Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mengenal CITO, Tindakan untuk Menolong Lesti Kejora saat Persalinan Prematur

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 06 Jan 2022 16:53 WIB

Lesti Kejora dan Rizky Billar
Lesti Kejora Melahirkan Anak Pertama dengan Cito/ Foto: Instagram @rizkybillar

Lesti Kejora melahirkan anak pertamanya melalui operasi caesar cito. Istri Rizky Billar ini mesti melahirkan secara prematur di usia kehamilan 34 minggu karena kondisi kesehatannya menurun, Bunda.

Tindakan operasi caesar cito yang dilakukan Lesti memang masih jarang diketahui para Bunda hamil alias bumil. Lalu apa sih cito pada persalinan prematur? Apa indikasi seorang wanita harus melahirkan dengan prosedur ini ya?

Staf Medis Women Health Service RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, dr. Ilham Utama Surya, SpOG, menjelaskan, cito adalah persalinan darurat yang memang tidak bisa lagi untuk ditunda. Pada kondisi ini, kontraksi melahirkan bisa muncul di usia kehamilan belum cukup bulan.

"Kalau secara normal, ada kontraksi pada rahim yang bisa mengakibatkan bayi keluar. Nah, ini kontraksinya terjadi saat usia kehamilan di bawah 37 minggu," kata Ilham saat dihubungi HaiBunda, belum lama ini.

Ada hal-hal yang membuat persalinan harus dilakukan dengan prosedur cito atau spontan. Pada persalinan spontan, rasa mulas dapat terjadi tiba-tiba dan bisa menyebabkan bayi keluar. Ada juga keadaan tertentu yang membuat bayi itu harus dikeluarkan, biasanya ada indikasi pemberat di ibu atau janinnya.

Banner Blak-Blakan Mommy ASF Layangan Putus

Cito untuk menyelamatkan bumil dan janin

Persalinan cito dipandang sebagai salah satu metode untuk menyelamatkan bayi dan ibunya. Persalinan cito ini perlu dilakukan dalam waktu tepat, Bunda.

"Kalau perjalanan penyakit menjadi lebih parah dan akhirnya harus memilih salah satu, ya harus diputuskan bisa ibu atau bayinya atau keduanya tidak bisa diselamatkan," ujar Ilham.

Persalinan cito itu tak hanya dilakukan melalui operasi caesar lho. Ilham mengatakan, prosedur melahirkan cito juga bisa dilakukan pada persalinan normal atau pervaginam.

"Mau pervaginam atau operasi caesar, tujuan cito ini untuk memperbaiki kondisi ibu atau bayinya. Tapi memang kebanyakan adalah operasi caesar," kata Dosen di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Metode melahirkan cito sama dengan prosedur persalinan pada umumnya. Namun, proses melahirkan ini perlu dilakukan dengan tepat, terutama pada bumil yang mengalami perburukan karena kondisi kesehatannya.

"Melahirkan bayi itu dapat mengubah sistem yang ada di ibu, yang semuanya ditujukan untuk mendukung janin dalam rahim. Ketika ada suatu penyakit, sistem bisa berubah dan bisa memperburuk keadaan ibu atau bayinya. Kalau rantai itu diputus dengan persalinan, harapannya adalah keadaan bisa kembali seperti semula," ungkap Ilham.

Untuk mengetahui indikasi melahirkan cito, baca di halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga penyebab Lesti Kejora melahirkan lebih cepat, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

INDIKASI BUMIL MELAHIRKAN CITO

Lesti Kejora

Lesti Kejora Melahirkan Anak Pertama dengan Cito/ Foto: Instagram @lestykejora

Indikasi bumil melahirkan cito

Dokter mengambil tindakan melahirkan cito pasti dengan pertimbangan yang matang, Bunda. Ada dua indikasi atau faktor yang memicu bumil melahirkan cito, yakni faktor pemberat dari bumil dan janin.

Faktor pemberat dari bumil seperti preeklampsia, penyakit metabolik, autoimun, atau kardiovaskuler. Jika kehamilan harus dipertahankan, maka bisa membahayakan janin.

Sementara itu, faktor pemberat dari janin dapat berupa kegawatdaruratan pada bayi, seperti ukuran bayi terlalu kecil atau suasana kandungan tidak mendukung perkembangan janin.

"Jadi yang harusnya bayi bisa bertahan dalam rahim selama 9 bulan, tapi karena suasana tidak mendukung, bayi harus segera keluar. Keadaan ini bisa karena ketuban pecah yang menyebabkan bayi tertekan atau bayi terlalu kecil sehingga asupan gizi ke bayi tidak optimal," ujar Ilham.

Cara deteksi kondisi bumil dan janin

Selama antenatal care, dokter biasanya melihat kondisi pemberat pada bumil atau bayinya. Dokter lalu memutuskan, apakah ada pemberat yang membuat bayi harus segera dilahirkan atau tidak.

Selain itu, dokter juga akan melihat keluhan dari Bunda yang bisa menjadi kawaspadaan selama masa kehamilan. Untuk menegakkan diagnosis, bumil akan melakukan cek laboratorium untuk skrining kondisinya.

Sedangkan untuk bayi dalam kandungan, dokter akan melihat dari USG dan kardiotopografi. Dari pemeriksaan USG, dokter bisa melihat kondisi tumbuh kembang, plasenta, dan aliran darah janin. Sementara dari kardiotopografi, dokter akan melihat pergerakan dan denyut jantung bayi.

"Jadi kita bisa memprediksi bayi dalam keadaan yang baik atau kurang baik," kata Ilham.


(ank/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda