Jakarta -
Perencanaan
kehamilan penting banget nih dimiliki pasangan suami istri. Ketika nggak direncanakan dengan matang, bukan nggak mungkin terjadi 'kebobolan' atau dengan kata lain, kehamilan yang nggak direncanakan atau bahkan nggak diinginkan.
Kata psikolog klinis dewasa, Pingkan Rumondor, dari sisi psikologi, ketika seorang wanita nggak terlalu pengen hamil tapi nyatanya dia hamil, bisa kena postpartum depression, Bun. Apalagi kalau dengan kehamilan itu si calon ibu merasa mimpi-mimpinya nggak bisa dilakukan karena akan punya anak.
"Ke anaknya bahkan ketika masih di kandungan, udah nggak pengen lihat, dia kesal sama anaknya. Si calon ibu juga stres padahal kenaikan hormon stres berpengaruh ke bayinya juga kan," kata Pingkan ditemui usai media gathering 'Problematika Keluarga Berencana dan Solusinya' yang digelar Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) di Crematology, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/10/2017).
Pingkan menambahkan, saat ibu merasa nggak menginginkan bayi di kandungannya, dia bisa lebih cuek terhadap calon janin. Dari segi nutrisi, makanan yang diasup ibu hamil nggak sesuai kebutuhan. Alhasil, tumbuh kembang si calon bayi bisa nggak optimal.
Ketika calon ibu bahkan beserta pasangannya nggak menginginkan
kehamilan tersebut, kata Pingkan yang bisa dilakukan adalah konseling dengan profesional. Tujuannya, untuk mengetahui apa sih sebab si calon ibu atau bahkan pasangan nggak menginginkan kehamilan tersebut. Lalu, apa kebutuhan lain si calon ibu atau pasangan yang nggak tersampaikan.
Baca juga:
Menyikapi Omongan Orang Saat Kita Hamil dan Menyusui
"Misalnya karena karirnya lagi ngehits jadi nggak pengen punya anak dulu. Nah, kita bantu mencari pemaknaan baru sehingga dia bisa melihat kehamilan yang dialami dengan cara yang beda. Jadi ketika ke konselor kita cari tahu dulu needsnya apa si calon orang tua ini, kemudian kita gali nilai dalam diri dia apa dan coba kita kasih pemaknaan baru," tambah Pingkan yang juga pengajar di Bina Nusantara University ini.
Agar tak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, Pingkan mengingatkan supaya pasangan mempersiapkan kehamilan dan perencanaan keluarga, bahkan sebelum menikah. Termasuk setelah menikah apakah berencana langsung punya momongan, berapa jumlah anak, dan berapa lama jeda memiliki anaknya.
Hadir dalam kesempatan sama, dr Dyana Safitri SpOG(K), MARS mengatakan pada kehamilan yang tidak diinginkan bisa jadi ada masalah ketika
kehamilannya tidak dijaga. Namun, kata dr Dyana efek langsung yang bisa dirasakan ibu lebih pada sisi psikologinya.
"Kalau secara langsung ke anak atau ibunya nggak ada. Tapi kalau dari sisi psikologi bisa aja berpengaruh ke fisik si ibu yang nantinya berpengaruh juga ke anak," kata dr Dyana.
Baca juga:
Gerakan yang Bisa Dilakukan untuk Mempermudah Persalinan (rdn)