Jakarta -
Ikhtiar apa saja bisa kita lakukan untuk punya momongan, salah satunya menjalani program
kehamilan. Nah, kalau Bunda Lagi program hamil, ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan nih, Bun.
Menurut dr Arie A Polim D Mas, SpOG(K) hal pertama yang harus kita lakukan adalah periksa ke dokter apakah ada kelainan atau tidak. Setelah itu pengecekan lain seperti ada TORCH atau tidak serta mengecek fungsi menstruasi.
"Baru menikah tapi siklus menstruasi tidak normal itu perlu segera periksa ke dokter," kata dr Arie dalam acara Pregnity Smart Sharing 'Getting Ready for Pregnancy', Prepare Your Body, Boost Your Fertility di Green House Co Work, Multivision Tower Jakarta Selatan, Sabtu (3/2/2018).
Selain itu dari faktor gizi dan asupan nutrisi juga harus seimbang, Bun. Ditambah menjaga berat badan yang ideal juga penting lho.
"Ukuran normal BMI (Body Mass Index)-nya adalah 20 hingga 25, ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan," papar dr Arie.
dr Arie juga mengatakan kalau wanita sudah punya BMI normal maka ketika hamil berat badannya bisa naik 11-15 kg. Sementara itu, kalau Bunda termasuk wanita dengan BMI kurus, kenaikan bobot biasanya sampai 18 kg. Kalau Bunda termasuk kategori BMI gemuk kenaikan bobotnya sekitar 11 kg.
dr Arie menambahkan, calon ibu yang gemuk ketika
hamil kenaikan berat badannya umumnya makin kecil. Jangan lupa, dalam mempersiapkan program kehamilan penting juga olahraga yang teratur, Bun.
Nah, untuk Bunda dan Ayah yang berencana punya anak laki-laki atau perempuan, dr Arie bilang itu tergantung sperma.
"Sperma itu kan ada yang X untuk wanita dan Y untuk laki-laki. Tinggal bagaimana kita memanipulasi supaya menjadi XX atau XY dengan cara pemilihan spermanya aja," ungkap dokter yang juga merupakan direktur IRSI (Indonesian Reproductive Science Instititute) ini.
Namun ada yang bilang nih, banyak makan sayur bisa ada tendensi punya anak perempuan dan banyak makan daging bisa ada tendensi punya anak laki-laki. Nah, kalau menurut Master of Human Embriology and Reproduction dari Valencia University, Spanyol, semua itu hanya mitos.
"Sampai sekarang hal begitu hanya mitos. Nggak ada hubungannya makan daging atau makan sayur akan lebih mungkin punya anak perempuan atau laki," tutur dr Arie.
Sedangkan kualitas sperma sendiri menurut dr Arie sangat dipengaruhi pekerjaan, kegemukan atau obesitas. Karena pada laki-laki yang obesitas hampir sebagian besar spermanya jelek namun belum tentu juga kalau kurus kualitas spermanya bagus.
"Intinya pekerjaan yang berhubungan dengan polusi, panas akan membuat sperma cepat mati," imbuh dr Arie.
(rdn)