HaiBunda

KEHAMILAN

Cerita Bidan di Nias Selatan 'Bersaing' dengan Dukun Beranak

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Rabu, 13 Dec 2017 17:05 WIB
Cerita Bidan di Nias Selatan 'Bersaing' dengan Dukun Beranak/ Foto: Thinkstock
Nias - Lasri Zagoto sudah beberapa tahun ini menjadi bidan di Puskesmas Somambawa, Nias Selatan. Kata dia, ibu-ibu hamil di daerah ini masih banyak yang mempercayakan proses persalinan ke dukun beranak.

"Masih banyak yang nggak mau melahirkan di puskesmas, masih percaya sama dukun beranak," tutur Lasri saat ngobrol dengan HaiBunda di sela-sela kegiatan pemberian makanan tambahan dalam program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia di Desa Siwalubanua, Somambawa, Nias Selatan.

Padahal di puskesmas ada kelas ibu hamil, di mana ada senam hamil dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil. Tapi hal itu nggak bisa jadi magnet untuk menarik ibu-ibu hamil untuk datang.


"Kalau sudah pendarahan banyak biasanya baru dibawa ke kami, ke nakes (tenaga kesehatan). Kadang juga dirujuk ke rumah sakit nggak mau, alasannya nanti nggak ada yang jaga anak-anaknya di rumah," papar Lasri.

Sebenarnya sih ya, Bun, para dukun beranak ini sudah diajak kerjasama. Jadi para dukun diberi pelatihan. Sayangnya, masih banyak juga dukun beranak yang belum terlatih.

"Masih ada dukun beranak yang nggak mau pakai sarung tangan, memotong ari-ari pakai bambu, malah ada juga yang pakai benang bekas karung," terang Lasri.

'Pekerjaan rumah' bagi tenaga kesehatan di Somambawa adalah masih banyaknya ibu-ibu yang hamil saat berusia di atas 35 tahun. Seperti diketahui kehamilan di atas usia 35 tahun memunculkan lebih banyak risiko. Selain itu ibu-ibu di Nias cenderung punya banyak anak, sehingga jarak melahirkannya cukup rapat.

"Banyak yang melahirkan terus-terusan, anaknya banyak, karena belum dapat anak laki-laki. Malah ada yang umurnya 50 tahun masih melahirkan. Anaknya melahirkan cucu, ibunya melahirkan anaknya lagi," sambung Lasri.

Hal itu membuat petugas kesehatan pun terus menerus menyampaikan edukasi pada masyarakat setempat. Terkait kunjungan ke puskesmas yang masih sedikit, khususnya ibu hamil, mungkin karena jaraknya yang dirasa terlalu jauh. Maklum, puskesmas jaraknya sekitar 10 km. Cukup jauh kalau harus jalan kaki ke sana.

"Harapannya ada pusat kesehatan di desa, sehingga lebih menjangkau," kata Kepala UPTD Puskesmas Somambawa, Anotona Zendrato. (Nurvita Indarini/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Bunda Perlu Tahu, Ini Usia Ideal & Tanda Anak Siap Masuk Sekolah

Parenting Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil1-3 tahun

Apakah Perempuan dengan PCOS Masih Bisa Dapatkan Kehamilan? Simak Kata Dokter

Kehamilan Pritadanes

Alca Oktaviani Melahirkan Anak Pertama, Bintang Emon Ungkap Rasa Terima Kasih ke Istri

Kehamilan Annisa Karnesyia

Korban Keracunan MBG Capai 6.457, Ini Wilayah Paling Banyak Korban

Parenting Amira Salsabila

7 Pertolongan Pertama saat Anak Alami Keracunan Makanan

Parenting Carlene Setia Anindita

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Kisah Legendaris Men Badung, Dalang Perempuan Bali di Panggung Internasional

Bunda Perlu Tahu, Ini Usia Ideal & Tanda Anak Siap Masuk Sekolah

Chikita Meidy Digugat Balik Suami, Mahar dan KPR Jadi Sorotan

Apakah Perempuan dengan PCOS Masih Bisa Dapatkan Kehamilan? Simak Kata Dokter

Korban Keracunan MBG Capai 6.457, Ini Wilayah Paling Banyak Korban

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK