
kehamilan
Bukan Mistis, Saat Salah Satu Janin Hilang Ada Penjelasan Medis, Bun
HaiBunda
Kamis, 15 Feb 2018 16:00 WIB

Jakarta -
Mulanya dalam pemeriksaan sebelumnya diketahui ada dua janin yang bersemayam di rahim kita alias hamil kembar. Tapi ternyata saat pengecekan selanjutnya, cuma diketahui satu detak jantung janin saja. Hmm, kok bisa hilang ya janin satunya?
Dalam dunia medis dikenal yang namanya vanishing twin syndrome, Bun. Kondisi ini pertama kali dikenali pada tahun 1945 dan terjadi ketika salah satu janin dalam kehamilan multiple atau kembar menghilang di dalam rahim. Apa penyebabnya ya? Ada beberapa ternyata, Bun.
Penyebabnya bisa karena keguguran salah satu janin. Lalu jaringan janin yang mati diserap kembarnya, plasenta, atau ibunya. Hal Ini memberi tampilan 'kembar yang lenyap'.
Menurut situs emidicine, pada vanishing twin syndrome selai terjadi reabsorbsi lengkap janin, bisa juga pembentukan janin papyraceus (janin 'mumi' atau terkompresi), atau perkembangan kelainan halus pada plasenta seperti kista, fibrin subchorionik, atau amorf.
Diagnosis kematian kembar atau multiple bisa dilakukan melalui pemeriksaan plasenta setelah melahirkan, Bun. Misalnya Bun, seorang ibu melakukan USG pada usia kehamilan 6 atau 7 minggu. Dokter mengidentifikasi ada dua janin nih, sehingga ibu diberitahu sedang hamil bayi kembar. Tapi, saat si ibu kembali ke dokter untuk pemeriksaan kehamilan selanjutnya, hanya satu detak jantung yang bisa didengar dengan Doppler.
USG kedua pun dilakukan, dan hanya satu janin yang terlihat. Nah, bisa jadi vanishing twin terjadi. Beberapa ibu mungkin memiliki gejala yang mengindikasikan keguguran, meskipun pemeriksaan ultrasound memperlihatkan masih ada satu janin di rahim.
Vanishing twin syndrome lebih sering terdiagnosis sejak awal kehamilan dengan pemeriksaan USG. Perkiraan menunjukkan vanishing twin syndrome terjadi pada 21-30 persen kehamilan multifetal, seperti dilansir Americanpregnancy.
Kebanyakan kasus, penyebab sindrom kembar lenyap belum diketahui, Bun. Kelainan yang berakibat pada menghilangnya janin kembar sebenarnya bukan kejadian yang tiba-tiba.
Analisis plasenta atau jaringan janin sering menunjukkan kelainan kromosom pada kembar yang hilang. Jadi janin kembar yang lenyap itu diperkirakan memiliki kelainan kromosom. Implantasi tali plasenta yang tidak benar juga bisa menjadi penyebabnya.
Kalau kehilangan janin ini terjadi pada trimester pertama, baik janin maupun ibu umumnya memiliki gejala klinis. Prognosis kembaran yang masih hidup biasanya sangat baik, tapi ini tergantung pada faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kematian kembar lainnya.
Jika kembar meninggal pada trimester kedua atau ketiga, maka ada peningkatan risiko pada janin yang masih hidup, termasuk tingkat cerebral palsy yang lebih tinggi. Kematian salah satu janin pada trimester kedua atau ketiga, bisa dikatakan kehamilan tersebut berisiko tinggi.
Ketika kembar meninggal setelah masa embrio kehamilan, air di dalam jaringan kembar, cairan amnion, dan jaringan plasenta dapat diserap kembali.
Penelitian menunjukkan lebih banyak kasus vanish twin syndrome terjadi pada ibu hamil berusia di atas 30 tahun. Gejala biasanya dimulai pada awal trimester pertama dan meliputi perdarahan, kram rahim, dan nyeri panggul.
Karena itu ibu hamil juga harus mencari perawatan jika mengalami pendarahan, kram, dan nyeri panggul. USG harus digunakan untuk menentukan janin yang layak bertahan. (Nurvita Indarini)
Dalam dunia medis dikenal yang namanya vanishing twin syndrome, Bun. Kondisi ini pertama kali dikenali pada tahun 1945 dan terjadi ketika salah satu janin dalam kehamilan multiple atau kembar menghilang di dalam rahim. Apa penyebabnya ya? Ada beberapa ternyata, Bun.
Penyebabnya bisa karena keguguran salah satu janin. Lalu jaringan janin yang mati diserap kembarnya, plasenta, atau ibunya. Hal Ini memberi tampilan 'kembar yang lenyap'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut situs emidicine, pada vanishing twin syndrome selai terjadi reabsorbsi lengkap janin, bisa juga pembentukan janin papyraceus (janin 'mumi' atau terkompresi), atau perkembangan kelainan halus pada plasenta seperti kista, fibrin subchorionik, atau amorf.
Diagnosis kematian kembar atau multiple bisa dilakukan melalui pemeriksaan plasenta setelah melahirkan, Bun. Misalnya Bun, seorang ibu melakukan USG pada usia kehamilan 6 atau 7 minggu. Dokter mengidentifikasi ada dua janin nih, sehingga ibu diberitahu sedang hamil bayi kembar. Tapi, saat si ibu kembali ke dokter untuk pemeriksaan kehamilan selanjutnya, hanya satu detak jantung yang bisa didengar dengan Doppler.
USG kedua pun dilakukan, dan hanya satu janin yang terlihat. Nah, bisa jadi vanishing twin terjadi. Beberapa ibu mungkin memiliki gejala yang mengindikasikan keguguran, meskipun pemeriksaan ultrasound memperlihatkan masih ada satu janin di rahim.
Vanishing twin syndrome lebih sering terdiagnosis sejak awal kehamilan dengan pemeriksaan USG. Perkiraan menunjukkan vanishing twin syndrome terjadi pada 21-30 persen kehamilan multifetal, seperti dilansir Americanpregnancy.
Kebanyakan kasus, penyebab sindrom kembar lenyap belum diketahui, Bun. Kelainan yang berakibat pada menghilangnya janin kembar sebenarnya bukan kejadian yang tiba-tiba.
Analisis plasenta atau jaringan janin sering menunjukkan kelainan kromosom pada kembar yang hilang. Jadi janin kembar yang lenyap itu diperkirakan memiliki kelainan kromosom. Implantasi tali plasenta yang tidak benar juga bisa menjadi penyebabnya.
Kalau kehilangan janin ini terjadi pada trimester pertama, baik janin maupun ibu umumnya memiliki gejala klinis. Prognosis kembaran yang masih hidup biasanya sangat baik, tapi ini tergantung pada faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kematian kembar lainnya.
Jika kembar meninggal pada trimester kedua atau ketiga, maka ada peningkatan risiko pada janin yang masih hidup, termasuk tingkat cerebral palsy yang lebih tinggi. Kematian salah satu janin pada trimester kedua atau ketiga, bisa dikatakan kehamilan tersebut berisiko tinggi.
Ketika kembar meninggal setelah masa embrio kehamilan, air di dalam jaringan kembar, cairan amnion, dan jaringan plasenta dapat diserap kembali.
Penelitian menunjukkan lebih banyak kasus vanish twin syndrome terjadi pada ibu hamil berusia di atas 30 tahun. Gejala biasanya dimulai pada awal trimester pertama dan meliputi perdarahan, kram rahim, dan nyeri panggul.
Karena itu ibu hamil juga harus mencari perawatan jika mengalami pendarahan, kram, dan nyeri panggul. USG harus digunakan untuk menentukan janin yang layak bertahan. (Nurvita Indarini)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Lucu! Aksi Janin 'Joget' Saat Sang Bunda Berolahraga

Kehamilan
2 Hal Sepele yang Disebut Berpotensi Bahaya bagi Janin

Kehamilan
Cerita Dokter tentang Ibu Hamil yang Mengaku Janinnya Hilang

Kehamilan
Tentang Janin yang Tiba-tiba Hilang, Apa Benar Bisa Terjadi?

Kehamilan
Lucu Nih, Ukuran Janin Tiap Minggu Dibandingkan dengan Makanan


5 Foto