Jakarta -
Bunda mungkin termasuk yang mengalami perubahan kondisi kulit ketika hamil, maupun setelah melahirkan. Ada yang kulitnya begitu kusam saat hamil, tapi terlihat sangat cantik usai melahirkan. Apa sebabnya ya?
Keajaiban kehamilan ini tak hanya mengubah perut selama 9 bulan, tapi kulit juga mengalami masa transisi naik dan turun saat hormon berfluktuasi.
Ted Lain, MD, FAAD, dokter kulit bersertifikat dan kepala medis di Sanova Dermatology di Austin, Texas, menjelaskan beberapa perubahan terbesar yang mungkin terjadi pada kulit selama kehamilan. Serta apa yang bisa Bunda lakukan agar perubahan yang tidak diinginkan itu kurang terlihat.
1. Trimester pertamaLain mengatakan, kadar estrogen dan progesteron yang rendah pada trimester pertama seringnya membuat kelenjar minyak bekerja berlebihan. Ini yang menyebabkan wajah memerah dan berjerawat.
Bukan hanya itu, Bunda juga bisa mengalami 'topeng kehamilan' yang terkenal, yang juga dijuluki melasma atau chloasma. Lain menjelaskan, kulit ibu hamil bisa muncul bercak-bercak gelap berpigmen di berbagai bagian wajah, terutama dahi dan pipi.
Chloasma diduga disebabkan karena adanya stimulasi sel-sel penghasil pigmen oleh hormon seks wanita, sehingga pigmen melanin (pigmen berwarna gelap) lebih banyak dihasilkan ketika kulit terpapar sinar matahari.
"Ketika kadar estrogen meningkat, kandungan pigmen di kulit juga meningkat, menyebabkan bercak-bercak gelap yang biasa terlihat selama kehamilan. Sayangnya ini sangat sulit dicegah dan sulit pudar bahkan setelah bayinya keluar," ujar Lain, dilansir
Real Simple.
 Perubahan kulit ibu hamil/ Foto: iStock |
Tapi Bunda jangan khawatir dulu, Lain mengatakan, ada cara untuk membantu mengimbangi efek negatifnya. Paparan sinar matahari yang meningkatkan kemungkinan bintik-bintik gelap tersebut, jadi Bunda harus selalu memakai tabir surya setiap kali ke luar.
Untuk jerawat, Lain merekomendasikan produk OTC topikal yang mengandung benzoil peroksida atau asam glikolat. Cobalah menghindari segala astringen obat jerawat karena kandungan di dalamnya bisa berbahaya bagi ibu hamil. Untuk itu, pastikan konsultasi ke dokter sebelum menggunakan obat topikal atau oral selama kehamilan atau saat menyusui.
2. Trimester kedua dan ketigaBanyak juga ibu hamil yang mendapat pujian kulitnya bersinar. Nah, ada penjelasan medisnya, Bunda. Pada tahap ini, kulit Bunda benar-benar mulai mendapat manfaat dari bayi yang sedang tumbuh.
"Saat kehamilan berlanjut ke trimester kedua dan ketiga, kadar estrogen dan progesteron meningkat, seperti halnya aliran darah, yang mengarah pada pembentukan pembuluh-pembuluh darah kecil di kulit," kata Lain.
Ini bisa menuai efek kulit positif, seperti kulit bersinar, kemerahan, dan meningkatnya hidrasi. Namun, bukan berarti Bunda mengabaikan perawatan kecantikan. Bunda sebaiknya menghindari produk apa pun dengan retinol atau tretinoin, serta hidrokuinon, yang bisa menyebabkan
cacat lahir.
Lain juga menyarankan untuk menghindari minyak esensial, yang bisa beracun dan mengiritasi kulit yang terganggu.
Bunda juga sebaiknya menggunakan pembersih dan pelembap bebas minyak untuk menghindari wajah yang terlalu mengkilap, dan tentu saja, SPF padat.
3. Setelah melahirkanSetelah Bunda melahirkan dan menyusui, Lain menyarankan menggunakan produk-produk pencerah dengan licorice, vitamin C, asam kojic, kedelai, atau retinol untuk membantu pigmentasi yang menempel di sekitarnya.
Apabila bintik-bintik melasma masih tidak berubah setelah beberapa bulan, tanyakan dokter kulit tentang resep krim yang lebih kuat, atau perawatan seperti terapi laser dan microneedling.
"Penting untuk berkonsultasi dengan dokter kulit bersertifikat sebelum melakukan perawatan ekstrem apa pun," tegas Lain.
Bunda, simak juga penjelasan dokter tentang bentuk perut menentukan jenis kelamin bayi, mitos atau fakta? Di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(muf/muf)