Jakarta -
Usia remaja umumnya jadi masa individu bersosialisasi, melakukan hobi dan belajar. Tapi, bila perempuan
hamil di usia remaja ada tujuh risiko yang bisa terjadi, Bun.
Dokter spesialis kandungan dari Brawijaya Hospital, dr Uf Bagazi SpOG mengatakan ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan pada remaja. Salah satunya edukasi seks yang masih kerap dianggap tabu di Indonesia.
"Tidak dari orang tua disampaikan ke anaknya atau di sekolahan kita memberikan ilmu-ilmu yang dianggap tabu. Padahal ini sangat diperlukan untuk perkembangan edukasi anak, pengetahuannya, sehingga tidak terjadi kehamilan pada masa remaja," ujar dr Uf.
Berikut beberapa risiko hamil di usia remaja atau di bawah usia 20 tahun yang dipaparkan oleh dr Uf. Risikonya tidak hanya berdampak pada ibu, Bun, namun juga pada calon bayi.
1. KeguguranKeguguran dapat terjadi karena disengaja ataupun tidak disengaja. Tapi, keguguran pada wanita yang hamil di usia remaja umumnya lebih tinggi mengingat masih belum matangnya organ-organ reproduksi si perempuan.
 Risiko Hamil di Usia Remaja/ Foto: iStock |
2. Gangguan KesehatanOrgan reproduksi remaja belum siap untuk mengandung bayi selama 9 bulan. Sehingga, hamil di usia remaja bukan nggak mungkin menyebabkan robekan di vagina dengan saluran cerna atau saluran kencing dengan vagina. Akibatnya, di kemudian hari akan menimbulkan infeksi yang berulang dan dapat menurunkan kualitas hidup remaja tersebut.
3. Bayi Lahir Prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)Bayi tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dari ibu. Ya, karena pemahaman remaja terhadap gizi masih sangat minim nih. Prinsip mereka, yang penting makan enak dan kenyang, berat badan nggak turun. Padahal mencukupi gizi ketika hamil nggak semudah itu ya, Bun. Selain itu, perempuan yang
hamil di usia remaja biasanya jarang memeriksakan kondisinya secara rutin. Ini terkait dengan kesiapan mereka mengandung si kecil.
 Ilustrasi risiko hamil di usia remaja/ Foto:thinkstock |
4. Anemia"Kekurangan zat besi ketika hamil juga berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi ibu. Ketika tidak banyak mengonsumsi sayuran dan makanan yang mengandung zat besi, ibu akan kekurangan zat besi dan berisiko anemia," jelas dr Uf.
5. PendarahanPendarahan menjadi salah satu penyebab kematian pada ibu. Rahim perempuan yang hamil di usia remaja masih terlalu kecil dan menyebabkan kontraksi terganggu. Akibatnya, risiko pendarahan ketika persalinan meningkat. Pendarahan, baik berupa gumpalan yang keluar atau tetap ada di dalam rahim bisa memicu infeksi, Bun.
6. Bayi Masuk NICUNormalnya, bayi berada di kandungan ibu selama 37 minggu. Makanan yang dikonsumsi ibu akan masuk ke tubuh bayi melalui plasenta. Saat hamil di usia remaja, risiko bayi lahir prematur tinggi. Jika bayi lahir kurang dari 37 minggu, asupan oksigen ke tubuh bayi akan menurun karena otak bayi tidak bisa berkembang dengan semestinya. Paru-paru bayi yang lahir kurang dari 37 minggu tidak bisa berfungsi dengan sempurna. Sehingga, bayi harus dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) yang biayanya sangat mahal dan harapan hidupnya juga tidak tinggi.
 Ilustrasi risiko hamil di usia remaja/ Foto: thinkstock |
7. Cacat BawaanKasus cacat bawaan yang ditemui dr Uf biasanya disebabkan oleh obat-obatan atau makanan. Jadi si ibu sengaja mengonsumsi obat-obatan yang memang berpotensi menggugurkan kandungan atau mengonsumsi makanan yang berbahaya bagi janin. Tapi, karena janin bertahan, maka saat lahir mengalami cacat bawaan.
dr Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), dokter spesialis kandungan di RSCM kepada
detikcom mengatan, "Idealnya, wanita itu hamil saat usianya sekitar 20 - 35 tahun. Kalau di bawah 20 tahun kondisi psikisnya belum matang, biasanya kemampuan finansialnya juga kurang mendukung. Kalau lewat umur 35 tahun kemampuan reproduksi mulai menurun."
 Ilustrasi risiko hamil di usia remaja/ Foto: thinkstock |
(rdn/rdn)