Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Waspadai Mirror Syndrome pada Bayi Kembar, Kasus Langka yang Mematikan

Arina   |   HaiBunda

Sabtu, 01 Aug 2020 14:10 WIB

ilustrasi janin
Bahaya mirror syndrome pada kehamilan kembar/ Foto: iStock
Jakarta -

Akhir tahun lalu, kabar duka datang dari pasangan Irish Bella dan Ammar Zoni. Bayi kembar Irish Bella dan Ammar Zoni meninggal dunia saat usianya masih tujuh bulan dalam kandungan.

Sebenarnya mirror syndrome tak hanya terjadi pada bayi kembar tapi juga semua ibu hamil mungkin bisa mengalaminya. Meski sangat langka namun mirror syndrome 'mematikan', Bunda.

Yuk mengenal tentang mirror syndrome seperti yang dialami Irish Bella dan Ammar Zoni, kasus komplikasi kehamilan langka yang mematikan.

Apa Itu Mirror Syndrome?

Dilansir dari situs UMPC, mirror syndrome populer dengan nama ballantyne syndrome atau triple edema. Mirror syndrome terjadi ketika janin dalam kandungan mengalami penumpukan cairan yang tidak normal. Bersamaan dengan ibu hamil yang mengalami preeklampsia, suatu bentuk hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Mirror syndrome jarang dialami ibu hamil, bisa terbilang langka. Namun, ketika hal tersebut terjadi maka dapat membahayakan bayi serta sang ibu yang mengandung.

Disebut membahayakan karena ada hubungan yang tak biasa dari janin dan plasenta dengan edema ibu. Bayi dan ibunya bisa meninggal dunia jika tidak tertangani dengan baik.

Mirror syndrome pertama kali dijelaskan oleh John William Ballantyne pada 1882. Tak heran kalau mirror syndrome juga sering disebut ballantyne syndrome.

ilustrasi USGBahaya mirror syndrome pada kehamilan kembar/ Foto: iStock

Gejala Mirror Syndrome

  1. Terdapat pembengkakan yang parah pada rahim.
  2. Mengalami hipertensi.
  3. Berat badan naik signifikan dalam waktu singkat.
  4. Terdapat protein dalam urin.
  5. Mengalami hemodilusi (ditemukan dalam tes darah). Hemodilusi merupakan kondisi di mana ditemukannya banyak plasma dalam darah dan jumlah sel darah merah lebih rendah.
  6. Terdapat peningkatan cairan.

Penyebab Mirror Syndrome

Penyebab mirror syndrome biasanya karena kumpulan cairan dalam janin. Cairan yang menumpuk di bawah kulit, perut, sekitar paru-paru, serta jantung.

Dikutip dari Very Well Family, penumpukan cairan bisa terjadi karena beberapa masalah berikut:

  • Masalah jantung
  • Gangguan metabolisme dalam tubuh
  • Anemia
  • Infeksi
  • Genetik
  • Twin-to-twin transfusion syndrome (biasa dialami bayi kembar)

Masalah pada janin ini kemudian menyebabkan gejala preeklampsia pada ibu. Kemungkinan cairan yang menumpuk itu bisa berada di paru-paru.

Cara Mengobati Mirror Syndrome

Lalu, bagaimana cara mengobati mirror syndrome agar tidak membahayakan ibu dan bayi dalam kandungan? Jawabannya sangat bervariasi tergantung kondisi ibu hamil.

Dalam banyak kasus, persalinan prematur dianjurkan untuk melindungi kesehatan ibu. Layaknya preeklampsia, ibu hamil yang mengalami mirror syndrome harus segera melahirkan agar tidak menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Namun hal ini bisa mempengaruhi kesehatan janin, terutama bila hamil bayi kembar.

Untuk itu, ketika Bunda memiliki gejala mirror syndrome atau preeklampsia, penting menganggapnya serius. Pastikan segera pergi ke dokter ya, Bunda.

Bunda pun perlu perawatan prenatal secara teratur yang bisa membantu memantau apakah itu tanda-tanda preeklampsia atau kehamilan biasa. Semua tergantung bagaimana Bunda melakukan pengobatan.

"Setelah menjalani tes kehamilan positif, penting untuk ke dokter. Kami dapat melakukan tes tambahan untuk memastikan kesehatan bayi Anda. Seperti tes darah, USG, dan tes janin," ungkap Adeline Nukung, MD, dokter kandungan dan ginekologi dilansir laman official Beebe Healthcare.

Meski mirror syndrome jarang terjadi tapi berpotensi sangat serius. Akan tetapi, bisa diobati kok Bunda. Bahkan jika merasa seolah-olah Bunda bereaksi berlebihan terhadap perubahan dalam tubuh selama kehamilan, penting untuk memberi tahu dokter demi melakukan yang terbaik.

Tindakan dini menjadi kunci dalam diagnosis dan pengobatan mirror syndrome. Apa Bunda pernah mengalaminya?

Bunda, simak juga yuk kisah anak kembar yang terpisah selama 16 tahun dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda