
kehamilan
Baby Blues Bisa Terjadi saat Kehamilan, Simak Gejalanya Bun
HaiBunda
Selasa, 27 Jul 2021 15:40 WIB

Kebanyakan orang memahami bahwa baby blues hanya terjadi setelah melahirkan, terutama karena proses adaptasi dengan rutinitas baru mengurus si Kecil. Namun nyatanya, baby blues juga bisa terjadi selama kehamilan.
Kondisi ini dikenal dengan sebutan depresi antepartum (antepartum depression). Demikian dilansir Healthline.
Baca Juga : 3 Tanda Baby Blues dalam Pandangan Islam |
Jika umumnya kehamilan dianggap bisa menjadi momen yang menyenangkan, sering kali dalam beberapa kasus justru bisa memicu stres dan kecemasan. Ditambah dengan ketidakstabilan hormon, bunda hamil pun jadi semakin rentan mengalami depresi.
Baby blues saat hamil, bisakah dihilangkan dengan cepat?
Depresi merupakan gangguan mood yang umum terjadi pada siapa saja. Diam-diam kondisi ini dapat menyebabkan perasaan sedih yang tidak bisa dihilangkan dengan cepat.Â
Ya, depresi lebih dari sekadar 'kesedihan'. Secara teori, mengatasi diagnosis depresi umumnya memerlukan waktu secara bertahap.
Depresi antepartum hanya terjadi selama kehamilan. Kadang-kadang, masalah mirip baby blues ini disebut juga sebagai depresi prenatal atau depresi perinatal.
Gejala baby blues saat hamil
Masalah baby blues saat hamil terkadang tak bisa cepat dikenali, sebab mirip seperti gejala kehamilan pada umumnya. Ini termasuk:
- Tingkat energi yang lebih rendah dan mudah lelah
- Penurunan nafsu makan
- Gangguan pola tidur
- Penurunan libido
Jika Bunda mengalami depresi antepartum, tanda dan gejala lain yang mungkin terjadi yakni:
- Sangat cemas
- Memiliki harga diri yang rendah
- Sering merasa takut dan seperti tidak siap
- Kehilangan minat pada aktivitas kesukaan
- Merasa tidak termotivasi untuk mengurus diri sendiri dan janin
- Tidak nafsu makan
- Berat badan tidak naik dengan cukup atau justru turun
- Kurang tidur
- Memiliki pikiran untuk bunuh diri
Penyebab dan faktor risiko baby blues saat hamil
Sampai  saat ini, belum diketahui mengapa sebagian bunda hamil mengalami depresi antepartum, sementara yang lainnya tidak. Diduga kuat kemungkinan ada kondisi kesehatan atau faktor risiko tertentu yang menambah risiko kejadian depresi antepartum. Beberapa di antaranya:
Tidak mendapatkan dukungan sosial
Kehamilan merupakan fase yang rentan membuat Bunda kewalahan, terutama jika tidak ada dukungan penuh dari lingkungan. Bergabung dengan grup sesama bunda hamil bisa menjadi cara yang baik untuk belajar tentang kehamilan, sekaligus mencegah depresi antepartum.
Sebuah studi menemukan bahwa memiliki dukungan dari orang terdekat selama kehamilan, termasuk dari suami, keluarga, atau sesama bunda hamil, dapat membantu mengurangi risiko depresi antepartum alias baby blues.
Stres dan gangguan mood lainnya
Penelitian medis menemukan bahwa wanita yang memiliki jenis gangguan mood lain, seperti kecemasan dan depresi, mungkin lebih mungkin mengalami baby blues saat hamil.
Kualitas tidur selama kehamilan
Kualitas dan kuantitas tidur nyenyak sangat penting untuk bunda hamil. Sebuah studi menunjukkan adanya hubungan antara kurang tidur dan gejala depresi antepartum, termasuk seperti keinginan untuk bunuh diri.
Para peneliti menemukan bahwa meningkatkan kualitas tidur saat hamil dapat membantu mengatasi gejala depresi antepartum.
Kurang asupan nutrisi
Beberapa penelitian juga menemukan hubungan dengan tingkat nutrisi yang rendah dan risiko depresi. Salah satunya kurang asupan vitamin D. Rendahnya tingkat asupan vitamin B dan mineral, seperti zat besi dan zinc, juga dianggap ambil peran.
Efek baby blues saat hamil pada kondisi janin
Depresi antepartum dapat memengaruhi lebih dari kesehatan mental dan emosional Bunda. Diyakini gangguan ini juga dapat memengaruhi kesehatan fisik dan kesejahteraan janin.
Studi telah menemukan bahwa depresi antepartum dapat menyebabkan risiko kesehatan yang serius selama dan setelah kehamilan, seperti:
- Preeklamsia
- Berat badan lahir rendah
- Persalinan dini (prematur)
- Depresi pascapersalinan
Baby blues saat hamil juga dapat memengaruhi perkembangan otak janin. Bayi yang lahir dari bunda dengan depresi antepartum yang tidak diobati memiliki risiko lebih tinggi mengalami kesulitan belajar dan masalah perilaku.
Pemeriksaan dan diagnosis depresi antepartum
Jika mengalami beberapa tanda stres saat hamil, penting untuk melakukan skrining atau tes depresi antepartum sesegera mungkin. Mintalah tes skrining kepada dokter, yang biasanya berupa kuesioner tentang bagaimana perasaan Bunda secara emosional.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan agar dokter dan penyedia layanan kesehatan lainnya memeriksa risiko depresi antepartum setidaknya sekali selama kehamilan.Â
Pada intinya, baby blues saat hamil alias depresi antepartum adalah jenis depresi yang rentan dialami wanita selama kehamilan. Jika memiliki masalah ini, bergantung pada tingkat keparahannya Bunda mungkin memerlukan perawatan medis.
Baca Juga : Waspadai, 13 Ciri Ibu Hamil Alami Depresi |
Segera lakukan konsultasi dengan dokter tentang skrining depresi antepartum jika diperlukan. Dokter nantinya akan menentukan rencana terbaik untuk mengobati depresi Bunda selama kehamilan.
(som/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Amankah Mengonsumsi Obat Penyakit Tiroid saat Hamil?

Kehamilan
Janin Pipis Dalam Kandungan, Ini yang Dirasakan Ibu Hamil

Kehamilan
Penting, Ibu Hamil Harus Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Naik Pesawat

Kehamilan
Virus Corona pada Ibu Hamil Dapat Merusak Plasenta? Ini Penjelasan Ahli

Kehamilan
6 Tips Sehat Ibu Hamil dengan Diabetes, Pilih Dokter Paling Penting


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Felicya Angelista Hamil 7 Bulan, Ungkap Naik 12 Kg
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda