kehamilan
Penelitian Ungkap: Risiko Autisme Lebih Tinggi pada Anak yang Ibunya Terkena COVID-19 saat Hamil
HaiBunda
Rabu, 05 Nov 2025 20:10 WIB
Daftar Isi
Siapa sangka, pandemi COVID-19 yang sudah lewat ternyata masih menyimpan banyak pelajaran untuk dunia kesehatan, terutama bagi para Bunda. Salah satunya datang dari penelitian baru yang mengungkap bahwa ibu hamil yang terkena COVID-19 berisiko sedikit lebih tinggi melahirkan anak dengan gangguan perkembangan seperti autisme.
Tapi, sebelum Bunda panik, yuk kita bahas dengan santai apa sebenarnya maksud temuan ini, seberapa besar risikonya, dan apa yang bisa Bunda lakukan untuk menjaga tumbuh kembang Si Kecil tetap optimal.
Penelitian tentang COVID-19 dan risiko autisme
Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Mass General Brigham, Amerika Serikat, dan hasilnya diterbitkan di jurnal Obstetrics & Gynecology. Para peneliti memantau lebih dari 18 ribu ibu hamil yang melahirkan antara tahun 2020 hingga 2021 masa pandemi sedang tinggi-tingginya.
Dari jumlah itu, sekitar 800-an ibu positif COVID-19 saat hamil. Setelah anak-anak mereka lahir dan tumbuh hingga usia tiga tahun, para peneliti menemukan bahwa anak dari ibu yang pernah kena COVID-19 lebih sering menunjukkan tanda-tanda gangguan perkembangan, termasuk autisme, dibandingkan anak dari ibu yang tidak terinfeksi.
Menariknya, risikonya terlihat lebih tinggi kalau infeksi terjadi di trimester ketiga dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
Namun, penelitian lain dari Columbia University menemukan hasil yang berbeda. Mereka menyebut bayi yang lahir selama pandemi, termasuk dari ibu yang pernah COVID, tidak memiliki peningkatan risiko autisme yang signifikan. Jadi, bisa dibilang para ilmuwan masih terus mencari tahu apa hubungan pastinya.
Penyebab peningkatan risiko autisme pada ibu hamil dengan COVID-19
Para ahli menduga penyebabnya bukan karena virusnya langsung menyerang janin, tapi karena reaksi tubuh ibu saat melawan virus.
Ketika tubuh melawan infeksi, sistem imun ibu melepaskan zat-zat peradangan (disebut sitokin). Nah, zat inilah yang bisa memengaruhi perkembangan otak janin, terutama kalau infeksi terjadi di masa penting seperti trimester ketiga, saat otak bayi sedang tumbuh pesat.
Selain itu, bayi laki-laki memang diketahui lebih sensitif terhadap stres dan perubahan hormon selama masa kehamilan, sehingga bisa sedikit lebih rentan terhadap gangguan perkembangan dibanding bayi perempuan.
Walaupun penelitian ini menemukan adanya peningkatan risiko, para ahli menegaskan bahwa angka risikonya tetap kecil secara keseluruhan.
Misalnya begini: Jika sebelumnya 1 dari 100 anak bisa mengalami autisme, pada ibu yang pernah terkena COVID-19 risikonya mungkin jadi sekitar 1,3 dari 100 anak. Jadi bukan berarti setiap ibu yang kena COVID akan punya anak dengan autisme, ya Bunda. Banyak faktor lain yang juga berperan seperti genetik, nutrisi selama hamil, stres, dan kesehatan ibu secara keseluruhan.
Dalam angka, peningkatan risiko dari 1,1 ke 2,7 persen memang terlihat besar secara persentase, tapi tetap kecil dalam jumlah nyata. Mayoritas anak yang ibunya pernah kena COVID-19 tetap tumbuh sehat, aktif, dan berkembang dengan baik.
“Ini bukan berarti setiap ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 akan punya anak autis,” kata Dr. Andrea Edlow, salah satu peneliti utama, seperti dikutip CNN.
Tapi temuan ini membantu kami memahami bagaimana infeksi bisa memengaruhi perkembangan saraf bayi,” tambahnya.
Cara mencegah infeksi COVID-19 saat hamil
Kalau Bunda sedang hamil, jangan khawatir berlebihan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan diri dan janin:
- Jaga imun tubuh dengan pola makan bergizi seimbang, istirahat cukup, dan rutin periksa ke dokter kandungan.
- Hindari infeksi sebisa mungkin, misalnya dengan tetap menjaga kebersihan tangan, memakai masker di tempat ramai, dan mengikuti anjuran vaksinasi dari dokter.
- Pantau tumbuh kembang anak setelah lahir. Kalau Bunda merasa si kecil agak lambat bicara, jarang menatap mata, atau sulit fokus, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter anak atau spesialis tumbuh kembang. Deteksi dan intervensi dini sangat membantu.
- Kelola stres, karena kesehatan mental ibu juga sangat berpengaruh pada tumbuh kembang bayi
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
ARTIKEL TERKAIT
Kehamilan
Studi Temukan Ibu Hamil yang Terkena COVID-19 Lebih Berisiko Lahirkan Bayi Autisme
Kehamilan
Alami Flu saat Hamil Bisa Picu Risiko Autisme pada Bayi? Simak Penjelasan Dokter
Kehamilan
Panas yang Ekstrem Bisa Bahayakan Ibu Hamil? Ini Penjelasan Pakar Bun
Kehamilan
Bolehkah Ibu Hamil Minum Larutan Penyegar? Ini Penjelasannya
Kehamilan
USG Tertunda karena Corona, Ibu ini Tak Sadar Janinnya Sudah Meninggal Lama
5 Foto
Kehamilan
5 Potret Kebahagiaan Anggika Bolsterli Jalani Kehamilan Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Studi Terbaru Tunjukkan Vaksin COVID-19 Tak Sebabkan Cacat Lahir pada Bayi
12 Vaksin Wajib untuk Ibu Hamil, Mulai yang Dianjurkan hingga Dilarang