Jakarta -
Aktris dan presenter
Tya Ariestya, berbagi pengalamannya saat menjalani program bayi tabung. Menurutnya, menjalani bayi tabung tak semudah yang dibayangkan banyak orang, Bun.
Tya sendiri sudah dua kali hamil dari hasil program bayi tabung. Diceritakan oleh Tya, prosesnya memakan waktu lumayan lama. Jadi, enggak cuma menunggu hasil lab dan menjalani prosedur yang ditetapkan, Bun.
"Jadi sebelum memulai program yang pertama, ada beberapa pilihan waktu itu yang ditawarkan dokter, dicoba tiga bulan waktu itu belum berhasil. Akhirnya aku dan suami memilih bayi tabung," kata Tya Ariestya saat ditemui HaiBunda di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Lalu, apa saja yang menjadi tantangan saat menjalani program bayi tabung? Berikut penjelasan dari
Tya Ariestya.
1. Disiplin waktu"Tantangan yang pertama yaitu konsekuensi dan waktu karena menjalani IVF ini mulai dari suntikan itu harus disiplin waktunya," ungkap Tya.
Tya melanjutkan, tergantung kondisi sang ibu, jika harus minum obat-obatan itu waktunya juga harus konsisten enggak boleh sampai ketinggalan. Hal ini karena berkaitan dengan regenerasi sel di dalam tubuh yang terjadi tiap detik.
 3 Tantangan Tya Ariestya Saat Dua Kali Jalani Program Bayi Tabung/ Foto: Dok. Instagram/tya_ariestya |
2. Jaga asupan makananTya Ariestya benar-benar menjaga asupan makanan dengan baik. Menurutnya, supaya tubuh sang ibu sehat dan tingkat keberhasilan program bayi tabungnya juga semakin tinggi.
3. Siap mentalTak kalah penting adalah kesiapan mental, jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Seperti misalnya gagal atau negatif hamil, Bun.
"Waktu aku pertama kali IVF dapat empat embrio, dua embrio ditanam jadi Kanaka. Dua lagi di freezing, setelah Kanaka 1,5 tahun itu sempat dicoba lagi FET, ternyata gagal. Kita ulang lagi, fresh cycle lagi. Alhamdulillah dapat 8 embrio, kondisi aku agak naik turun," ujar Tya Ariestya.
Mendukung penuturan Tya, dr Ivan Sini Sp.OG, menjelaskan bahwa persiapan secara mental itu penting sekali, Bun. Ada masanya pasien mengalami naik turunnya mental. Belum lagi kalau pernah gagal.
"Kebanyakan pasien yang gagal enggan mencoba
program bayi tabung lagi, padahal masih ada cadangan embrio yang masih dibekukan. Oleh karena itu di klinik juga disediakan program konseling untuk pasangan. Jadi persiapan mental itu penting," tutur Ivan.
(aci/rap)