
kehamilan
7 Tanda Ovulasi Gagal, Dapat Dikenali dari Siklus Haid Lho Bunda
HaiBunda
Jumat, 08 Apr 2022 17:12 WIB

Bunda berencana untuk program hamil atau promil? Sebelum promil, sebaiknya pahami dulu proses ovulasi dan siklus haid yang memengaruhi peluang hamil ya.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan, siklus haid adalah hari pertama keluar darah haid (hari 1) dari satu periode haid hingga hari pertama darah haid keluar berikutnya. Siklus haid rata-rata berlangsung selama 28 hari, Bunda.
Dalam siklus haid normal, ovarium akan melepaskan sel telur. Proses ini disebut ovulasi.
Nah, dalam siklus haid rata-rata 28 hari, ovulasi terjadi sekitar 14 hari sebelum dimulainya periode haid berikutnya. Jumlah hari antara ovulasi dan awal periode haid adalah yang paling konsisten dalam siklus haid.
"Setelah sel telur dilepaskan, dia bergerak menuruni tuba falopi menuju rahim," tulis ACOG dalam laman resminya.
Sel telur yang bergerak ke tuba fallopi akan tinggal di sana selama 12 hingga 24 jam, di mana dia dapat dibuahi. Dilansir Mayo Clinic, sperma dapat hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama lima hari setelah hubungan seksual dalam kondisi yang tepat. Peluang Bunda untuk hamil paling tinggi ketika sperma hidup hadir di saluran tuba selama ovulasi.
Perlu diketahui ya, panjang siklus setiap orang mungkin berbeda, dan waktu antara ovulasi serta awal periode haid berikutnya mungkin berbeda. Untuk memastikannya, Bunda bisa mencatat menggunakan kalender haid setiap datang bulan.
![]() |
Ovulasi gagal
Proses ovulasi bisa gagal lho, Bunda. Ovulasi gagal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana sel telur tidak dilepaskan dari ovarium.
Sementara itu, anovulasi adalah segala sesuatu yang mengganggu proses ovulasi. Dikutip dari Web MD, anovulasi bertanggung jawab atas sekitar 30 persen masalah kesuburan pada wanita.
Anovulasi adalah proses kompleks yang melibatkan banyak organ, kelenjar, dan hormon. Berikut beberapa penyebabnya:
- Polycystic ovarian syndrome (PCOS)
- Insufisiensi ovarium prematur atau Premature ovarian insufficiency (POI).
- Disfungsi kelenjar hipotalamus atau hipofisis
- Diminished ovarian reserve (DOR)
- Functional hypothalamic amenorrhea (FHA)
- Menopause
- Berat badan terlalu rendah atau berlebih (obesitas)
![]() |
Tanda ovulasi gagal
Ovulasi gagal terkadang tidak dapat terdeteksi atau dirasakan wanita. Siklus haid yang normal bahkan tak selalu berarti bahwa ovulasi sedang terjadi atau gagal. Namun, beberapa tanda ovulasi gagal dapat meliputi:
1. Tidak mengalami haid
Tidak mengalami haid dikenal juga dengan istilah amenorrhea. Kondisi ini terjadi ketika Bunda melewatkan periode haid bulanan.
Amenorrhea normal dialami selama masa kehamilan atau setelah menopause. Tetapi, jika Bunda melewatkan di luar waktu tersebut, itu mungkin merupakan tanda ovulasi gagal.
2. Tidak memiliki lendir serviks
Beberapa wanita akan menghasilkan lendir serviks. Tapi, ada pula yang tidak menghasilkan lendir serviks sama sekali, Bunda. Hal ini dapat menunjukkan masalah dalam proses ovulasi.
"Beberapa kondisi medis, seperti PCOS, membuat ovulasi lebih kecil kemungkinan terjadinya. Berat badan kurang juga dapat menyebabkan tubuh tidak bisa berovulasi," ujar Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH, mengutip Medical News Today.
3. Darah haid yang keluar berlebihan atau banyak
Darah haid yang berlebihan dapat menjadi tanda ovulasi gagal. Banyak atau tidaknya darah haid yang keluar dapat dilihat dari berapa kali Bunda mengganti pembalut dalam sehari.
Darah haid dianggap normal bila mengganti pembalut 3 kali sehari. Total wanita kehilangan darah dalam sehari adalah sekitar 90 cc, Bunda.
4. Darah haid yang keluar cenderung lebih sedikit
Tak cuma darah haid banyak, darah haid yang keluar sedikit pun bisa menjadi pertanda ovulasi gagal. Darah haid sedikit umumnya hanya terjadi pada wanita yang pertama kali haid atau memasuki masa menopause.
Untuk memastikannya, Bunda perlu membandingkan darah haid yang keluar setiap bulan. Jika bulan ini cenderung lebih sedikit dari bulan lalu, itu dapat menjadi pertanda ovulasi gagal.
5. Suhu tubuh basal tidak teratur
Suhu basal tidak teratur dapat menjadi pertanda ovulasi gagal, Bunda. Sebab, saat ovulasi terjadi, suhu basal akan naik secara bertahap.
Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi sejumlah faktor, salah satunya hormon. Saat Bunda ovulasi, hormon progesteron bisa menyebabkan suhu tubuh naik dan dapat bertahan selama dua minggu. Kemudian tepat sebelum haid dimulai, hormon progesteron akan turun dan menyebabkan suhu basal juga ikut turun.
6. Tidak terasa kram atau nyeri saat haid
Sudah sewajarnya Bunda mengalami kram dan nyeri saat haid. Perlu Bunda ketahui, ada nyeri haid yang normal dan tidak normal. Dikatakan normal bila disebabkan karena hormon prostaglandin.
Saat haid, kondisi dinding rahim akan luruh karena tidak dibuahi. Selama proses itu, hormon prostaglandin akan bekerja dan menjadi penyebab nyeri haid pada kondisi normal.
Bila Bunda tidak merasa keram atau nyeri haid, kemungkinan menjadi tanda ovulasi gagal. Untuk memastikanya, Bunda bisa periksa ke dokter ya.
7. Telat haid
Telat haid tak selalu menjadi pertanda hamil. Bunda bisa saja mengalami kegagalan ovulasi saat telah haid.
Siklus haid terjadi karena adanya produksi hormon tertentu dalam tubuh wanita. Rata-rata siklus haid adalah 28 hari dengan durasi sekitar 4-6 hari.
Simak juga 5 tips dari dokter kandungan untuk Bunda agar cepat hamil, dalam video berikut:
(ank/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Perbedaan Masa Subur dan Ovulasi pada Perempuan

Kehamilan
Salah Satu Tanda Tubuh Bunda Masuki Masa Subur: Muncul Rasa Mual

Kehamilan
17 Makanan Bantu Tingkatkan Kesuburan saat Jalani Program Hamil

Kehamilan
10 Persiapan Sebelum Jalani Program Hamil

Kehamilan
Saat Program Hamil, Dukungan untuk Suami Juga Penting Diberikan


5 Foto
Kehamilan
5 Gambar Test Pack Positif Hamil, Tak Selalu Muncul Dua Garis Lho
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda