Jakarta -
Kehamilan yang sehat akan berakhir dengan persalinan di mana lahirlah seorang buah hati yang dinanti-nanti. Namun, ada beberapa kehamilan yang berakhir dengan gugurnya atau hilangnya janin.
Hamil anggur adalah salah satunya.
Menurut dr.Hari Nugroho, Sp.OG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, hamil anggur dalam istilah medis disebut dengan mola hodatidosa atau kehamilan mola. Pada kondisi ini, terjadi produksi jaringan berlebihan yang seharusnya membentuk plasenta.
"Produksi berlebihan ini membentuk gambaran seperti anggur kecil-kecil, sehingga disebut hamil anggur," tutur Hari dikutip dari
detikcom.
Untuk lebih jelasnya, mengutip dari
WebMD, jika seorang ibu hamil dengan sehat, plasenta akan tumbuh di dalam rahim. Namun, ketika seorang ibu mengalami hamil anggur, jaringan di dalam rahim tumbuh abnormal bahkan menjadi tumor, bukan menjadi plasenta.
Ada dua tipe hamil anggur, sebagian dan komplet.
Hamil anggur parsial atau sebagian adalah saat plasenta dan embrio kondisinya abnormal. Lalu, pada kasus hamil anggur komplet, plasenta abnormal namun tak ada embrio (hilang).
Apa penyebabnya? Itu karena masalah dengan telur yang dibuahi. Sel manusia normal mengandung 23 pasang kromosom, satu set dari ibu dan yang lainnya dari ayah. Struktur ini membawa informasi yang memberi tahu sel-sel tubuh apa yang harus dilakukan. Pada kasus hamil anggur, ada satu set kromosom tambahan yang berasal dari ayah. Ketika ini terjadi, sel telur yang telah dibuahi tak bisa bertahan. Biasanya gugur beberapa minggu setelah kehamilan.
9 Ciri Hamil Anggur yang Perlu Diwaspadai/ Foto: iStock |
Bagaimana ciri-cirinya? Dilansir
Mayo Clinic, berikut iri-ciri hamil anggur yang perlu diwaspadai, Bun.
1. Pendarahan vagina berwarna cokelat tua hingga merah terang selama trimester pertama.
2. Mual dan muntah parah.
3. Ada benjolan kista seperti anggur.
4. Nyeri panggul.
Jika Bunda mengalami ciri atau gejala hamil anggur, konsultasikan dengan dokter. Biasanya, dokter dapat mendeteksi tanda-tanda lain dari hamil anggur, seperti:
1. Pertumbuhan uterus yang cepat. Sehingga, rahim terlihat terlalu besar untuk tahap kehamilan.
2. Tekanan darah tinggi
3. Preeklampsia, suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine setelah
kehamilan usia 20 minggu
4. Kista ovarium
5. Anemia
6. Tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme)
[Gambas:Video 20detik]
(aci/rdn)