
kehamilan
Simak Bun, Fakta Tentang Mengejan Saat Melahirkan
HaiBunda
Rabu, 16 Jan 2019 18:09 WIB

Setelah leher rahim melebar 10 cm atau sudah terbuka sepenuhnya, Bunda akan merasakan tekanan kepala bayi di antara kedua kaki. Ini merupakan sinyal kalau Bunda harus mengejan atau mendorong bayi keluar.
Seperti dilansir Mom Junction, pada fase ini, Bunda akan merasakan:
1. Tekanan meningkat di dasar panggul.
2. Keinginan kuat untuk buang air besar.
3. Serbuan adrenalin.
4. Tekanan dan berat di vagina.
5. Bunda hanya akan mengejan di bawah pengaruh refleks tekanan janin.
Kalau dengan bantuan epidural, atau penghilang rasa sakit, Bunda tidak akan memiliki keinginan untuk mengejan. Dokter lah yang akan memberi tahu kapan Bunda harus mengejan.
Perlu diingat Bun, mengejan harus dikoordinasikan dengan pernapasan dan posisi, sehingga rahim bekerja secara efisien. Dalam beberapa kasus, tahap mengejan bisa memakan waktu lama, bahkan dimulai sebelum Bunda merasakan dorongan itu.
Kondisi seperti ini menuntut Bunda untuk menunggu sinyal keinginan untuk mengejan. Pelebaran leher rahim sudah mencapai 10 cm bukan berarti mulai mengejan, tapi Bunda harus membiarkan bayi bergerak lebih rendah dengan sendirinya.
Dalam hal ini, praktisi kebidanan terkadang memiliki filosofi masing-masing. Beberapa menyarankan, Bunda harus mengejan saat memiliki rangsangan sehingga membantu melebarkan bukaan leher rahim. Perlu diketahui juga Bun, mengejan terlalu cepat bisa menyebabkan pembentukan caput (pembengkakan pada bidang kulit kepala subkutan) di kepala bayi.
Beberapa lainnya mengatakan, mengejan sebelum bukaan dapat menyebabkan leher rahim membengkak, yang akan menganggu proses persalinan. Mengejan terlalu dini juga bisa menyebabkan robekan pada leher rahim.
Lantas, apa yang memicu Bunda untuk mengejan? Bagaimana cara mengejan yang tepat? Simak di halaman berikutnya ya, Bunda.
Mengejan spontan atau diarahkan?
Mengejan saat melahirkan/ Foto: iStock
Apa yang memicu Bunda untuk mengejan?
Sebagian besar persalinan, posisi janin dalam rahim akan memicu Bunda untuk mengejan. Rangsangan datang dari dalam, kemudian dokter atau bidan akan memberi instruksi kapan Bunda harus mengejan. Mereka ingin agar Bunda menunggu sampai kulit di sekitar vagina menyesuaikan, demi menghindari robekan.
Tapi yang pasti, tubuh Bunda adalah elemen pemicu utama yang memberi sinyal saat bayi bergerak rendah di jalan lahir, disertai dengan kontraksi yang semakin kuat.
Kontraksi selama fase mengejan
Selama fase ini, kontraksi yang Bunda rasakan lebih teratur daripada kontraksi saat tahap transisi persalinan. Rahim akan berkontraksi setiap lima menit dan setiap kontraksi berlangsung selama 45 hingga 90 detik.
Memang nggak mudah Bun, mengenali kontraksi yang sebenarnya. Tapi, Bunda harus mencoba memperhatikan periode istirahat yang tepat di antara masing-masing kontraksi.
Kontraksi biasanya akan semakin kuat dan mungkin tidak terkait dengan rangsangan untuk mengejan. Yang pasti, Bunda akan merasakan energi baru karena bayi semakin mendekati kelahiran. Saat seperti inilah Bunda harus merilekskan semua bagian tubuh, kecuali otot perut, agar bayi cepat keluar.
Lalu, bagaimana mengejan yang tepat selama persalinan? Ada dua pendekatan berbeda tentang mengejan saat melahirkan.
1. Mengejan spontan
Sebagian besar praktisi kebidanan merekomendasikan teknik mengejan spontan. Dalam metode ini, Bunda harus menunggu tubuh memberi sinyal dan mengejan saat merasakan dorongan atau rangsangan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan American College of Nurse-Midwives (ACNM) teknik ini karena bermanfaat bagi Bunda dan bayi.
2. Dilatih atau diarahkan
Metode ini juga kerap digunakan, di mana Bunda akan mulai mengejan setelah bukaan leher rahim benar-benar melebar. Ini terlepas dari apakah Bunda merasakan rangsangan atau tidak. Praktisi yang akan memberi instruksi agar Bunda mengejan.
Disampaikan dr Andriana Kumala Dewi dari RS Bethsaida, Tangerang, mengejan yang salah tidak akan memudahkan keluarnya bayi dari jalan lahir. Janin tidak turun-turun, sehingga proses persalinan berjalan lambat.
"Tenaga ngumpul di tenggorakan sampai muka kita merah, mata kita merah. Nah itu salah. Mengejan yang benar itu kaya kita sedang BAB. Saat bersalin itu memang ada perasaan ingin BAB karena ada saraf di bawah, yang saat kepala bayi menurun dan mengenai saraf tersebut, akan timbul rasa ingin BAB," terang dr Andriana, dikutip dari detikcom.
Andriana menganjurkan agar Bunda tidak mengangkat pantat saat melahirkan. Alasannya, kalau mengejan sambil mengangkat pantat dikhawatirkan akan memperluas luka robekan.
Ia juga mengingatkan, akibat mengejan yang salah dan janin dinilai terlalu lama di jalan lahir, dokter kemungkinan akan mengambil tindakan misalnya dengan vakum.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Sudah Punya Anak Kedua Tapi Masih Mengalami Baby Blues? Ternyata Karena...

Kehamilan
Mengharukan, Perjuangan 3 Bunda Melahirkan di Perjalanan

Kehamilan
11 Daftar Barang yang Harus Dibawa untuk Persiapan Melahirkan

Kehamilan
5 Tanda-tanda Seminggu Jelang Melahirkan, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
11 Tips Supaya Bunda Melahirkan Normal dan Lancar


7 Foto
Kehamilan
Melahirkan di Usia 43 Tahun, Intip 7 Potret Nola B3 dan Bayinya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda