan bayi tabung berikutnya adalah menentukan kualitas dari benih kedua pasangan, baik suami maupun istri. Di klinik tempatnya berpraktik, Morula IVF Surabaya, sudah ada teknologi untuk 'menengok' kualitas sperma dari kondisi fisiknya nih, Bun. Teknologi yang dimaksud adalah IMSI alias Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection.

"Dengan mikroskop biasa itu sperma keliatan mulus kepalanya dan hanya bisa dibesarkan 200-400 kali, tapi dengan IMSI ini pembesarannya bisa 6.000 kali. Keuntungannya, kita bisa mengambil sperma yang betul-betul bagus secara morfologi atau bentuknya," terang dr Ali Mahmud, SpOG(K) dalam kesempatan yang sama.

Ditambahkan dr Ali, selain pria yang mengalami azoosperma atau tidak memiliki sperma sama sekali, persoalan yang paling sering ditemui dokter ketika menangani pasangan mandul adalah mereka yang bentuk spermanya kurang bagus. "Jadi kalau pakai teknologi lama itu keliatannya mulus. Tapi kalau pakai ini, begitu didekati kelihatan kepalanya bopeng-bopeng," imbuhnya.

Ayah dan Bunda perlu tahu nih, sperma yang baik bukan hanya yang bentuknya bagus tetapi juga memiliki pergerakan atau mampu 'berenang' dengan cepat. Selain itu juga mampu menghasilkan embrio yang bermutu.

"Untuk memastikannya, sperma ini diambil dan dipertemukan dengan sel telur dan dibiarkan berkembang menjadi embrio. Setelah itu dilihat kromosom atau faktor genetiknya, ada kelainan nggak," lanjut dr Ali.

Perlu kita pahami bahwa perempuan yang berusia di atas 35 tahun memiliki kemungkinan lebih besar untuk mempunyai janin dengan risiko kelainan. Untuk mengeceknya bisa digunakan teknologi bernama PGS (Pre-Implantation Genetic Screening).

Iya, Bun, teknologi ini bisa digunakan untuk mengantisipasi kelainan genetika pada bayi tabung sebelum akhirnya embrio tersebut ditanam. (Rahma Lillahi Sativa)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Cara Menanam Daun Bawang di Rumah Agar Tumbuh Subur dan Panen Melimpah

Mom's Life Arina Yulistara

Ini Perbedaan Pola Asuh Generasi Alpha vs Beta, Bunda Perlu Tahu

Parenting Kinan

Curhat Nina Zatulini Jalani Trimester 3 Kehamilan Keempat, Nafsu Makan hingga Posisi Tidur

Kehamilan Amrikh Palupi

7 Menu Sarapan yang Diam-diam Berbahaya bagi Kesehatan Jantung

Mom's Life Azhar Hanifah

Resep Matcha Masuk Top Trending Google Year in Search 2025

Mom's Life Amira Salsabila & Indah Ramadhani

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

5 Potret Kayya Anak Kiky Saputri, Wajah Menggemaskannya Disebut Bak Boneka Hidup

Cara Menanam Daun Bawang di Rumah Agar Tumbuh Subur dan Panen Melimpah

Curhat Nina Zatulini Jalani Trimester 3 Kehamilan Keempat, Nafsu Makan hingga Posisi Tidur

Ini Perbedaan Pola Asuh Generasi Alpha vs Beta, Bunda Perlu Tahu

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK