
kehamilan
USG Tertunda karena Corona, Ibu ini Tak Sadar Janinnya Sudah Meninggal Lama
HaiBunda
Minggu, 31 May 2020 14:42 WIB

Nasib sedih dialami seorang ibu muda asal Carbonear, Kanada. Ia baru mengetahui bahwa janinnya meninggal saat kandungannya berusia 16 minggu. Padahal sang janin sudah tak bernyawa saat kandungannya berusia 8 minggu.
Hal ini karena ia tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai karena adanya wabah COVID-19. Janin di kandungannya meninggal selam 8 minggu tanpa penanganan medis yang seharusnya.
Linda King mengatakan sebuah klinik swasta di St. John's mengkonfirmasi ketakutan terburuknya, setelah jadwalnya berkunjung ke ruang gawat darurat ataupun untuk pemeriksaan USG selalu dibatalkan karena COVID-19.
"Perutku terlihat buncit, aku memiliki bayi di perut. Bayi ini masih ada di dalam tubuhku tetapi tidak hidup," kata King, dilansir CBC.
King mengatakan bahwa dia senang setelah hasil ginekologi pertama menunjukkan bahwa selama sekitar 8 minggu janinnya yang akan menjadi anak keduanya itu masih bersamanya. Namun, tak lama setelah itu, dia sakit perut, tidak bisa menahan makanan di perut, dan pada satu titik, tidak makan berhari-hari. Kemudian beberapa kali dia pergi ke Rumah Sakit Umum Carbonear pada awal Maret.
"Mereka memberiku resep untuk obat anti-mual, tetapi mereka tidak pernah melakukan tes darah, atau ultrasound, atau memeriksa detak jantung bayi," kata King.
Khawatir ada sesuatu yang salah, wanita 24 tahun ini pun mencoba untuk menemui ginekolognya lagi, tetapi jadwal temunya malah ditunda.
"Aku meminta janji karena sakit, tapi aku kira ada daftar tunggu yang panjang untuk masuk. Ada orang lain selain aku dan aku harus menunggu giliran," jelasnya.
Di usia kehamilan 12 minggu, King membuat janji lagi melakukan USG, untuk melihat seberapa jauh kehamilannya dan kapan tanggal jatuh tempo ia melahirkan.
![]() |
Namun karena COVID-19, USG dibatalkan karena dianggap tidak penting. Ia pun diminta untuk menunggu surat, yang nantinya direncanakan untuk melakukan pemeriksaan saat kehamilannya 20 minggu, yang merupakan waktu penting untuk menentukan kesehatan bayi.
"Aku punya doppler, alat untuk bisa mendengarkan detak jantung bayi. Biasanya pada usia 16 minggu sulit untuk menemukan detak jantung bayi, tetapi aku menemukan (detak jantung anakku) lebih awal, sehingga aku tahu ada sesuatu yang tidak beres ketika aku tidak bisa menemukan detak jantung bayi itu," jelasnya.
Akhirnya, dengan biaya murah, King pergi ke Klinik Athena di St. John's, yang bisa melakukan USG. Dia bisa masuk pada hari yang sama pada saat dia menelepon, jadi dia melakukan perjalanan satu jam ke St. John's.
"Saat itulah mereka memberiku kabar buruk. Bayi itu sudah pergi cukup lama dan aku tidak tahu," kata King.
King mengalami keguguran yang tidak disadari karena gejalanya tidak terlihat jelas. Tubuhnya juga tidak mengeluarkan jaringan kehamilan.
Dia pun diberikan pilihan untuk melakukan prosedur di klinik tersebut. Namun, ia memutuskan untuk melakukannya di dekat rumahnya saja.
"Aku hanya ingin menyelesaikannya, menyelesaikannya. Aku tidak ingin membawanya bersamaku," katanya.
Ibu muda satu anak ini mengatakan keyakinannya terhadap sistem layanan kesehatan telah terguncang. Ia mendesak pemerintah provinsi untuk menilai kembali apa yang dianggap penting.
"Sangat frustasi mengetahui saya tidak pernah mendapatkan perawatan kesehatan yang semestinya saya dapatkan," katanya.
"Aku hamil, saat ini aku 16 minggu, aku seharusnya melihat bayi itu ketika aku pergi ke ruang gawat darurat untuk mencari tahu apakah semuanya baik-baik saja. Tapi kenyataannya tidak." sambungnya.
Baginya, seharusnya ia bisa diberi tahu 8 minggu lebih cepat bahwa bayinya telah tiada. Ia sangat menyayangkan, semua orang telalu fokus pada COVID-19 dan mengesampingkan hal yang sebenarnya sama pentingnya.
"Ada begitu banyak orang sakit dan wanita hamil yang tidak menemui dokter mereka dan aku pikir USG ini seharusnya tidak dibatalkan," katanya.
"Aku hanya ingin melihat perubahan dalam bagaimana sistem perawatan kesehatan merawat orang hanya untuk COVID-19. Semua orang harus ditanggapi dengan serius, terutama ketika kita berpikir ada sesuatu yang salah," tukasnya.
Simak juga cara aman cegah kehamilan untuk ibu menyusui dalam video ini:
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Studi Temukan Ibu Hamil yang Terkena COVID-19 Lebih Berisiko Lahirkan Bayi Autisme

Kehamilan
Berapa Lama Waktu Maksimal Ibu Hamil Naik Pesawat? Ini Penjelasannya

Kehamilan
Panas yang Ekstrem Bisa Bahayakan Ibu Hamil? Ini Penjelasan Pakar Bun

Kehamilan
Fenomena Cuaca Panas Bisa Berdampak Serius Pada Bumil, Waspadai Dehidrasi

Kehamilan
6 Manfaat Ikan untuk Ibu Hamil, Termasuk Ikan Kakap


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Kebahagiaan Anggika Bolsterli Jalani Kehamilan Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda