Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Keputihan pada Ibu Hamil Bisa Sebabkan Keguguran?

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 25 Mar 2020 16:16 WIB

Pasti khawatir ya Bun kalau sedang mengalami keputihan. Apakah itu normal atau berbahaya bagi kandungan? Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan berikut!
Ilustrasi ibu hamil/Foto: iStock
Jakarta - Ada beragam perubahan yang terjadi pada tubuh ibu hamil. Selain mempengaruhi mood, hormon yang meningkat bagi ibu hamil juga dapat memicu keputihan.

Namun, dalam beberapa keadaan, keputihan tidak perlu dianggap serius ya Bun. Karena selain merupakan hal alami yang terjadi, keputihan yang normal juga tidak berdampak buruk bagi janin.


Menurut American Pregnancy, keputihan yang dialami oleh ibu hamil adalah hal yang normal dan lumrah, sehingga tidak perlu begitu dikhawatirkan. Keputihan dengan kondisi yang normal, di antaranya memiliki ciri berwarna bening, berbau khas tapi tak menyengat, dan sedikit kental.

Sedangkan keputihan yang tidak normal memiliki ciri-ciri seperti berbau, berwarna kuning, dan menimbulkan rasa gatal atau panas. Menurut dr. April Sarvis, M. D., seorang OB-GYN di Bloomfield Hills, keputihan yang tidak normal cukup berbahaya bagi ibu hamil.

"Keputihan juga bisa diakibatkan oleh penyakit menular seksual (PMS). Gonta-ganti pasangan, dan pola hidup tidak sehat menjadi penyebab meningkatkan risiko PMS," ujarnya.

Keputihan yang disebabkan oleh PMS dapat mengancam keselamatan janin dalam kandungan, di antaranya menyebabkan infeksi pada rahim, kelahiran prematur, atau bahkan keguguran. Selain itu, tentunya juga dapat mengancam kesehatan ibu yang mengandung lho Bun.

Dr Frizar Irmansyah, SpOG dari RS Pusat Pertamina juga menambahkan bahwa keputihan saat hamil menurutnya baru dikatakan tidak normal apabila sudah menyebabkan tumbuhnya jamur dan bakteri, dan ini juga menyangkut pada kebersihan vagina.

Dengan begitu, dr Frizar menyarankan supaya ibu hamil sering mengganti celana dalam yang bersih agar vagina tetap terjaga kebersihan dan kelembapannya.

"Jika lembab akan tumbuh jamur. Makanya ibu hamil harus sering ganti celana dalam," kata dr Frizar.
{SEO} Keputihan pada Ibu Hamil Bisakah Sebabkan Keguguran?Ilustrasi wanita/Foto: Getty Images/iStockphoto/comzeal

Salah satu infeksi jamur yang dapat menyebabkan keputihan pada ibu hamil adalah candida. Infeksi ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh ibu yang mengandung. Dan juga, peningkatan hormon estrogen serta progesteron juga meningkatkan pertumbuhan candida.

Infeksi karena bakteri lainnya adalah vaginosis bakterialis. Gejala yang timbul adalah keputihan yang berwarna abu-abu, rasa gatal, dan nyeri saat pipis. Hal ini perlu diwaspadai karena dalam beberapa kasus kondisi ini bisa memicu kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat badan yang kurang.

Dikutip dari Meet Doctor, vaginosis bakterialis bisa mengganggu keseimbangan bakteri di vagina. Walau tak menimbulkan rasa gatal dan sakit, namun vaginosis bakterialis menyebabkan keputihan dan aroma di vagina menjadi bau tidak sedap.

Dan meski tidak berbahaya, tapi jika ibu hamil mengalami kondisi ini, bisa berisiko kecil menimbulkan komplikasi pada kehamilan. Misalnya, keguguran atau kelahiran prematur.


Jika Bunda mengalami keputihan, dan masih dalam keadaan normal, tidak perlu cemas ya. Bunda bisa membersihkannya dengan dibasuh seperti biasa. Pakai air bersih yang mengalir dan tanpa menggunakan sabun. Ibu hamil juga tidak disarankan pakai pantyliner karena bisa membuat area kewanitaan lembap dan jadi tempat tumbuhnya bakteri.

Namun jika keputihan yang Bunda alami terlihat tidak baik, segera periksakan pada dokter agar segera mendapatkan penanganan yang tepat. Sebab keputihan yang tidak normal jika dibiarkan, seperti yang dijelaskan di atas bisa berdampak buruk.

Lihat juga yuk Bun, tips aman cegah kehamilan bagi ibu menyusui pada video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda